Istri Kecilku Sudah Dewasa

Em Em, Aneh Sekali



Em Em, Aneh Sekali

2Setelah mereka berdua selesai beres-beres, mereka pun kembali ke lantai sembilan perpustakaan karena harus mengembalikan buku-buku itu.     

"Xiao Guo, menurutmu… Kita… Nanti apa akan bertemu lagi dengan gerombolan Wu Yunfu itu? Mungkin saja mereka masih membaca buku di lantai sembilan," kata Lie Nieduo kepada Liuli Guoguo. Telapak tangannya terasa sudah berkeringat, karena dia sangat takut sekali kepada Raja iblis.     

Liuli Guoguo mengunyah sampai hancur permen di dalam mulutnya, menelannya, lalu menjawab Lie Nieduo, "Kalau ada pun memang kenapa? Tapi seharusnya mereka sudah pergi dari tadi. Apalagi, mereka tadi datang ke lantai sembilan, sepertinya bukan untuk membaca buku."      

"Ditambah lagi, semua buku di lantai sembilan mengenai jurus simbol. Mereka aneh sekali kalau bisa memahami tentang itu. Apalagi, Wu Yunfu yang tampak suka main-main seperti itu, sedikitpun tidak seperti orang yang suka membaca buku."     

Lie Nieduo mengambil apel dari dalam tas, lalu menggigitnya sambil berkata, "Lalu, apa mereka sedang mencari seseorang?"     

"Tidak tahu," jawab Liuli Guoguo sambil memanyunkan bibirnya.      

Jangan-jangan sengaja datang untuk mengganggu Xiao Guo, ya? Karena bagaimanapun, kemarin Raja iblis sudah dipukuli seperti itu oleh Xiao Guo. Bahkan dipukuli dengan sangat menyedihkan. Mereka pasti tidak akan membiarkan masalah ini begitu saja, batin Lie Nieduo.     

Lie Nieduo terus berpikir mengenai ini. Dia pun mulai merasa sangat takut sekali, hingga nafsu makannya perlahan berkurang karena terpengaruh akan hal ini. Kecepatan gigitannya ke apel itu pun jadi semakin pelan.     

Tepat ketika menemani Liuli Guoguo turun awan tangga, saat melihat pemandangan yang ada di pintu lantai sembilan perpustakaan, apel di tangan Lie Nieduo tampak hampir saja jatuh. Untungnya, setelah beberapa saat dia buru-buru menghela napas lega.     

Ketika Liuli Guoguo melihat pemandangan di pintu, mata anggurnya yang besar dan jernih berkedip lagi dan lagi, rasanya dia benar-benar ingin tertawa.     

Di pintu masuk lantai sembilan perpustakaan, di belakang kakek penjaga perpustakaan yang galak, yang tadi memukul Wu Yunfu memakai kipas pisangnya, kini berdiri tujuh sampai delapan pemuda. Ketujuh pemuda itu sedang menundukkan kepalanya, seperti sedang tidur. Tubuh mereka sedikit miring, seolah detik berikutnya indra penglihatan mereka akan runtuh, lalu benar-benar tertidur.     

"Xiao Guo, bukankah para pemuda itu adalah orang-orang yang selalu mengikuti di belakang Bai Yue ya? Mereka kenapa tidur dan berdiri di depan pintu?" tanya Lie Nieduo. Selesai bicara, dia mengedipkan matanya lagi dan lagi, lalu tanpa sadar menggigit apelnya lagi.     

"Siapa juga yang tahu," jawab Liuli Guoguo sambil memanyunkan bibirnya, sambil memeluk tumpukan buku di tangannya, lalu terus berjalan ke depan.     

Walaupun Lie Nieduo takut dan sangat khawatir, tapi masih saja terus mengikuti Liuli Guoguo berjalan ke depan.     

Setelah Liuli Guoguo dan Lie Nieduo masuk ke dalam, mereka baru menyadari kalau di setiap meja di lantai sembilan perpustakaan, saat ini telah dipenuhi oleh para mahasiswi. Para gadis itu seolah melihat ke satu arah. Di antara semua ini, di sebuah sudut dan beberapa tempat duduk, berdiri satu dua pemuda dengan kepala tertunduk seperti sedang tidur.      

Badannya agak miring, dan seperti akan segera jatuh. Satu dari mereka tampak familiar, seperti pemuda yang sering mengikuti Bai Yue. Sedangkan yang satunya lagi tidak familiar sama sekali, tidak tahu apakah itu bawahan Bai Yue juga atau bukan, hanya tidak pernah terlihat saja.     

Liuli Guoguo melihat pemandangan aneh di lantai sembilan, dan tidak bisa berkata-kata. Dia hanya menjulurkan lidah dan berkata kepada Lie Nieduo, "Mereka sudah gila, ya? Bisa-bisanya datang ke perpustakaan untuk tidur dalam satu grup."     

"Em em, aneh sekali," jawab Lie Nieduo. Dia kembali tenang sambil menggigit apelnya dengan menahan tenaga agar tidak terlalu keras. Karena khawatir bisa membangunkan para preman kecil itu.     

Liuli Guoguo tidak terlalu memedulikan mereka, hanya terus berjalan untuk mengembalikan bukunya. Sedangkan Lie Nieduo kembali gelisah dan ketakutan, setelah itu dia memandangi sekelilingnya. Tiba-tiba dia melihat satu pemandangan yang aneh sekali.      

Tidak jauh dari tempatnya, di meja yang tadi telah diduduki dan ditinggalkan olehnya dan Liuli Guoguo di lantai sembilan ini. Duduk dua orang pemuda, yaitu Wu Yunfu, pemuda berbaju oranye dan juga Bai Yue, pemuda berkulit hitam.     

Yang paling penting adalah, mereka berdua saat ini sedang terlelap dan tidur di atas meja. Lie Nieduo kemudian memandangi mereka lagi dengan seksama. Tepat di bawah lengan kokoh Bai Yue yang berkulit hitam itu, sepertinya ada beberapa buku-buku yang bentuknya kecil, sedang dijadikan bantal olehnya. Mulut besarnya bahkan meneteskan air liur, dan genangan air liur itu menetes dari buku ke atas meja tersebut.     

"Ih menjijikan," gumam Lie Nieduo dan tiba-tiba langsung tidak ingin menggigit apelnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.