Istri Kecilku Sudah Dewasa

Tetaplah Di Sini untuk Menemaniku



Tetaplah Di Sini untuk Menemaniku

2Baru saja hati dan matanya dipenuhi oleh sosok Liuli Guoguo. Lalu, setelah diam sejenak, baru Wu Yunfu mengalihkan perhatiannya ke lingkungan aneh di sekitarnya.      

Wu Yunfu baru menyadari kalau dia sedang berbaring di atas sprei berpola loreng harimau. Ranjangnya keras, dan dekorasi di sekitarnya tampak sangat aneh. "Kita sekarang ada di tempat apa? Di mana Bai Yue dan Lie Nieduo?" tanyanya.     

Mata anggur Liuli Guoguo yang besar berkedip-kedip, lalu menjawab Wu Yunfu, "Lie Nieduo dan Bai Yue sedang merebus obat untukmu. Di sini aman kok. Kamu lebih baik merawat lukamu itu baik-baik di sini. Aku mau memeriksa dulu, apa mereka sudah selesai merebus obatnya."     

"Tidak boleh pergi!" seru Wu Yunfu yang langsung meraih lagi tangan kecil milik Liuli Guoguo. "Tetaplah di sini untuk menemaniku."     

Liuli Guoguo sama sekali tidak menyangka kalau reaksi Wu Yunfu sebesar ini. Mata anggurnya berkedip, dan udara di sekitarnya pun jadi hening.     

Tanpa sadar, Wu Yunfu merasakan kalau reaksi dirinya ini terlalu besar. Dia pun bergegas melepaskan tangan kecil Liuli Guoguo yang lembut. Demi mencairkan suasana aneh ini, dia lalu mengerutkan kening dan memegang pundaknya yang terluka.     

Liuli Guoguo bersandar lagi ke samping ranjang batu, mengerutkan kening dan sangat merasa bersalah. "Apa kamu baik-baik saja? Aku sudah bilang, jangan bergerak sembarangan!"      

Aduh, ya sudahlah, Raja iblis mau ditemani, tinggal ditemani saja lah. Mungkin karena tempat ini terlalu asing dan aneh, jadi Raja iblis agak sulit beradaptasi dan tidak ingin tinggal sendirian di sini, batin Liuli Guoguo.     

Wu Yunfu melihat Liuli Guoguo yang kembali ke samping ranjang. Lalu, samar-samar sudut bibirnya melengkung.     

Udara sekali lagi kembali hening. Liuli Guoguo tidak tahu harus mengobrol apa dengan Wu Yunfu. Sebab, dia merasa kalau dirinya, sepertinya tidak terlalu akrab dengannya. Lalu, topik pembicaraan yang sama di antara mereka juga tidak banyak.     

Sehingga, Liuli Guoguo pun mengupas permennya, lalu memasukkannya ke dalam mulut. Setelah itu, dia membuka kedua tangannya dan menopang dagunya di ujung ranjang, sambil mata anggurnya berkedip dengan bosannya.      

Hati dan pikiran Liuli Guoguo berlabuh ke tempat yang sangat jauh, dan di kepalanya sekarang, lagi-lagi terlintas wajah tampan itu. Begitu dia menganggur dan tak melakukan apa-apa, biasanya yang dipikirkan bukanlah tentang makanan, tapi kakak Po-nya.     

Wu Yunfu tentu saja tidak bisa menebak Liuli Guoguo yang sedang melamun ini sedang memikirkan apa. Namun, ketika melihat bibir merah mudanya yang mengemut permen dengan enaknya. Hal itu membuatnya tiba-tiba membuka mulut dan berkata, "Berikan aku satu biji."     

"Hah?" gumam Liuli Guoguo dengan tidak mengerti.     

"Permen!" bibir mawar Wu Yunfu bergetar.     

"Oh oh, kamu mau rasa apa?" tanya Liuli Guoguo dengan sangat dermawan.     

Wu Yunfu menatap bibir Liuli Guoguo yang terus bergerak itu. Lalu, dengan bodohnya, jakun di tenggorokannya malah terlihat bergerak ke atas dan ke bawah. "Ada rasa apa saja?" tanyanya.     

"Banyak sekali rasanya!" jawab Liuli Guoguo. Sebab, jarang ada seseorang yang tertarik dengan permennya. Jadi dia sangat bersemangat, dan langsung mengeluarkan kantong yang begitu menggembung dari gelang ruang sihirnya.     

Liuli Guoguo lalu menarik tali ikatan kupu-kupu di kantong itu, kemudian ada setumpuk bukit permen di samping ranjang dengan begitu banyak warna dan rupa. Berbeda warna, maka rasanya pun juga berbeda.     

Kemudian Liuli Guoguo mengarahkan jari putihnya ke arah permen-permen di bukit permen itu, dan mulai memperkenalkannya pada Wu Yunfu, "Ini rasa delima, ini rasa anggur, ini rasa jeruk, ini rasa jeruk bali, dan ini rasa pir, ini rasa buah biwa, ini rasa stroberi, ini rasa melon, ini rasa mangga, ini rasa semangka, ini rasa pisang, ini rasa nanas, ini rasa durian, ini rasa jeruk mandarin, ini waxberry, ini rasa ceri, ini rasa kiwi, ini rasa leci, dan ini rasa tebu…"     

Begitu bibir merah muda Liuli Guoguo terbuka, jari putih kecilnya mulai menunjuk ke arah permen-permen di bukit permen itu dan terus saja bicara tanpa berhenti sebentar pun. Karena dia tengah memperkenalkan puluhan rasa permen kepada Wu Yunfu.     

Wu Yunfu pun tertegun.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.