Istri Kecilku Sudah Dewasa

Kakak Po, Kamu Pilih Kasih...



Kakak Po, Kamu Pilih Kasih...

3"Tidak boleh."     

Liuli Guoguo belum selesai bicara, namun Xuanyuan Pofan sudah langsung menolak permintaannya dengan alis tebalnya yang mengkerut.     

Liuli Guoguo memanyunkan bibirnya, lalu mendongakkan kepalanya dari dada pria itu. Mata anggurnya yang besar berkedip lagi dan lagi, melihat Xuanyuan Pofan yang dagunya telah tumbuh jenggot kecil dengan tidak senang. "Kenapa?" tanyanya.     

"Sekarang, kemampuan sihir mu ini belum masuk ke tingkat apapun, tidak boleh belajar ini dulu. Bisa melukai tubuhmu nanti," kata Xuanyuan Pofan.     

Xuanyuan Pofan melihat si kucing kecilnya yang cemberut dengan tidak senangnya. Sungguh terlihat imut sekali, sampai dirinya tanpa sadar meremas pantat kecil Liuli Guoguo. Namun, karena tidak ingin berpikir aneh-aneh lagi, dia bergegas melepaskan tangannya dari pantat kecil itu. Lalu, memeluk tubuh lembut dan empuk Liuli Guoguo lagi dengan tenang.     

"Hah?" gumam Liuli Guoguo. Aku tadi baru saja mempelajarinya. Apalagi, sudah langsung menggunakan jurusnya. Tapi kenapa aku tidak merasa ada yang berbeda dengan tubuhku? batinnya.     

Xuanyuan Pofan sepenuhnya salah paham dengan keterkejutan Liuli Guoguo ini. Dia mengira kalau Liuli Guoguo jadi takut belajar, dan itu bisa melukai tubuhnya. "Kenapa? Langsung takut?" tanyanya.     

Liuli Guoguo menggelengkan kepalanya dan menjawab, "Bukan. Aku, aku… Em.... Kalau begitu aku tidak ingin belajar itu."     

Liuli Guoguo akhirnya menahan keinginannya itu, dan tidak memberitahu Xuanyuan Pofan mengenai dirinya yang tadi telah melepaskan simbol segel pintu gerbang. Jika saja boleh, aku pasti akan menceritakan ini pada kakak Po, dan memintanya memuji diriku ini. Apalagi, itu tidak melukai tubuhku sama sekali kok. Sekarang, jelas-jelas aku sehat begini, hehe, batinnya.     

"Em, bagus sekali," ucap Xuanyuan Pofan dengan tersenyum samar, sambil memainkan telinga kecil Liuli Guoguo yang putih dan lembut itu.     

Liuli Guoguo menyandarkan lagi kepala kecilnya dengan nyaman ke dada Xuanyuan. Dia lalu berkata lagi dengan manis kepadanya, "Kakak Po, kalau begitu, nanti kalau kamu datang lagi, tolong bawakan batu api sihir ya, yang besar. Em, sudahlah. Bawakan yang biasa saja. Kalau tidak, nanti Duo gemuk pasti merasa aneh. Begitu ada batu api sihir, maka Duo gemuk ketika memasak sesuatu akan lebih mudah."     

Xuanyuan Pofan mencium aroma wangi si kucing kecil di tubuhnya. Perlahan dia memejamkan mata dan dengan malas-malasan mengiyakan permintaan Liuli Guoguo, "Iya." Sebab, dia sudah agak mengantuk.     

"Kakak Po, ada lagi, bantu aku membawa beberapa alat musikku. Em… Tapi kamar ini terlalu kecil, tidak muat untuk semua alat musikku. Tidak baik juga kalau dimuat banyak-banyak. Kakak Po, kalau begitu bantu aku bawakan alat musik pipa bentuk buah persik dulu saja."     

"Iya."     

"Kakak Po, aku juga mau beberapa kantong pewangi, yang aroma bunga lili dan bunga melati. Menurutku, bau kamar ini tidak terlalu enak, jadi aku mau memperbaikinya."     

"Iya."     

"Ada lagi, bawakan juga beberapa buah kecil dan juga alfalfa untuk Cai Gua. Yang aku bawa dari kediaman sudah hampir habis dimakan olehnya. Dia benar-benar hebat sekali makannya."     

"Iya."     

Liuli Guoguo cukup terkejut, Wow! semuanya diiyakan? Kalau begitu… batinnya. Kemudian dia tersenyum dan muncul lesung pipinya yang cerah itu. Karena merasa semua permintaannya dipenuhi oleh Xuanyuan Pofan. Dia pun memberanikan diri untuk terus mengatakan ini, "Em… Kakak Po, ada lagi ada lagi, em... Permenku juga sudah hampir habis, tolong kamu..."     

Plak!     

Belum selesai Liuli Guoguo bicara, namun pantatnya sudah dipukul duluan oleh pria di bawah tubuhnya ini. Dia lalu memanyunkan bibir merah mudanya semakin ke depan. Kakak Po pilih kasih, dia mau membawakan makanan Cai Gua. Tapi, kenapa tidak mau membawakan permen untukku?! batinnya.     

Setelah Xuanyuan Pofan memukul pantat Liuli Guoguo, kemudian dia menarik telinga kecil Liuli Guoguo dan berkata dengan tegas, "Sudah lupa rasanya sakit ketika sakitnya sudah sembuh? Pelajaran yang didapat terakhir kali ketika sakit gigi karena terlalu banyak makan permen, apa masih belum cukup? Em?"     

Xuanyuan Pofan benar-benar geleng-gelang kepala ketika menghadapi gadis kecilnya ini. Liuli Guoguo ini sudah umur tiga belas tahun, sudah tidak terlalu muda lagi. Tapi masih saja tidak bisa lepas dari permen. Membuat hatinya terasa merana.     

Liuli Guoguo menggembungkan pipinya semakin besar, lalu mengempiskannya dan menggembungkannya lagi.     

Xuanyuan Pofan hanya merasa kalau ada sesuatu yang lembut yang menggembung di dadanya. Rasanya seperti dia ingin menepuk keningnya sendiri.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.