Kamu Memainkan Mainanmu, Aku Makan Makananku
Kamu Memainkan Mainanmu, Aku Makan Makananku
Huhuhu Nyonya kecil, ini adalah perintah dari Tuan, saya juga tidak punya pilihan lain... batin Xiao Denglong. Dia mengedipkan mata dan menggunakan tatapan seperti sedang menangis ketika menatap Liuli Guoguo.
"Cepatlah makan, jika makanan lebih awal dicerna, kamu bisa tidur lebih awal. Tidak boleh begadang." Xuanyuan Pofan menepuk pantat Liuli Guoguo dan berkata dengan nada bicara yang serius.
Pipi Liuli Guoguo memerah, dan dia menjawab singkat dengan patuh. Dia paling dulu menyantap pangsit Wufu berwarna ungu. Karena tidak ada celupan gula, dia langsung memasukkannya ke dalam mulut kecilnya. Dia mendorong celupan cuka menjauh, dan dia tidak akan makan cuka.
Xuanyuan Pofan mengerucutkan bibitnya dan memainkan daun telinga Liuli Guoguo.
"Kakak Po, kamu jangan memainkan telingaku, aku sedang makan, aku sangat sibuk." Liuli Guoguo menolak tindakan Xunayuan Pofan karena celupan gula yang tidak diberikan oleh Xuanyuan Pofan. Di dalam lubuk hatinya masih ada kemarahan pada Xuanyuan Pofan.
"Kalau begitu jangan makan." Xuanyuan Pofan mengerucutkan bibirnya.
"..."
Liuli Guoguo baru saja mencapit pangsit dan terjatuh kembali ke dalam piring karena terkejut oleh perkataan Xuanyuan Pofan. Dia segera menoleh, menyentuh Xuanyuan Pofan dan pura-pura tersenyum.
"Hehe, kakak Po, aku hanya bercanda, kamu mainkan saja telingaku, dan aku akan memakan makananku, tidak akan terpengaruh."
Liuli Guoguo tahu, kakak Po-nya adalah pria yang sangat nakal. Dia benar-benar bisa melakukan apapun termasuk segera memindahkan makan malamnya. Jadi, Liuli Guoguo tentu sangat mengetahui keadaan saat ini.
Liuli Guoguo berubah menjadi kucing kecil yang sangat patuh. Dia terus bersandar di pelukan Xuanyuan Pofan, dan membiarkan pria itu memainkan salah satu bagian tubuhnya. Sedangkan dia, makan beberapa makan malam yang lezat sendirian.
Tidak lama kemudian, seluruh aula mengeluarkan suara tertawa yang sangat kencang. Pangsit yang manis dan renyah, dicapit dengan rasa bahagia di atas penderitaan orang lain.
"Krucuk krucuk..."
Tiba-tiba terdengar suara karena perut Xuanyuan Pofan keroncongan.
"Hahaha, Kakak Po, kamu masih saja mengatakan tidak lapar, tapi perutmu sendiri sudah menjerit." Liuli Guoguo membalikkan badannya ke dalam pelukan Xuanyuan Pofan. Lalu menarik telinga besar Xuanyuan Pofan sambil tertawa terbahak-bahak.
Wajah Xuanyuan Pofan benar-benar menghitam, dia melihat istri kecilnya sedang tertawa terbahak-bahak di dalam pelukannya, hingga tulang pipinya bergerak-gerak. "Apakah sudah kenyang? Jika sudah kenyang, berhentilah."
"..."
Liuli Guoguo menggelengkan kepalanya dengan kuat. Dia dengan cepat berbalik, dan lanjut menikmati makan malamnya. Melihat wajah Xuanyuan Pofan yang begitu buruk, dia tidak berani mengeluarkan suara tertawa, hanya saja bahu kecilnya terus bergerak-gerak.
Xuanyuan Pofan memegang dahinya sendiri dengan kuat.
"Kakak Po, masih ada dua buah pangsit yang berwarna oranye dan hijau, rebusan jagung dengan jamur, serta pangsit dengan isian daun bawang. Kamu juga makanlah sedikit."
Liuli Guoguo berbalik badan dan berbicara kepada Xuanyuan Pofan. Sebelum Xuanyuan Pofan sempat menjawab, dia sudah mencapit lagi pangsit berwarna oranye, kemudian menarik piring cuka. Setelah mencelupkan dengan penuh perhatian, dia membawa pangsit itu ke mulut Xuanyuan Pofan. Seperti sedang membujuk anak kecil. "Aaaa... Kakak Po, buka mulutnya."
Entah mengapa, pipi Xuanyuan Pofan diwarnai warna kemerahan. Tapi dia tidak menolak, dia sangat patuh dan membuka bibirnya yang tipis. Membiarkan kucing kecilnya memasukkan pangsit ke dalam mulutnya, dan mata elangnya agak sedikit tidak berdaya.
Liuli Guoguo masih menyentuh Xuanyuan Pofan lagi, dan membujuknya lagi seperti anak kecil. "Seperti ini baru penurut, jika kita lapar, ya, makan. Lapar, kemudian makan juga bukan hal yang memalukan."
"..." Xuanyuan Pofan tidak bisa berkata-kata. Xuanyuan Pofan yang berdiri di samping segera menutup mulutnya.
Kali ini kakak Po sangat lucu, tapi aku tidak berani mengatakannya secara langsung.
***
Liuli Guoguo sedang membujuk Xuanyuan Pofan 'si bayi besar'. Setelah selesai makan malam, dia ingin berjalan-jalan keluar halaman untuk melancarkan pencernaan. Tapi, Xuanyuan Pofan khawatir Liuli Guoguo akan masuk angin, jadi dia tidak membiarkan Liuli Guoguo pergi keluar.
Aulanya juga sangat luas, jadi Liuli Guoguo dapat mengelilingi aula sebanyak satu putaran atau dua putaran...