Istri Kecilku Sudah Dewasa

Enam Belas Kelinci Putih



Enam Belas Kelinci Putih

0Si Tulu yang terus menangis dan memohon kepada Wu Yunfu untuk jangan tidak menginginkannya langsung gemetaran dan berhenti menangis. Dia tidak berani bersuara sama sekali, menyeka air matanya, dan terus berjalan di belakang Wu Yunfu dengan tubuh gemetaran. Tapi, tiba-tiba dia dikelilingi oleh para bawahan Bai Yue sehingga tidak bisa terus jalan.     

Setelah para bawahan Bai Yue mengepung Si Tulu, Wu Yunfu dalam sekejap langsung bernapas lega. Hanya saja, ketika dia baru melewati asrama Hehua, dia tiba-tiba mendengar suara manis yang membuatnya langsung kesal tidak karuan. "Yeah! Duo gemuk, aku berhasil melepas simbol segelnya!"     

Kening Wu Yunfu langsung berkerut, wajahnya menggelap ketika mendengar ini, dan dia langsung menoleh. Tatapan matanya lalu menuju ke arah Si Tulu yang tidak mau pergi, yang saat ini tengah dikepung oleh para bawahan Bai Yue. "Si Tulu, Si Tutao kakakmu seorang mahasiswa Xuan Yin kampus Ling, tapi simbol segel yang dibuatnya bisa-bisanya dengan mudah dilepaskan oleh gadis muda biasa seperti itu. Cih, benar-benar hebat sekali ya!"     

Si Tulu terkejut, dan tubuhnya gemetaran tidak karuan. Jadi dia tidak berani lagi memohon kepada Wu Yunfu untuk tetap menginginkannya.     

***     

Di asrama Taohua,      

Setelah Lie Nieduo dan Liuli Guoguo merayakan keberhasilan mereka. Lie Nieduo membawa beberapa bungkus sayuran dan berlari ke dapurnya, bersiap untuk memasak hidangan lezat untuknya dan Liuli Guoguo. "Xiao Guo, aku tadi beli kentang, paprika hijau, bawang bombay, dan dua ayam kampung yang gemuk. Malam ini aku akan buatkan ayam tumis yang enak untukmu!" ucapnya.     

"Em em, oke!" jawab Liuli Guoguo yang sedang memegang dan mengelus Cai Gua di dalam pelukannya kepada Lie Nieduo dengan senyum dan lesung pipinya. Namun, tidak lama kemudian tiba-tiba dia teringat sesuatu. Jadi, dia pun bergegas berkata kepada Lie Nieduo, "Duo gemuk, jangan diberi paprika ya!"     

"Hah?"     

Liuli Guoguo mulai memanyunkan bibirnya, dan berkata dengan manjanya kepada Lie Nieduo, "Duo gemuk, aku tidak bisa makan makanan pedas. Aku takut pedas."     

"Oh, tidak heran kemarin sore aku lihat kamu sengaja makan hidangan yang tidak ada cabenya. Oke deh, aku tidak akan menambahkan paprika. Aku akan menggunakan paprika untuk memasak yang lain saja. Tanpa menambahkan paprika, aku tetap akan membuat ayam tumis ini jadi hidangan yang sangat lezat! Xiao Guo, tenang saja."     

"Em em!" jawab Liuli Guoguo sambil tersenyum manis.     

Malam pun tiba,      

Liuli Guoguo yang baru saja mandi, memeluk Cai Gua untuk masuk ke dalam selimutnya yang hangat. Setelah lelah seharian beraktivitas, sekarang sudah waktunya tidur lebih awal, dan harus tidur dengan nyenyak.      

Tapi, saat setengah dupa baru saja terbakar habis, Cai Gua yang ada di dalam pelukannya sudah tidur dengan nyenyak. Namun, Liuli Guoguo masih mengedipkan mata anggurnya yang jernih lagi dan lagi. Biasanya, begitu dia berbaring di ranjang, dia pasti akan langsung tidur. Bahkan, sebelum sampai di ranjang, dia biasanya sudah tidur. Tapi malam ini, dia insomnia.     

"Uh, rindu kakak Po. Tidak tahu juga apa yang sedang dilakukan kakak Po sekarang. Entah apa dia sudah tidur atau belum, tidak tahu apa dia merindukanku atau tidak. Tidak tahu juga bagaimana kabar Cui Le, Ding Xiang, pelayan lainnya, serta enam chinchilla kecil dan imut itu. Baru juga berpisah dua hari, aku sudah merindukan mereka semua."     

Setelah Liuli Guoguo yang sudah memakai selimut bergumam, dia mulai menghitung kelinci kecil demi menolong dirinya sendiri agar tidak insomnia seperti ini. "Aku dengar dari Ding Xiang, kalau insomnia bisa mengakibatkan jerawat. Tidak boleh sampai insomnia," gumamnya lagi sambil memanyunkan bibirnya dan mulai menghitung. "Satu ekor kelinci putih, dua ekor kelinci putih, tiga ekor kelinci putih, empat ekor kelinci putih… Enam belas kelinci putih… Em?"     

Setelah menghitung kelinci putih cukup lama, Liuli Guoguo masih saja tidak bisa tidur. Dia terus menghitung, tapi tiba-tiba dia menyadari kalau di samping ranjangnya ada bayangan hitam.     

"Liuli Guoguo," setelah itu terdengar suara pria yang begitu rendah dan berat.     

"Hah! Kakak Po!" ucap Liuli Guoguo dengan mata anggurnya yang tampak sangat terkejut. Kemudian dia langsung membuka selimut yang menyelimuti tubuhnya, lalu melompat ke sisi pria berjubah hitam di samping ranjang.     

Xuanyuan Pofan langsung menangkap tubuh gadis kecilnya yang melompat itu. Seketika mata elangnya yang menarik itu melembut, dan diterangi oleh bintang-bintang.     

"Kakak Po, kamu, kamu kenapa bisa di sini?" tanya Liuli Guoguo dengan sangat bersemangat, sampai jantungnya berdegup dengan kencang. Karena dia benar-benar sangat bersemangat sekali.     

Xuanyuan Pofan lalu melengkungkan bibirnya dan bertanya balik, "Kenapa? Apa kamu tidak ingin aku datang ke sini?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.