Istri Kecilku Sudah Dewasa

Xiao Qiqi, Di bawah Tirai Raja (5)



Xiao Qiqi, Di bawah Tirai Raja (5)

2Bulu mata Mo Ying yang panjang agak bergetar. Napas pria itu terdengar jelas di telinganya. Kalimat itu membuat mata indahnya tampak tidak fokus. Tangan selembut gioknya yang menggenggam baju Du Heng pun menjadi semakin erat.     

Suasana pun jadi hening. Di bawah tirai Raja, di atas ranjang permata, Raja yang telah mengenakan piyama kuningnya lagi itu memeluk Ratu yang sangat dicintainya seperti ini. Telapak tangan besarnya juga terus mengelus rambut hitam Ratu dengan tenang.     

Namun, tidak lama kemudian, Mo Ying akhirnya merusak suasana manis penuh cinta ini. Dia berusaha melepas diri dan keluar dari kandang hangat ini, karena dia akan menghadapi kenyataan yang mengerikan. Jadi, dia pun membuka mulutnya dan berkata, "Raja, tukarkan saja."     

"Em?" gumam Du Heng yang sedang mabuk aroma tubuh Mo Ying yang memikat ini. Sejenak, dia tidak terlalu mendengarkan dengan serius apa yang dikatakan Mo Ying. Wanita cantik di dalam pelukannya itu lalu bergerak, dan Du Heng tanpa sadar mulai menciumnya lagi.     

Mo Ying benar-benar ingin menolak dan melawan hal ini dengan keras dalam hatinya. Jadi dia hanya menggertakkan giginya, lalu mengusir keengganan di dalam hatinya itu. Kemudian dia merangkul leher Du Heng dan bibir merahnya terus berkata, "Aku bilang, lepaskan putri klan iblis itu. Jangan makan dia."     

Bibir tipis Du Heng pun berhenti. Kepalanya langsung mendongak dari leher Mo Ying, lalu tersenyum. Seperti ada ekspresi senang yang memenuhi wajah tampannya.     

Mo Ying tidak mengerti apa arti dari senyuman tiba-tiba itu. Hatinya tercekat, dia menatap mata indah Du Heng, lalu dia sendiri jadi panik. Tapi, dirinya tidak berani menghindari tatapan mata Du Heng, dan hanya bisa memaksakan diri untuk tetap tenang.     

Du Heng mencubit pipi merah Mo Ying, lalu tersenyum dengan lembut. "Xiao Qiqi, sejak kapan kamu jadi baik hati begini? Em?" tanyanya.     

Mo Ying pun kembali lega, dan dia langsung menyalahkan dirinya sendiri karena begitu mudahnya goyah dan panik. Dari awal tidak seharusnya dia panik dan gugup. Kemudian dia tersenyum dingin lagi kepada pria itu, lalu tangan gioknya menyentuh telinga Du Heng. Menarik telinga Du Heng yang putih dan lembut itu sampai jadi telinga yang panjang dan besar.      

Dengan paras wajah yang dingin tapi samar-samar ada kelembutan itu, bibir merahnya kemudian berkata, "Dulu, aku tidak punya pilihan lagi. Tapi sekarang, aku ingin menyelamatkan seorang iblis. Raja, apa kamu bersedia memberikan kuasa ini padaku? Em?" Mo Ying berbicara dengan ujung bibirnya yang agak melengkung dan menyiratkan kesendirian.     

Hati Du Heng bergetar. Walaupun senyum Mo Ying di ujung bibirnya itu sangat sangat murahan, tapi mata aprikotnya yang indah masih saja terus menatapnya dan terpesona olehnya. Bahkan hampir saja tenggelam dalam senyuman murahan Mo Ying yang mungkin lebih ringan dari awan itu.     

Du Heng mencubit wajah Mo Ying dengan penuh kasih sayang, lalu menyesap dengan lembut bibir merah dan seksi Mo Ying yang bergerak itu. Kemudian dia berkata dengan lembut, "Xiao Qiqi, berikan satu senyuman padaku. Maka aku akan mempertimbangkannya."     

Mengiyakan dengan semudah ini? batin Mo Ying. Sebenarnya dia agak tidak menyangka akan hal ini. Dia merasa kalau Du Heng hanya bercanda dengannya. Bibirnya yang agak melengkung pun kemudian tersenyum kembali menjadi dingin. Dia lalu mengerutkan kening dan kembali bersikap dingin, mengalihkan wajahnya dan tak ingin memedulikan Du Heng.     

Du Heng menaikkan alisnya, lalu matanya menggelap. Kemudian dia tersenyum dan berkata, "Tidak masalah kalau tidak ingin tersenyum. Xiao Qiqi, aku masih punya cara lain." Selesai bicara, muncul senyum jahat yang menggantung di wajah tampannya.     

"Em?" gumam Mo Ying yang sama sekali tidak tahu. Hanya saja, detik berikutnya dia langsung tahu maksud Du Heng. Sama sekali tidak peduli dia bersedia atau tidak. Namun pria itu sudah mengangkat tubuh Mo Ying, lalu membuka selimut yang dipeluknya untuk menutupi roti daging besarnya. Setelah itu Du Heng langsung masuk.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.