Istri Kecilku Sudah Dewasa

Jangan-jangan Sudah Gila Karena Obsesi



Jangan-jangan Sudah Gila Karena Obsesi

3Paviliun Chiming,     

Di halaman belakang terus berbunyi suara tebasan pedang, bahkan satu rumput pun sampai tidak berani muncul di tanah. Semua rumput, kayu, bunga dan batu, semuanya ditebas hancur dan menjadi abu yang tajam oleh bilah pedang pria itu. Lalu ditiup bersih oleh angin akhir musim gugur.     

Di tengah halaman belakang yang sepi dan tandus, seorang pria berambut panjang dengan mata merah menyala sedang berlatih pedang untuk menghilangkan keresahan hatinya. Satu persatu gerakannya membuat orang lain bergidik ngeri.      

Sekelilingnya begitu dingin dan sunyi seperti es salju yang telah membeku puluhan ribu tahun. Tak terlihat angin musim semi sama sekali, dan hanya ada es yang membeku bertahun-tahun.     

"Kakak kesembilan, cepat pikirkan cara dong. Tuan sudah berlatih pedang selama empat hari empat malam tanpa berhenti. Jika terus seperti ini, walaupun Tuan adalah berkah keberuntungan negeri dan memiliki jurus kekuatan sihir yang luar biasa hebat. Tetap saja tubuhnya lama kelamaan tidak akan tahan. Jangan-jangan, Tuan sudah gila karena obsesinya."     

Pengawal kedua mencondongkan tubuhnya ke samping pengawal kesembilan. Saat mengatakan ini, tubuhnya tiba-tiba bergidik. Gila? Gila? Gila karena obsesi? batinnya.      

Pengawal kedua belas baru menyadari apa yang barusan dia katakan kepada pengawal kesembilan, jadi terkejut dan ketakutan sendiri. Tuan apa benar-benar jadi begitu? batinnya lagi. Rasanya dia hampir gila sendiri.     

Pengawal kesembilan mendengarkan apa yang dikatakan oleh pengawal kedua belas, lalu dia melihat Tuannya yang berada di kejauhan. Dia hanya diam dan tidak mengatakan apa-apa, namun seluruh tubuhnya menegang.      

Apa yang bisa kulakukan? Setiap kali Tuan berlatih pedang dengan menggila seperti ini, pasti hanya karena Nyonya kecil. Tidak peduli gila karena obsesi atau apapun. Tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa, batinnya.     

Sebab, pengawal kesembilan dan belasan pengawal lainnya sama-sama tidak bisa mengendalikan Tuan mereka sama sekali.     

"Kakak kesembilan, lebih baik aku pergi ke halaman Liuli Guoguo saja. Mungkin saja jika Nyonya kecil datang ke sini, Tuan akan berhenti," kata pengawal kedua belas sambil menggertakkan giginya kepada pengawal kesembilan.     

"Tidak boleh!" jawab pengawal kesembilan dengan dinginnya, "Tuan telah memberi perintah, tidak boleh pergi mengganggu Nyonya kecil."     

Pengawal kedua belas cemas dan panik, "Kakak kesembilan, aku tahu. Tapi hanya Nyonya kecil yang dapat menyelesaikan dan memecahkan masalah di dalam hati Tuan. Walaupun Tuan sudah menurunkan perintah, aku merasa tidak boleh hanya melihat Tuan menggila seperti ini dong."     

Pengawal ketiga berpikir sejenak, lalu ikut menggertakkan giginya. Dia juga maju dan berkata, "Adik kesembilan, aku setuju dengan ide adik kedua belas." Walaupun pengawal ketiga lebih tua daripada pengawal kesembilan, tapi mengenai kekuatan sihir, kecerdasan dan pengetahuan, pengawal kesembilan jauh lebih unggul darinya.     

"Tidak boleh!" kata pengawal kesembilan lagi dengan dinginnya. "Kita ini adalah pengawal pribadi Tuan. Hanya boleh mematuhi aturan, dan tidak untuk berdiskusi." Aku juga ingin meminta Nyonya kecil datang ke sini. Tapi ini malah akan menakuti Nyonya kecil nantinya. Penampilan Tuan yang seperti ini, jika dilihat oleh Nyonya kecil, hmmm, batinnya.     

"Kakak kesembilan, aku setuju dengan pemikiranmu itu. Kita memang hanya mematuhi aturan dan tidak ada diskusi. Tapi, Nyonya kecil selamanya adalah pengecualian."      

Pengawal kedua belas jarang sekali seserius ini. Dia kemudian mengepalkan tangan ke depan dada untuk memberi hormat kepada pengawal kesembilan. Lalu menggertakkan gigi, berbalik dengan cepat dan berlari keluar.     

Pengawal ketiga melihat punggung pengawal kedua belas yang berlari keluar, dia pun menoleh ke pengawal kesembilan dengan ekspresi kecewa. "Adik kesembilan, kamu terlalu dingin. Jika kakak tertua ada di sini, dia pasti tidak akan mungkin tidak peduli dan hanya melihat ini semua."     

Pengawal kesembilan tercengang.     

Begitu pengawal ketiga selesai bicara kepada pengawal kesembilan. Dia dengan cepat berbalik dan mengejar pengawal kedua belas. "Adik kedua belas, tunggu aku. Aku ikut pergi denganmu menemui Nyonya kecil!"     

Pengawal kesembilan melihat ini. Di bawah dilema, dia akhirnya tidak menghentikan pengawal ketiga dan pengawal kedua belas. Hanya diam dan menghela napas berat. Lalu, hal yang tak disangka terjadi. Pengawal ketiga dan pengawal kedua belas dengan cepat kembali lagi.     

"Tuan, buruk. Nyonya kecil hilang!"     

Xiao Denglong bertemu dengan pengawal ketiga dan pengawal kedua belas yang sedang berjalan menuju halaman Liuli Guoguo di tengah jalan. Pada saat ini, dia mengikuti di belakang pengawal ketiga dan pengawal kedua belas, berlari dengan paniknya ke paviliun Chiming.     

Dengan napas yang sangat tidak teratur, dan mata sembab memerah. Xiao Denglong buru-buru mengulangi ucapan pengawal ketiga, "Tuan, Nyonya kecil hilang. Nyonya kecil pergi!" Hiks hiks hiks...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.