Xuanyuan Pofan, Aku Membencimu!
Xuanyuan Pofan, Aku Membencimu!
Liuli Guoguo pun kembali mencondongkan tubuhnya dan mencium wajah tampan Xuanyuan Pofan lagi. Tapi, ciuman kali ini lebih lama, lebih bertenaga dan lebih tulus dari ciuman sebelumnya.
Mulut kecilnya didekatkan ke samping telinga Xuanyuan Pofan, lalu Liuli Guoguo berkata dengan nakalnya, "Kakak Po, selamat pagi! Kakak Po, selamat pagi! Kakak Po, selamat pagi!"
Namun, Xuanyuan Pofan masih saja membaca buku yang ada di tangannya, bahkan matanya tidak melirik sama sekali ke Liuli Guoguo. Hanya saja, dia tetap menggendong gadis kecilnya tanpa berniat untuk menurunkannya sama sekali.
Liuli Guoguo pun langsung berkeringat, Apa mungkin aku benar-benar sudah melakukan sesuatu kepada kakak Po saat aku tidur tadi? batinnya. Bahkan dia mulai menganalisis semuanya dengan serius.
Tapi, Liuli Guoguo sepenuhnya tidak menyadari kalau ada rona merah samar di pipi Xuanyuan Pofan. Bahkan buku yang dia pegang masih pada halaman yang sama, dengan yang dibacanya ketika Liuli Guoguo baru bangun tadi.
Liuli Guoguo merasa tidak berdaya dan benar-benar sudah tidak tahu harus melakukan apa. Karena dia masih saja melihat Xuanyuan Pofan yang bersikap dingin padanya.
Akhirnya, Liuli Guoguo menggunakan cara terbaiknya, yaitu maju dan meraih kepala Xuanyuan Pofan, lalu mencium keningnya. Dia juga mencium kening Xuanyuan Pofan sebanyak tiga kali dalam sekejap.
Hati Xuanyuan Pofan terasa geli, tangan yang memegang buku itu pun mengencang. Dia yang sedari tadi berusaha mengendalikan dirinya, saat ini sudah tidak bisa menahan diri lagi.
Saat si kucing kecilnya baru saja melepaskan wajahnya, Xuanyuan Pofan langsung melemparkan buku di tangannya, lalu menarik Liuli Guoguo kembali ke dekatnya, kemudian mencium bibir merah mudanya dengan kuat.
Namun, detik berikutnya, bibir kecil yang baru saja dicium itu langsung dibuka paksa oleh pria itu dengan bibirnya. Lalu menarik ujung lidah kecil di bibir itu dan mulai menggulung serta menikmatinya.
Bibir mawar Xuanyuan Pofan sudah masuk dan mencapai mulut kecil Liuli Guoguo, lalu menggali rasa manis di dalamnya dengan begitu serakah. Telapak tangan besarnya masuk, kemudian mulai meraba di dalam rok Liuli Guoguo, dan langsung memegang ke bagian itu. Mata jernihnya bersinar begitu memainkan bagian itu dengan meremasnya.
Di luar masih hujan, hanya saja hujannya sudah mulai reda. Rintik hujan yang kecil ini masih turun. Lalu, mulut kecil air itu menyentuh permukaan bumi hingga berbunyi 'tik tik tik'.
Entah sudah berapa lama udara seperti ini berputar, sampai hujan pun akhirnya berhenti. Seorang berjubah hitam di dalam kamar masih saja menikmati dan menyiksa gadis berbaju merah muda. Tidak peduli bagaimana gadis itu melawan, namun tetap saja dia terus ditaklukkan sampai tubuhnya semakin lemas.
Udara berputar lagi, lalu pelangi sudah ditarik ke langit dan matahari menerobos penghalang awan abu-abu yang berhasil keluar dari sana.Tapi, pria berjubah hitam itu masih belum juga melepaskan gadis berbaju merah muda. Jeratan kemesraan ini bahkan tidak berhenti sampai tengah hari.
Namun, dia berhenti saat perut mereka berdua keroncongan karena meminta makan. Setelah itu, Xuanyuan Pofan baru mau melepaskan Liuli Guoguo.
Liuli Guoguo mengusap mulut kecil yang sedari tadi digigit sampai jadi seperti sosis oleh Xuanyuan Pofan. Kemudian dia tidak bisa menahan diri untuk memaki kakak Po-nya, "Dasar penjahat besar yang tak ada duanya di dunia ini! Xuanyuan Pofan, aku membencimu!"
Xuanyuan Pofan lalu menyeringai dan menimpali, "Ini hanya sebuah kompensasi saja."
Telinga Liuli Guoguo menajam. Jika tahu begitu dia bangun Xuanyuan Pofan akan menggigit dan meremasnya dengan sangat lama seperti ini. Dia pasti memilih untuk bermalasan dan tidak mau bangun hari ini, bahkan walaupun dipukul sampai mati. Cih, marah sekali aku. Kenapa kakak Po sejahat ini sih. Benar-benar jahat sekali sampai membuatku mau menangis. Hiks hiks hiks, batinnya.
***
Setelah Liuli Guoguo dan Xuanyuan Pofan menyelesaikan makan siang mereka, yakni bubur putih dan mie,
"Liuli Guoguo, aku ingin mendengarmu memainkan alat musik pipa."
"Tidak mau, aku tidak mau memainkannya untukmu! Cih!"
"Aku ingin dengar, musik yang kamu mainkan sangat merdu sekali."
"Sia-sia saja memujiku. Aku tetap tidak akan memainkannya untukmu!"
"Aku ingin mendengarkan dewi kecil bermain alat musik pipa."
"Tidak mau! Sia-sia saja walaupun memujiku dewi kecil. Dewi kecil ini tidak mau memainkan pipa untukmu, cih!"
"Em?"
"Oh oh, kakak Po tunggu sebentar ya."
Kemudian Liuli Guoguo langsung berlari ke dalam kamar, mengeluarkan alat musik pipa berbentuk pir itu, dan mulai memainkan musik untuk Xuanyuan Pofan. Mulut kecilnya yang bengkak seperti sosis itu juga memanyun, dan semakin lama semakin maju.
Lalu, di luar asrama Taohua, tampak seorang pemuda yang teralih dan tertarik oleh suara pipa milik Liuli Guoguo.