Aku Ingin Melihatmu Setiap Malam (2)
Aku Ingin Melihatmu Setiap Malam (2)
Liuli Guoguo memanyunkan bibirnya saat melihat Wu Yunfu yang sudah lama diam saja dan tak segera bicara. "Wu Yunfu, bicaralah. Jika tidak ada apa-apa, cepat kembali dan beristirahatlah. Sekarang akhir musim gugur, jadi sangat dingin, tidak baik jika lukamu kena angin," tegurnya.
Wu Yunfu menatap Liuli Guoguo yang sedang perhatian padanya, dia pun melengkungkan bibirnya, menggaruk belakang kepalanya, dan berkata kepada Liuli Guoguo, "Eh… Kekenyangan setelah pesta api unggun malam ini, jadi aku… Aku dan Bai Yue baru saja pergi jalan-jalan di luar. Lalu lewat sini, jadi sekalian mampir untuk melihatmu apa sudah tidur atau belum."
Liuli Guoguo tertegun.
Alasan Wu Yunfu ini sudah digunakan berkali-kali olehnya, apa tidak bisa diganti dengan yang lain. Tiga hari kemarin bilang karena bosan jadi keluar jalan-jalan lalu lewat sini. Dua hari kemarin karena sumpek di dalam gua, jadi keluar jalan-jalan lalu lewat sini.
Kemarin karena ingin melihat bintang jadi keluar jalan-jalan, lalu lewat sini. Dan alasan hari ini agak lebih masuk akal, karena kekenyangan jadi keluar jalan-jalan lalu… Wu Yunfu, apa kamu yakin bukan dengan sengaja lewat sini? batin Liuli Guoguo.
Namun, saat mendengar kata 'tidur', Liuli Guoguo benar-benar jadi agak mengantuk dan tanpa sadar menguap. Tapi, saat teringat dia yang sebentar lagi akan mendengarkan kisah Cai Gua, semangatnya pun kembali lagi. Lalu dia berkata dengan mulut kecilnya kepada Wu Yunfu, "Aku agak mengantuk, dan sudah bersiap-siap untuk tidur. Kamu juga sana pergi, tidurlah."
Wu Yunfu berpikir dan ragu-ragu sejenak, lalu dia pun memberanikan diri mengeluarkan sesuatu yang ingin dia hadiahkan kepada Liuli Guoguo selama beberapa hari ini dari dalam ruang sihirnya.Kemudian dia menyerahkan barang itu ke depan Liuli Guoguo.
Padahal, Wu Yunfu tadi sudah berlatih bicara berulang kali. Tapi karena karakternya yang begitu arogan, ucapannya pun malah berubah jadi, "Nih, aku mengepangnya asal-asalan, tidak boleh tidak menyukainya loh."
Liuli Guoguo melirik ke arah mahkota bunga osmanthus yang disodorkan di depan matanya oleh pemuda itu. Membuat mata anggurnya berkedip dengan bingung, lalu berkedip lagi dan lagi, "Apa ini?" tanyanya.
Wu Yunfu batuk-batuk dan melihat Liuli Guoguo yang tak juga mengambil barang yang dihadiahkannya itu. Karena gugup, tanpa sadar dia tidak bisa mengendalikan gerakannya sendiri.
Wu Yunfu pun menarik tangannya kembali, lalu mendekat ke Liuli Guoguo dengan begitu arogan. Mengambil mahkota bunga dari tangan Liuli Guoguo, kemudian menggerakkan tangannya ke kepala gadis itu.
Karena Liuli Guoguo lebih pendek darinya, tubuh kecilnya pun mengenai pundaknya. Lalu, dengan mudah Wu Yunfu berhasil menaruh mahkota itu ke kepala Liuli Guoguo.
Hanya saja detik berikutnya, sepasang tangan kecil gadis itu mendorongnya, membuat mata phoenixnya berkedip dan menggelap.
***
Gerakan tiba-tiba dari pemuda yang mendekatinya, membuat Liuli Guoguo sangat terkejut sehingga tidak memedulikannya. Jadi, tanpa sadar dia pun langsung mendorong Wu Yunfu dengan sekuat tenaga.
Saat tanpa sadar mendorongnya, Liuli Guoguo tidak menyangka jika tempat yang didorongnya itu kebetulan sekali adalah pundak Wu Yunfu. Sehingga, seketika itu juga langsung terdengar suara kesakitan yang dingin.
Liuli Guoguo panik dan bergegas ke depan Wu Yunfu, mengerutkan kening dan melihat ke luka pemuda itu dengan perasaan penuh bersalah. "Maaf Wu Yunfu, aku… Aku… Aku tadi..."
"Lumayan bagus."
Gadis itu bicara terbata-bata karena panik, tapi dia malah mendengar suara anggun pemuda itu.
"Hah?" gumam Liuli Guoguo sambil mengangkat pandangan matanya dengan bingung. Apanya yang lumayan bagus? batinnya.
Wu Yunfu memegangi luka di pundaknya, "Keterampilan seniku memang lumayan juga. Menaruhnya di kepalamu lumayan bagus juga," ucapnya.
Aroma manis permen yang mengelilingi gadis itu. Jadi dengan berlama-lama di depannya, bahkan jika angin bertiup sejenak, tetap membuat Wu Yunfu masih merasa itu begitu harum dan hal tersebut bisa membuatnya sangat bahagia.