Istri Kecilku Sudah Dewasa

Demi Mendapatkan Cinta Seseorang, Jadi Tidak Memedulikan Segalanya



Demi Mendapatkan Cinta Seseorang, Jadi Tidak Memedulikan Segalanya

2"Baik," jawab dua jenderal pasukan tengkorak itu dengan sangat tenang. Namun tak terlihat bahwa sebenarnya mereka memiliki misi yang sangat kuat dan tidak tersirat omong kosong sama sekali. Setelah mengiyakan perintah dari pria berjubah hitam yang ada di atas takhta, mereka pun menghilang dan pergi secepat kilat.     

Di dalam hati pengawal ketiga dan pengawal kedua belas sekarang, seolah ada binatang buas yang tengah berlarian. Wow, gila! Tuan bahkan sampai menggerakkan pasukan tengkorak untuk mencari dan membawa pulang Nyonya kecil! Wow wow, gila!     

Pengawal kesembilan yang sedari tadi diam melihat ini, tanpa sadar terlihat gejolak lain di wajah tampannya yang sedingin es, persis seperti gaya Tuan mereka itu. Iya benar, Nyonya kecil memang orang yang paling dipedulikan oleh Tuan. Jadi tentu saja Tuan akan menggunakan jenderal terbaik yang dimilikinya, benar-benar mengagumkan.      

Hanya saja, jika bisa bertindak segila ini, suatu hari nanti, Tuan... Hanya demi mendapatkan cinta seseorang jadi tidak memedulikan segalanya, batin pengawal kesembilan.     

Pengawal kesembilan tiba-tiba merasa kalau pemikirannya ini semakin melampaui otoritas dari Tuannya. Dia pun buru-buru memaksa pemikiran ini kembali ke dasar perutnya. Namun, ketika baru saja menekan apa yang dipikirkannya barusan, tiba-tiba di samping tubuhnya muncul adegan kecil yang mengejutkannya.     

Bruak!     

Xiao Denglong yang berbeda dengan pengawal lainnya, yang sedang tercengang di tempatnya itu, seolah tengah melihat sesuatu yang sangat menakutkan dan mengerikan. Pupilnya naik ke atas dan menyisakan warna putih, lalu kepalanya miring, kemudian dia langsung pingsan dan jatuh ke lantai.      

Pengawal ketiga melihat ini, jadi dia bergegas menghampiri Xiao Denglong untuk memapahnya, sehingga Xiao Denglong langsung jatuh ke dalam dekapan pengawal ketiga.     

Pengawal kesembilan pun tercengang saat melihat ini.     

Pengawal ketiga mengangkat matanya dan melirik pengawal kesembilan yang ekspresinya begitu dingin itu. Hatinya langsung bergetar. Dia pun langsung menyadari apa yang terjadi.      

Padahal dirinya jelas-jelas tidak melakukan kesalahan apapun, tapi dia hanya bisa mengedipkan mata merasa bersalah. Pengawal ketiga pun buru-buru menaruh Xiao Denglong yang telah pingsan di dekapannya itu ke dalam dekapan pengawal kedua belas.     

Pengawal kedua belas tercengang, dia tertegun bingung. Setelah pengawal ketiga dan pengawal kesembilan pergi, dia langsung menyadari. Ternyata dia berhutang budi kepada pengawal ketiga, sehingga dia pun dengan ramah membawa Xiao Denglong ke dalam dekapannya.     

***     

Setelah semua orang pergi, tangan Xuanyuan Pofan yang memegang catatan kertas itu kembali membuka catatan kertas itu. Dia lalu kembali membacanya berkali-kali, barisan tulisan jelek di catatan kertas tersebut. Wajah tampannya tampak seperti sinar hangat matahari.     

Si kucing kecilku bisa-bisanya cemburu. Hahaha. Apalagi cemburu dengan dirinya sendiri, batinnya.     

Walaupun Xuanyuan Pofan tahu kalau Liuli Guoguo yang sekarang ini tidak memiliki ingatan di masa kehidupan sebelumnya. Tapi dia tahu kalau si kucing kecilnya itu cemburu dengan gadis lain. Walaupun gadis itu sebenarnya adalah dirinya sendiri.      

Xuanyuan Pofan benar-benar senang sekali. Gadis kecilku ini cemburu karena dirinya sendiri, lalu marah. Hahahaha, batinnya.     

Xuanyuan Pofan tidak bisa menahan diri untuk tertawa lagi seperti anak kecil. Hanya saja, tiba-tiba dia menyadari sesuatu di dalam hatinya. Entah mengapa hatinya langsung terasa sakit. Sebab, beberapa hari ini pasti si kucing kecilnya merasa sedih.     

Hari itu, dirinya mengamuk seperti itu, lalu si kucing kecilnya demam tinggi dan dia bahkan tidak pergi menjenguk kucing kecilnya. Ditambah lagi, di pikiran gadis kecilnya itu pasti tengah membayangkan pemandangan gadis lainnya di dalam hati Xuanyuan Pofan.     

Xuanyuan Pofan memegang dadanya dan merasa kalau dirinya sungguh bajingan. Padahal si kucing kecilnya, di kehidupan ini baru berusia berapa. Dia masih sangat kecil, tapi beberapa hari ini dia harus menderita begitu banyak hal yang menyakitkan dan menyedihkan.      

Xuanyuan Pofan yang marah dan cemburu karena kalimat, 'Ye Mingyou, jangan pergi', dengan tega tidak pergi menjenguknya. Tidak ingin merindukannya dan bahkan tidak ingin mengkhawatirkannya.      

Semakin memikirkan ini, hati Xuanyuan Pofan pun semakin sakit. Dia lalu mengerutkan keningnya dengan erat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.