Aku Menyentuhmu, Itu Berkat Untukmu!
Aku Menyentuhmu, Itu Berkat Untukmu!
Tanpa melihat orangnya dan hanya mendengarkan suaranya, namun sudah membuat para pemuda ini langsung merasa kalau suara ini sungguh manis dan merdu sekali.
Walaupun suara itu terdengar agak familiar, tapi bisa membuat para pemuda ini langsung tertegun dan terpesona sejenak. Tangan mereka yang memegang sekop untuk menggali tanah pun berhenti, lalu perlahan mengangkat pandangan mata mereka.
Kemudian, yang masuk dalam pandangan mereka adalah Lie Nieduo yang sangat gendut, pendek, bulat, tapi punya kulit yang putih bersih. Serta Liuli Guoguo, gadis kurus berbaju merah muda di samping Lie Nieduo yang seluruh tubuhnya mulai dari leher, tertutupi dengan kain besar berwarna hitam.
Walau wajah kecilnya penuh bopeng, dan juga ada sebuah tahi lalat yang sangat menjijikan. Tapi Liuli Guoguo memiliki mata anggur yang besar dan jernih, yang penuh dengan rasa ingin tahu dan bersinar dengan indah. Seolah tersembunyi langit berbintang di sana.
Gadis yang lebih menggemaskan dari kelinci putih kecil itu lalu berjalan menuju mereka dengan leher yang agak terekspos di luar, dari kain berwarna hitam tersebut. Walaupun masih terlihat cap merah yang samar di leher itu, tapi kulitnya putih sekali seperti salju, bahkan lebih putih daripada kulit Lie Nieduo.
Rambut Lie Nieduo dan Liuli Guoguo yang agak basah dan terurai di belakang pinggang. Kemudian terdapat keranjang bambu kecil yang berisi peralatan mandi di tangan mereka. Sekilas, orang akan langsung tahu kalau mereka baru saja selesai mandi.
Saat mengangkat kepala serta pandangan, keempat pemuda itu mau tidak mau harus mengakui kalau mereka lagi-lagi terpesona. Bahkan hati mereka juga tertegun ketika melihat Lie Nieduo dan Liuli Guoguo yang seperti itu.
Pada akhirnya, Dong Milin yang tersadar duluan dari keterkejutannya. Dia mengerutkan kening, kemudian segera berkata kepada Liuli Guoguo dan Lie Nieduo, "Bisa-bisanya bertanya pada kami apa yang sedang kami lakukan."
"Justru aku yang mau bertanya, apa yang sedang kalian berdua lakukan?! Dua gadis malam hari seperti ini tidak diam di asrama, dan malah pergi ke tempat pinggiran seperti ini. Apa yang mau kalian lakukan? Em?"
Nada bicara Dong Milin terdengar tidak sabar. Karena dia tidak suka, jika dirinya sedang melakukan sesuatu, tapi tiba-tiba diganggu.
Hati kecil Lie Nieduo seketika tertegun dan jadi merasa bersalah. Dia ingat kalau dulu Liuli Guoguo pernah bilang jika tempat itu tidak sengaja ditemukan oleh Liuli Guoguo dan jangan sampai memberitahukan tempat ini kepada orang lain.
Kalau tidak, mereka tidak akan bisa pergi ke sana lagi, bahkan mungkin akan ada orang yang berhati jahat, yang diam-diam mau mengintip mereka mandi. Lie Nieduo pun menyadari resiko ini, jadi dia hanya bisa menurunkan lehernya, mulai panik, dan tidak menjawab pertanyaan Dong Milin.
Namun, Lie Nieduo tidak menyadari kalau salah satu pemuda yang mengenakan baju putih dari keempat pemuda itu, saat ini sedang menatap lurus ke arahnya. Alis pedang yang tampan, yang awalnya rileks itu saat ini jadi naik, dan juga mengerutkan keningnya.
"Hanya… Hanya ingin keluar jalan-jalan saja. Udara malam bagus sekali, bulannya begitu bulat, bintang-bintang bersinar indah, jadi ingin keluar untuk cari angin," jawab Liuli Guoguo kepada Dong Milin dengan mata anggurnya yang besar dan hitam, yang terus berkedip itu. Bibirnya agak terbuka, dengan wajah yang tidak memerah sama sekali.
Begitu ucapan ini terlontar, Wu Yunfu yang juga sudah sadar dari keterkejutannya, yang saat ini ada di rerumputan langsung membuang sekopnya. Dia lalu berjalan menghampiri Liuli Guoguo. Kemudian bibir mawarnya melengkung dan tersenyum.
Wu Yunfu berjalan sampai ke depan Liuli Guoguo, lalu melontarkan semua pertanyaan di dalam pikirannya. Bahkan dia mengulurkan tangan besarnya, dan hendak menarik rambut Liuli Guoguo yang basah.
"Cari angin? Mengenakan pakaian seperti ini untuk cari angin? Membawa keranjang bambu untuk cari angin? Rambut basah begini untuk cari angin?" tanya Wu Yunfu.
Liuli Guoguo mengerutkan kening dan bergegas mundur, menghindari tangan Wu Yunfu. Setelah itu dia berkata dengan agak tidak senang, "Tanganmu kotor, jadi jangan menyentuh rambutku!"
Wu Yunfu menundukkan kepala dan melihat tangannya sendiri, lalu memang ada debu tanah di tangannya. Namun, dari dulu tidak pernah ada gadis yang berani menghinanya seperti ini. Jadi, dia pun langsung mengerutkan kening dan hendak meremas wajah kecil Liuli Guoguo.
"Seberapa kotor tanganku, tapi kalau aku menyentuhmu, itu adalah berkatmu!"
Liuli Guoguo sangat tidak suka sekali. Jadi, dia pun langsung mundur lagi tanpa sadar, demi menghindari lagi tangan yang akan menyentuh pipinya itu. Namun, saat dia mundur, tanpa sengaja tumitnya menginjak ke sebuah kayu yang sangat kecil dan bulat. Sehingga tubuhnya terpeleset dan jatuh ke belakang.