Istri Kecilku Sudah Dewasa

Acara Akbar Pemilihan Selir (1)



Acara Akbar Pemilihan Selir (1)

0Di musim panas yang terik, masih tidak bisa menahan keramahan dan antusiasme berbagai keluarga kaya raya dan terpandang. Dari para Nona keluarga terpandang di seluruh negeri Dong Xuan terhadap acara akbar pemilihan selir ini.      

Dengan impian menyaksikan phoenix kerajaan Dong Xuan. Membuat semua orang dari keluarga terpandang di negeri Dong Xuan pun berkumpul bersama di bangunan Dong, ibu kota kekaisaran. Untuk mengikuti acara akbar pemilihan selir pangeran mahkota yang diadakan oleh Ratu.     

Seperti diketahui oleh semua, siapa phoenix yang ditetapkan di acara akbar pemilihan selir ini. Tidak lebih hanyalah rencana yang dibuat oleh Ratu untuk meningkatkan pamor putra kesayangannya. Juga demi mengabulkan keinginannya untuk segera menggendong seorang cucu. Serta untuk menambahkan perasaan ritual alami. Karena itulah, dirinya membuat pertunjukan seperti ini.     

***     

Di kamar pribadi pangeran mahkota di bangunan Dong,      

Seorang pemuda tampan masih tidur dengan memeluk guling di dalam selimut. Sedikitpun dia tidak merasa kalau hari ini adalah hari yang tidak berbeda dari hari-hari biasanya.      

Kemudian, dua pelayan pria dan beberapa pelayan wanita sudah panik tidak karuan, seperti belalang yang ada di atas panci panas.     

"Pangeran mahkota, hari ini adalah hari di mana acara akbar pemilihan selir diadakan. Acara pemilihan selir ini akan segera dimulai, tolong pangeran mahkota segera bangun dong. Kami para pelayan agar bisa segera melayani anda ganti baju dan menata rambut anda!" kata Xiao Penzi yang rasanya sudah ingin menangis, sambil berlutut di belakang kelambu panjang ranjang, dan bersujud memohon pada Tuannya.      

Aduh pangeran mahkota, kamu ini benar-benar hebat sekali kalau masalah tidur! Ini sudah jam berapa coba?! Tapi Tuan masih saja tidur! Membuat kami para bawahan yang malah jadi panik tidak karuan! batin Xiao Penzi.     

Xiao Chongzi melihat Xiao Penzi yang sudah memohon cukup lama kepada Tuannya. Tapi pangeran mahkota yang ada di dalam kelambu panjang itu masih saja tidak bergerak. Jadi dia membuka mulutnya dan berkata, "Pangeran mahkota! cepat… Aduh!"      

Namun, ketika belum selesai Xiao Chongzi berbicara. Tiba-tiba ada bantal warna kuning yang menimpa kepalanya, disertai dengan teriakan yang sangat keras seperti orang sedang marah terdengar, "Kalian semua pergi sana!"     

Xuanyuan Poxi marah sekali ketika bangun. Dia bahkan benar-benar tidak ingin bangun dari ranjangnya. Emosinya langsung meledak, dan dia meluapkannya begitu saja. Kemudian dia membalikkan badannya, mengganti posisinya, lalu memeluk selimutnya lagi. Setelah itu memiringkan kepala dan kembali melanjutkan tidurnya.     

Xiao Penzi dan Xiao Chongzi saling memandang, dan mereka merasa sangat tidak berdaya. Tapi, demi urusan paling penting seumur hidup Tuannya ini, mereka lebih memilih dimaki mati-matian. Sehingga...     

"Astaga! Pangeran mahkota, tidak boleh tidur lagi! Ratu sudah mengadakan acara ini untuk anda. Jadi… Aduh!"      

Namun, belum selesai Xiao Penzi bicara, tiba-tiba guling keras yang panjang berwarna kuning telah menimpanya dan Xiao Chongzi secara bersamaan. Aduh, sakit sekali Tuan! Hiks hiks hiks, batinnya.     

"Pergi! Sana kalian pergi!" teriak Xuanyuan Poxi. Kemudian dia langsung menenggelamkan kepalanya ke dalam selimut dan meneruskan tidurnya lagi.      

Xiao Penzi dan Xiao Chongzi bingung. Rasanya mereka benar-benar ingin menangis saja. Lalu, para pelayan istana kerajaan yang sedang berlutut di belakang mereka, merasa cukup kasihan kepada keduanya.     

"Xiao Penzi, Xiao Chongzi, pangeran mah..."      

Pada saat ini, pelayan Hua berlari masuk dan bertanya kepada dua pelayan pria yang berlutut di lantai. Hanya saja, begitu dia masuk, dia melihat dua benjolan besar di kepala mereka berdua, suaranya pun langsung terhenti. Kemudian, setelah diam sejenak, dia baru meneruskan ucapannya, "Di mana pangeran mahkota?"     

Xiao Chongzi mengelus-elus benjolan merah besar di kepalanya. Dia lalu merapatkan bibirnya dan berkata kepada pelayan Hua dengan sedikit kesal, "Pangeran mahkota… Masih, masih, masih tidur."     

"Apa?!" teriak pelayan Hua karena terkejut. "Aduhhhhh! Bagaimana boleh seperti ini?! Raja Huayou dan istri kecil Raja Huayou sudah sampai di aula Wei Ying, kenapa pange..."     

"Pelayan Hua, apa yang kamu katakan?!" kata Xuanyuan Poxi sambil tiba-tiba melompat dari ranjang. Si persik maduku, eh bukan bukan bukan, si perdik madu kakak keenamku akhirnya sudah tidak marah lagi denganku? batinnya.      

Xuanyuan Poxi pangeran yang begitu arogan ini, dalam sekejap tiba-tiba merasa kalau hidupnya kembali indah.     

***     

Aula Wei Yang di bangunan Dong,     

"Ibu Ratu, kenapa kakak Xuanyuan Poxi kurus masih belum juga datang? Bukankah dia adalah pemeran utama untuk hari ini?" tanya Liuli Guoguo kepada Ratu setelah duduk di samping Ratu. Kemudian dia memasukkan sepotong kue gula dari atas meja ke dalam mulutnya.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.