Istri Kecilku Sudah Dewasa

Aku Beli Semuanya!



Aku Beli Semuanya!

2"Paprika Hijau!"     

"Kentang!"     

"Bawang!"     

"Ayam Kampung!"     

Pada saat ini, para petani sayur yang merangkap menjadi penjual, satu persatu memikul dagangan dan terus berteriak ke arah asrama.      

Lie Nieduo gemuk mendengar suara ini, matanya dalam sekejap langsung memancarkan cahaya kuning ketika melihat para petani sayur. Dia sama sekali tidak sabar menunggu penjual sayur itu berjalan memikul barang dagangannya ke pintu gerbang asrama Taohua. Sehingga dia langsung berdiri, lalu berlari ke petani sayur itu.     

Liuli Guoguo tercengang. Wow cepat sekali! batinnya. Dia melihat punggung Lie Nieduo yang berlari buru-buru untuk membeli bahan makanan. Tiba-tiba muncul inspirasi di dalam pikirannya. Jadi dia langsung melompat, lalu berdiri dari tangga pintu depan gerbang asrama Taohua.      

Kemudian Liuli Guoguo melompat dan masuk ke dalam asrama Taohua menggunakan teknik Qinggong. "Kalau lewat depan tidak bisa dibuka. Kalau begitu, coba lewat dalam saja," gumam Liuli Guoguo. Setelah itu dia mencoba menggunakan cara yang telah dipelajari dari buku tadi, menggunakan jurusnya untuk membuka pintu gerbang asrama Taohua.     

Setelah hening sejenak, kemudian terdengar suara pintu terbuka. Segel abu-abu muda yang ada di celah pintu gerbang lalu terkoyak dan lepas. "Yeah! Duo gemuk, aku berhasil melepas simbol segelnya!" seru Liuli Guoguo.     

Lie Nieduo yang sedang memilih sayuran di keranjang langsung mengangkat pandangan matanya ketika mendengar suara manis ini. Dia tercengang ketika melihat pintu gerbang asrama Taohua yang telah berhasil dibuka. Wow! Xiao Guo, Xiao Guo benar-benar berhasil! batinnya.     

Penjual sayuran melihat Lie Nieduo gemuk masih terus tercengang di sampingnya, sambil hanya memegang sayuran di tangannya, tanpa mengatakan apakah mau beli atau tidak. Jadi, dengan tidak sabar dia langsung bertanya, "Nona, kamu mau beli atau tidak? Jika tidak beli, aku akan melanjutkan jalanku memikul barang daganganku ini! Waktu tidak menunggu siapapun!"     

Lie Nieduo seketika sadar dari keterkejutannya. Entah apa karena terlalu senang, atau karena memang dia bisa makan banyak. Jadi dia segera berkata kepada bibi penjual sayuran itu, "Beli! Bibi, aku akan beli semua barang dagangan mu ini!"     

Wajah penjual sayur yang awalnya seolah tertulis kata tidak sabar, tiba-tiba menjadi tertegun. Dengan segera dia tersenyum penuh semangat dan begitu ramah kepada Lie Nieduo. Dia lalu menepuk pahanya sendiri dan melihat tubuh gemuk Lie Nieduo. "Oke Nona! Nona benar-benar baik sekali! Aku sekarang juga akan membungkusnya untukmu!" ucapnya.     

Hati petani sayur merasa sangat senang sekali. Kelihatannya, kedepannya aku akan lebih sering jualan di bangunan Kun Yue ini. Di sini ada seorang gadis gemuk yang suka sekali makan! Hahahahaha, batinnya.     

***     

Si Tulu tidak ingin menyerah begitu saja, dan dia tidak ingin, serta tidak bisa lagi berada di sisi Wu Yunfu. Saat ini dia mengenakan satu stel gaun indah yang dibeli dengan harga tinggi beberapa hari lalu. Dengan pergi ke Ni Sheng untuk minta dibuatkan gaun khusus. Kemudian merias diri dengan sangat cantik sekali, dan berlari pergi ke asrama Hongfeng untuk menemui Wu Yunfu.     

Si Tulu pergi ke sebuah pohon bintang di bangunan Kun Yue dan menunggu Wu Yunfu di sana. Setelah dia dengar dari Tuan muda Zhan Zihao kalau Wu Yunfu belum pulang. Siapapun yang hendak pulang ke asrama Hongfeng pasti akan melewati pohon itu.     

Setelah menunggu lama, akhirnya Si Tulu melihat pemuda berbaju oranye datang, yakni pemuda yang telah dirindukan dan terus dipikirkannya. Di samping pemuda itu ada Bai Yue yang begitu kekar, lalu di belakang Bai Yue ada para bawahannya.     

Kenapa Wu Yunfu kelihatannya marah dan tampak tak berdaya begitu? batin Si Tulu dengan bingung ketika melihat ini. Tanpa berpikir panjang, dia langsung berlari dan menghampiri Wu Yunfu.     

Rencana besar yang telah didiskusikannya dengan Bai Yue untuk mengganggu si gadis buruk rupa berwajah bopeng itu sia-sia. Karena dia dan Bai Yue setelah dengan bodohnya sama-sama tertidur di atas meja. Tanpa sengaja mereka telah menyia-nyiakan kesempatan untuk mengganggu si gadis buruk rupa berwajah bopeng itu di perpustakaan. Hatinya benar-benar sedih dan tak berdaya saat ini.     

Dan sekarang, Si Tulu yang berlinang air mata berlari mengganggunya lagi. Wu Yunfu hanya merasa jika Si Tulu bukan perempuan, mungkin rasanya dia benar-benar ingin menendang pergi Si Tulu sekarang.     

Wu Yunfu mengerutkan kening dan alisnya yang indah, dia tidak ingin bicara omong kosong dengan Si Tulu yang berlinangan air mata itu. Sehingga, dia memberi isyarat mata ke Bai Yue.     

Segera setelah itu, para bawahan Bai Yue mengepung Si Tulu dengan mengelilinginya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.