Istri Kecilku Sudah Dewasa

Kakak Po, Aku Ikut Pergi Bersamamu



Kakak Po, Aku Ikut Pergi Bersamamu

3Setelah Liuli Guoguo dipeluk ke dalam dekapan Xuanyuan Pofan dengan erat, dia langsung bersandar ke dalam pelukannya. Kemudian jari tangannya menunjuk ke arah rerumputan yang tidak jauh dari mereka, "Kakak Po, di sana, di sana..."     

Rerumputan itu adalah tempat di mana Liuli Guoguo bertemu dengan Wu Yunfu dan Xuanyuan Poyu yang sedang menggali tanah tadi. Lalu, Xuanyuan Pofan mencoba melihat arah yang ditunjuk oleh Liuli Guoguo. Namun, yang dilihatnya adalah dua pemuda yang sedang terbaring di kubangan darah, di rerumputan yang tidak jauh dari mereka.     

Pemandangan itu sangat cukup mengerikan, jadi tidak heran jika si kucing kecilnya ini sampai menjerit ketakutan. Namun, seberapa mengerikan dan menakutkan pemandangan itu, tapi masih saja dapat melihat paras kedua pemuda yang berbaring di kubangan darah saat ini. Di mana, wajah mereka saat ini terlihat sangat pucat sekali.     

Tidak ada jejak darah yang keluar dari ujung mulut, ujung mata, bahkan lubang hidung mereka. Lalu, entah dari mana asal kubangan darah di bawah tubuh mereka itu.     

Xuanyuan Pofan memeluk erat gadis berbaju merah muda di dalam dekapannya, sambil matanya memandangi sekitarnya. Setelah diam sejenak, seketika ada jawaban yang muncul di dalam hatinya.     

"Kamu diam baik-baik di sini, aku akan memeriksanya," kata Xuanyuan Pofan yang mencoba menenangkan gadis berbaju merah muda di dalam dekapannya, dengan menepuk-nepuk kepalanya. Dia hendak melepaskannya dari pelukan, lalu pergi ke sana untuk memeriksa situasinya.     

"Kakak Po, aku mau ikut pergi bersamamu," kata Liuli Guoguo sambil menggenggam erat baju Xuanyuan Pofan, dan berkata dengan suara gemetaran.     

Xuanyuan Pofan melirik jijik ke rerumputan itu, lalu menolak keinginan Liuli Guoguo dengan berkata, "Tidak perlu, kotor di sana."     

Liuli Guoguo menaikkan hidung kecilnya, lalu mengerutkan keningnya dan menolak Xuanyuan Pofan, "Tidak mau." Bahkan, tertulis jelas di wajahnya yang penuh bopeng itu kalau dia mau ikut pergi bersamanya ke sana.     

Xuanyuan Pofan tidak punya cara lain, jadi dia terpaksa mencubit wajah kecil Liuli Guoguo sambil berkata, "Ikuti di belakangku."     

"Em!" Liuli Guoguo menjawab dengan patuh, lalu dia bersembunyi di belakang punggung Xuanyuan Pofan sambil memegang ujung baju Xuanyuan Pofan.     

Xuanyuan Pofan melihat si kucing kecilnya yang ketakutan seperti itu, dan membuatnya jadi tidak yakin. Entah apakah si kucing kecilnya ini benar-benar bisa menjadi ahli penangkap jiwa. Lalu, dirinya semakin khawatir karena dia mengerti kalau besok si kucing kecilnya akan pergi untuk mengikuti ujian di lembah ribuan makhluk buas, tempat yang semacam itu.      

Dengan dia yang seperti ini... Hem, ya sudahlah mau bagaimana. Karena bagaimanapun si kucing kecil sudah aku jaga dan lindungi baik-baik selama bertahun-tahun. Jadi hal yang wajar jika dia ketakutan begini saat melihat pemandangan mengerikan. Begitu perjalanan di lembah ribuan makhluk buas ini berakhir, Liuli Guoguo pasti jadi berubah semakin dewasa, batin Xuanyuan Pofan.     

Jika saja Xuanyuan Pofan adalah Raja atau kaisar di dunia fana atau dunia manusia ini. Mungkin dia tidak akan memaksa si kucing kecilnya untuk menjadi kuat atau melewati jalan kehidupan untuk menjadi orang yang kuat.      

Sebab, Liuli Guoguo cukup menjadi gadis cantik manja yang akan terus dijaga di dalam kamarnya. Tapi sayangnya, kedepannya Xuanyuan Pofan akan membawanya pergi ke kota Dewa. Jika mau pergi ke kota Dewa tapi tidak memiliki kekuatan sihir atau kekuatan lainnya, maka itu tidak akan bisa.     

Saat berpikir begini, Xuanyuan Pofan pun terus berkata pada dirinya sendiri untuk harus tega membiarkan si kucing kecilnya pergi ujian, agar membuat kekuatan sihirnya meningkat pesat.     

Xuanyuan Pofan dengan tidak fokusnya memimpin jalan seorang gadis yang mengikutinya dari belakang. Mereka berdua berjalan sampai ke rerumputan, lalu berjongkok dan hendak memeriksa napas dua pemuda yang tengah berbaring di dalam kubangan darah itu.      

Sebab, mereka ingin memastikan, apakah kedua pemuda itu masih hidup atau tidak. Lalu, si kucing kecil di belakang Xuanyuan Pofan tiba-tiba berkata dengan suara manisnya, "Zhan Zihao dan Dong Milin?!"     

"Em?" guma Xuanyuan Pofan dengan bingung.     

"Kakak Po, aku kenal mereka berdua. Mereka… Em… Mereka kakak seniorku di kampus ini. Yang satunya sama denganku, murid kampus Hun. Sedangkan yang satunya lagi murid kampus Huatuo. Kenapa mereka bisa..."     

Sebenarnya, Liuli Guoguo ingin melanjutkan ucapannya seperti ini, 'Mereka tadi bukannya sedang menggali tanah di sini?! Lalu kenapa mereka bisa berbaring dengan menyedihkannya seperti ini?!'.     

Namun, Xuanyuan Pofan langsung mengerutkan kening dengan tidak senang. Dia lalu mengulurkan tangannya dan memeriksa napas di hidung mereka berdua yang terbaring di dalam kubangan darah ini. Sambil tidak lupa berkata, "Banyak juga kakak senior yang kamu kenal ya."     

Nada bicaranya terdengar agak masam. Jika hari-hari biasanya, saat mendengar ucapan dan nada bicara Xuanyuan Pofan yang seperti ini, Liuli Guoguo pasti akan langsung mengerti kalau Xuanyuan Pofan sedang tidak senang.     

Namun, pada saat ini, ketika melihat ada dua orang yang tampak seperti sudah mati di dalam kubangan darah itu. Hanya ada rasa tidak percaya dan keterkejutan yang terus berputar di otak Liuli Guoguo.      

Bahkan, Liuli Guoguo sama sekali tidak sempat untuk mengerti, apa maksud ucapan dari Xuanyuan Pofan. Namun, dia dengan panik malah bertanya, "Kakak Po, apa, apa, apa mereka… Sudah mati?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.