Xi Gua Jadi Hijau
Xi Gua Jadi Hijau
Kelinci kecil cantik tertegun, lalu bulu-bulu di kepala kelincinya tanpa sadar digosokkan ke perut Liuli Guoguo. Sebab, dia sangat menyukai aroma wangi dari tubuh Liuli Guoguo.
Hal itu membuat empat binatang kuat yang mengelilingi mereka sudah tidak bisa berkata apa-apa lagi.
Liuli Guoguo tanpa sadar melihat ketiga binatang kuat dan besar di sekitarnya, tiba-tiba dia merasa waspada, "Tuantuan, Yuanyuan, mereka..."
Kelinci kecil cantik mengerti apa maksud Liuli Guoguo. Kemudian kepala kecilnya bersandar lagi di perut Liuli Guoguo, lalu berkata, "Nyonya kecil tenang saja. Mereka sangat setia, tidak akan menceritakan ini pada siapapun."
Harimau besar juga bersandar di punggung Liuli Guoguo, "Binatang yang telah dipilih oleh Tuantuan tidak akan ada satupun yang tidak setia. Nyonya kecil, tenang saja."
Macan tutul, serigala putih dan singa besar, saat ini tengah mendekapkan kedua kaki mereka ke depan dada. Lalu, menundukkan kepala mereka kepada Liuli Guoguo dengan begitu tulus.
"Baiklah," kata Liuli Guoguo dengan lega, dan langsung menganggukkan kepalanya. Dia pun kembali menggantungkan tali ikat leher itu ke lehernya. Wajah kecil yang cantik, polos dan imut pun kembali menjadi wajah yang penuh dengan bopeng.
Tangan kecil yang seputih salju itu, kemudian mengelus Qian Jigu berwarna merah muda yang agak hangat di tengah tali ikat leher tersebut. Lalu, dia terus memanggil nama Xuanyuan Pofan berkali-kali di dalam hatinya.
***
Di seberang di kejauhan, di kediaman Raja Huayou, ibu kota kekaisaran,
Di ruang kerja, Xuanyuan Pofan sedang melukis dengan pena bambunya. Segores demi segores, satu persatu gambar seperti awan yang berjalan dan air yang mengalir. Benar-benar keterampilan lukis yang luar biasa.
"Hatchiiii!" Xuanyuan Pofan tiba-tiba bersin. Tangannya bergetar, dan pena daun bambunya berubah menjadi seperti daun bawang.
Xi Gua yang awalnya terbaring di atas tumpukan buku dan sedang tidur sangat nyenyak, sampai terbangun karena suara bersin Xuanyuan Pofan yang tiba-tiba itu. Dia pun berguling dan jatuh dari tumpukan buku. Meskipun jatuh bukanlah masalah, tapi sayangnya di samping tumpukan buku itu, ada piring berisi tinta hijau yang digunakan untuk menggambar pepohonan hijau.
Tubuh Xi Gua yang sebenarnya berbulu hitam pun langsung berubah menjadi berbulu hijau dalam sekejap. Dia yang sangat gemuk dan bundar ini jatuh ke tinta hijau itu. Lalu, beberapa tetes tinta hijau itu pun memercik ke lukisan Xuanyuan Pofan. Lukisan bambu yang dibuatnya pun dalam sekejap berubah menjadi rerumputan hijau.
Pengawal kedua belas yang sedang berjaga di sebelah pun tidak bisa menahan tawanya. Lalu dia bergegas berlari ke samping meja buku, dan menyelamatkan Xi Gua dari dalam piring tinta.
Xuanyuan Pofan meliriknya sejenak, mengeluarkan sapu tangannya dengan tidak berdaya, lalu membungkus Xi Gua hijau yang sedang berada di tangan pengawal kedua belas dengan sapu tangan itu. Kemudian dia memanggil pelayan untuk masuk ke dalam dan menyuruhnya untuk membersihkan Xi Gua, yang tubuhnya sangat hijau dan mulut kecilnya tidak berhenti bergerak itu.
Ding Xiang menggendong Xi Gua yang baru saja menjadi sup chinchilla tadi itu keluar, dan hal ini dilihat oleh Xiao Denglong. Kemudian, Xiao Denglong pun tertawa terbahak-bahak dan tidak bisa mengendalikan bahunya yang gemetar.
Belum puas tertawa, Xiao Denglong lalu bergegas menyingsingkan lengan bajunya, dan bergabung dengan Ding Xiang untuk melihat keramaian ini. Dia menaruh Xi Gua yang berbulu hijau itu ke sebuah baskom kayu kecil yang dulunya dipakai oleh Liuli Guoguo untuk memandikan para chinchilla kecilnya. Sekarang, dia mulai memandikan dan menggosok seluruh tubuh hijau Xi Gua.
Saat memandikan Xi Gua, Xiao Denglong masih saja terus tertawa. Terus tertawa sampai membuat Xi Gua tidak bisa menangis ketika melihat ini. Rasa sedihnya pun malah berubah menjadi rasa malu. Mata kecilnya yang bulat memelototi Xiao Denglong dengan marah, lalu cakar kecilnya melemparkan tinju kecilnya.
Sehingga, sejak saat itu Xi Gua terus menunjukkan ekspresi kesalnya selama hampir sebulan kepada Xiao Denglong. Dia tidak memakan apa yang diberikan Xiao Denglong, bahkan tidak tidur di kandang yang telah disiapkannya.
Saat Xiao Denglong memanggil namanya, Xi Gua juga langsung menoleh ke arah lain. Kemudian, setiap kali Xuanyuan Pofan melukis, dia pun menggerakkan kaki gemuknya dan pergi ke tempat yang terjauh.