Kakak Po, Di Sana, Di Sana...
Kakak Po, Di Sana, Di Sana...
Setelah memeluknya ke dalam dekapannya, Xuanyuan Pofan pun menarik daun telinganya, lalu mencoba menghibur Liuli Guoguo dengan berkata, "Kamu jangan khawatir, ini di dalam kampus jadi sangat aman. Cai Gua pasti bisa pulang sendiri. Apalagi ini sudah tengah malam, dan dia sangat kecil sekali. Lalu bagaimana caranya kamu menemukannya? Em?"
"Benarkah?" tanya Liuli Guoguo yang sedang dipeluk oleh Xuanyuan Pofan dengan masih merasa cemas. Namun, kata-kata Xuanyuan Pofan ini pada akhirnya jauh membuatnya jadi lebih tenang dan rileks.
"Em," jawab Xuanyuan Pofan sambil menepuk pelan kepala Liuli Guoguo, lalu berkata dengan suara lembutnya, "Tenang saja."
Liuli Guoguo mengerutkan keningnya, lalu melepaskan diri dari pelukan Xuanyuan Pofan dan berjalan ke samping jendela kecil. Dia membuka tirai di jendela kecil itu, melihat keluar, ke kanan dan ke kiri. Di luar terlihat sangat gelap sekali, dan hanya terdengar angin yang terus berhembus, hal itu membuatnya jadi semakin khawatir.
"Tidak, kakak Po, aku tidak bisa tenang. Aku harus mencarinya sekarang juga!" kata Liuli Guoguo kepada Xuanyuan Pofan. Sebab, dia sungguh sangat khawatir. Dia pun menutup tirai jendela itu, lalu pergi dan hendak keluar dari pintu kamar karena bertekad untuk mencari Cai Gua di luar.
Xuanyuan Pofan melihat Liuli Guoguo yang terus mengerutkan kening. Jadi, dia pun tidak punya cara lain, dan terpaksa bergegas mengambil jubah hitam dari ruang sihirnya.
Jadi, saat Liuli Guoguo sudah di samping pintu, namun belum sempat membuka pintunya. Tiba-tiba pria di belakangnya menutup tubuhnya dengan jubah hitam, lalu suara rendah dan berat pria itu pun terdengar, "Jangan panik, aku akan menemanimu mencarinya."
Mata anggur Liuli Guoguo yang besar menyiratkan kehangatan, membuat mata anggur besarnya bersinar dan terharu. Karena dia pikir Lie Nieduo pasti sudah tidur, jadi dia langsung mengiyakan ucapan Xuanyuan Pofan ini.
Setelah membuka kamar, kepala kecil Liuli Guoguo menjulur keluar lebih dulu, lalu melihat ke kamar Lie Nieduo yang lilinnya sudah padam. Dia pun menoleh dan menaruh tangan kecilnya ke tangan besar Xuanyuan Pofan, kemudian menariknya dan mengajaknya untuk mencari Cai Gua bersama-sama.
Karena khawatir ketahuan yang lain, Liuli Guoguo tidak membawa Xuanyuan Pofan melewati pintu gerbang depan, tapi menariknya melewati pintu gerbang belakang. Mereka mencari Cai Gua dengan melewati jalan kecil yang gelap dan penuh rerumputan, yang tadi dilewatinya bersama Lie Nieduo.
Setelah sudah lama berlalu, tapi Cai Gua tidak juga kembali. Liuli Guoguo berharap tidak ada hal buruk yang terjadi padanya. Itu adalah doa yang terus diucapkannya di dalam hatinya. Dia pun masih merasa bersalah. Sebab, ini adalah kesalahannya karena dia terlalu terburu-buru tadi. Sehingga, dia bahkan tidak menyadari sama sekali saat Cai Gua terjatuh di tanah atau entah ke mana. Benar-benar ceroboh.
Liuli Guoguo menarik tangan Xuanyuan Pofan dan menyusuri jalan untuk menemukan sosok Cai Gua di sana. Dia terus mengerutkan kening karena rasa khawatir dan menyalahkan dirinya sendiri.
Dengan cara ini, pria berjubah hitam tersebut menemani gadis berbaju merah muda, dan berjalan menyusuri jalan kecil yang gelap serta penuh rerumputan dan pohon untuk mencari hewan peliharaan kesayangan Liuli Guoguo yang kecil dan imut.
Sebenarnya, Xuanyuan Pofan menolak hal ini di dalam hati. Dia bukanlah orang yang akan keluar tengah malam hanya untuk mencari seekor tikus. Sebab, ini sudah terlalu konyol baginya.
Namun, karena ditarik tangannya ke depan oleh Liuli Guoguo untuk mencari chinchilla kecil imut itu. Membuat mata elangnya bergetar ketika melihat tangannya sendiri. Lalu dia melirik paras wajah cantik dan sempurna Liuli Guoguo yang meski ada banyak bopeng. Tanpa sadar, Xuanyuan Pofan melengkungkan bibirnya dan tersenyum.
Sebenarnya, di bawah bulan yang bersinar cerah, bintang yang berkedip indah dan angin yang berhembus menggoyangkan rerumputan seperti ini, hanya ada aku dan dia. Ini cukup romantis juga, batin Xuanyuan Pofan. Setelah berpikir seperti ini, tapi tiba-tiba Liuli Guoguo malah terdengar menjerit dengan keras, "Huwaahhh!"
"Ada apa?" tanya Xuanyuan Pofan yang tanpa sadar langsung memeluk Liuli Guoguo ke dalam dekapannya. Dia juga sangat sedih ketika melihat si kucing kecilnya ketakutan.
Setelah Liuli Guoguo dipeluk ke dalam dekapan Xuanyuan Pofan dengan erat, dia langsung bersandar ke dalam pelukannya. Kemudian jari tangannya menunjuk ke arah rerumputan yang tidak jauh dari mereka, "Kakak Po, di sana, di sana..."