Istri Kecilku Sudah Dewasa

Xiao Guo!



Xiao Guo!

0Cai Gua panik sekali sampai rasanya hampir gila, dan jantungnya berdegup tidak karuan. Dia benar-benar takut sesuatu yang buruk terjadi kepada Nyonya kecilnya jika terlambat sedikit saja. Tapi, saat dia sudah sedari tadi bercicit sangat lama, namun Duo gemuk masih saja kelihatan tidak mengerti apa yang dikatakannya. Benar-benar tampak tidak tahu situasi yang terjadi sekarang ini.     

Cai Gua pun langsung memikirkan cara apa yang bisa membuat Lie Nieduo bisa mengerti apa yang dia katakan. Jadi dia bergegas melompat dari tangan gemuk Lie Nieduo ke atas meja, lalu membuka tutup mangkuk di mana di mangkuk itu berisi cuka. Dia kemudian mencelupkan bibirnya ke dalam mangkuk berisi cuka itu, dan mulai menuliskan kata di atas meja.      

Pada saat ini, Cai Gua sungguh berterima kasih kepada ayahnya yang gemuk itu, yang setiap harinya selalu mengawasinya dan juga saudara-saudaranya untuk belajar tulisan manusia. Dia terus memanyunkan bibirnya dan menuliskan kata dalam waktu yang cukup lama di atas meja.      

Lalu, di atas meja tertulis, 'Xiao Guo lakit'. Tiga kata ini, sebenarnya Cai Gua ingin menulis 'Xiao Guo sakit'. Namun, karena dia yang biasanya sangat malas dan bodoh dalam belajar. Maka selalu saja tidak bisa membedakan dengan jelas dan juga salah menulis kata 'sakit' menjadi 'lakit'.     

Tapi, untungnya hal ini tidak memengaruhi hasilnya. Begitu Lie Nieduo melihat tulisan yang ada di meja yang dibuat oleh Cai Gua dengan mulutnya, serta melihat penampilan Cai Gua yang panik. Dalam sekejap dia langsung berdiri dan berlari dengan cepat ke kamar Liuli Guoguo.     

"Xiao Guo!" seru Lie Nieduo saat berlari sampai ke pintu kamar Liuli Guoguo dan melihat Liuli Guoguo yang sudah tergeletak lemas di lantai depan samping pintu. Wajah kecilnya yang penuh bopeng saat ini benar-benar pucat. "Xiao Guo, kamu kenapa?" tanya Lie Nieduo yang bergegas memapah Liuli Guoguo.      

Liuli Guoguo menundukkan mata anggurnya yang besar dengan tidak bertenaga, lalu berkata dengan suara lemah kepada Lie Nieduo, "Duo gemuk, aku… Aku tidak nyaman. Sepertinya… Sepertinya karena..."     

Belum selesai bicara, namun Liuli Guoguo sudah tidak kuat lagi dan akhirnya pingsan di dalam pelukan Lie Nieduo.     

"Xiao Guo?!" seru Lie Nieduo dengan terkejut.     

Setelah Wu Yunfu bangun tidur, lalu mengambil baskom dan handuk wajahnya untuk mencuci wajah di sumur. Dia tiba-tiba baru menyadari kalau ada bau aneh di handuk wajahnya. Dia langsung berpikir kalau Zhan Zihao pasti yang telah menggunakan handuk wajahnya untuk mengelap keringat.      

Kakinya langsung menendang pintu kamar Zhan Zihao sampai terbuka. "Zhan Zihao, dasar kamu ya! Apa kemarin kamu menggunakan handuk wajahku untuk mengelap keringatmu, ya? Pagi baru bangun, kenapa handukku sudah bau keringat begini?!" tanya Wu Yunfu.     

Pada saat ini, Xuanyuan Poyu yang sedang membasuh wajahnya di sumur melihat adegan ini. Mata indahnya yang jernih tampak menghadap ke atas dan dia tidak bisa berkata apa-apa. Wu Yunfu ini benar-benar sudah tidak bisa diapa-apakan, Zhan Zihao juga sama saja, malah tidak bisa diapa-apakan lagi.     

"Wu Yunfu, otakmu bermasalah ya. Hari ini, akhirnya aku bisa bermalas-malasan di ranjang, kamu malah menendang pintu kamarku pagi-pagi begini. Apa kamu tidak tahu kalau kurang tidur itu bisa memengaruhi tujuh lubang dalam tubuh. Sana pergi! Aku masih mau bermalas-malasan... Uh..." Namun, belum selesai bicara, hidung Zhan Zihao sudah dibekap dengan handuk wajah oleh Wu Yunfu.     

Zhan Zihao mendorong Wu Yunfu dengan kesal, lalu dia berteriak, "Wu Yunfu!!! Kamu mau membunuhku ya?! Ya Tuhan! Kenapa kamu begitu kejam!"     

Wu Yunfu menyeka keringatnya dengan handuk wajah yang tidak hanya dipakai oleh Zhan Zihao mengelap keringatnya. Tapi juga membekap hidung dan mulutnya tadi, dan langsung dilemparkannya ke Zhan Zihao. "Membunuhmu itu hanya akan mengotori tanganku saja. Aku sudah tidak mau handuk bau yang kotor sekali ini! Untukmu saja!" serunya.     

Zhan Zihao langsung menghindar dari handuk yang dilemparkan ke dirinya, lalu dia menarik handuk itu dengan tangannya dan melemparnya ke lantai. "Siapa juga yang mau handuk bau dan kotor begitu?!" tanyanya.     

Wu Yunfu benar-benar marah sekali melihat handuk wajahnya dibuang ke lantai seperti ini. Namun dia hanya tersenyum sinis dan bergumam kesal, lalu menertawakan Zhan Zihao yang saat ini sedang berbaring di ranjang dengan kaki yang tidak mengenakan apa-apa itu.      

"Iya, memang bau, karena telah digunakan olehmu untuk mengelap keringatmu dan juga membungkam hidung dan mulutmu, jadi mana mungkin tidak bau? Cih!" kata Wu Yunfu dengan kesal.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.