Istri Kecilku Sudah Dewasa

Acara Akbar Pemilihan Selir (6)



Acara Akbar Pemilihan Selir (6)

2Xuanyuan Poxi berkedip, karena dia cukup mengerti dengan semua ini. Dia benar-benar tidak menyangka kalau orang-orang ini menggunakan begitu banyak trik dalam memilihkan selir untuknya.      

Xiao Penzi sebelumnya sudah pernah berbisik di telinganya kalau dalam semua proses ini. Xuanyuan Poxi hanya perlu mendengarkan dengan telinga kiri dan membiarkannya keluar dari telinga kanan.      

Namun, bukankah selirnya itu sudah ditetapkan lebih dulu oleh ibu Ratu, ya? Lalu, kenapa juga harus repot-repot seperti ini? Orang-orang di kerajaan ini benar-benar kurang kerjaan sekali, batin Xuanyuan Poxi yang tak bisa berkata-kata, dan hanya mengeluhkan semua ini dalam hatinya.     

"Pangeran mahkota sudah selesai melihat-lihatnya? Tolong berikan penilaian dan susun dengan penilaian rendah medium, serta tinggi tentang bayangan keempat gadis tersebut pada kayu ini."     

Tidak lama kemudian, pelayan Gao memegang sebuah kayu, lalu pelayan Lu membawakan sebuah kuas dan berjalan menghampiri Xuanyuan Poxi.     

Selesai melihat apanya! Padahal jelas-jelas tidak bisa melihat dengan jelas penampilan asli mereka! batin Xuanyuan Poxi. Dia hanya mengangkat pundaknya, lalu mengambil kuas dan menulis dengan asal-asalan di atas kayu itu.      

"Tinggi tinggi tinggi tinggi," gumam Xuanyuan Poxi. Bagaimana? Penilaian empat tinggi ini sudah sangat menghargai mereka, kan?! batinnya.     

Lalu, begitu Xuanyuan Poxi mengembalikan kuas di nampan yang dipegang oleh pelayan Lu. Tiba-tiba tangannya langsung dipukul oleh Ratu yang ada di sampingnya.      

"Xuanyuan Poxi, tolong serius dong!" kata Ratu dengan marahnya. Dia paling tidak suka sifat putra kedelapannya yang sangat tidak serius dan suka main-main ini. Jika Raja nanti akhirnya berubah pikiran dan tidak ingin memberinya kejayaan dan takhta negeri Dong Xuan ini, maka semuanya akan berakhir begitu saja.     

"Ibu Ratu, aku sangat serius ini," bantah Xuanyuan Poxi.     

Ratu menarik napas dalam-dalam, berusaha menahan dan mengendalikan dirinya sendiri untuk tidak emosi dan marah kepada Xuanyuan Poxi, putra kesayangannya. Putraku ini sudah jadi pangeran mahkota. Aku tidak boleh menegurnya seperti dulu, aku harus menjaga harga diri dan martabatnya di depan yang lain! batinnya.     

Raja yang duduk di kursi utama hanya mengerutkan keningnya dan berkata, "Sudahlah pelayan Gao, cepat suruh keempat gadis itu keluar ke sini."     

"Laksanakan," jawab pelayan Gao, dengan tetap muncul kelicikan di tatapan matanya.     

Liuli Guoguo melihat Ratu yang sepertinya tidak senang. Kemudian dia menarik tangan kecil seputih saljunya dari telapak tangan besar pria berbaju hitam di sampingnya. Lalu, dengan baiknya mengambilkan sup lotus yang tadi baru saja dibawakan oleh seorang pelayan.      

Setelah itu Liuli Guoguo menyerahkan sup lotus itu kepada Ratu sambil berkata, "Ibu Ratu, sup lotus ini enak sekali. Silakan minum ini selagi masih panas."     

Alis Xuanyuan Poxi yang indah kemudian tampak naik dan mengerutkan keningnya dengan tidak senang. Ketika merasakan tangan kecil seputih salju yang sangat lembut itu tiba-tiba tidak ada di dalam genggaman tangannya.     

Ratu menoleh dan memandang Liuli Guoguo yang mengedipkan mata bulat, serta besar seperti anggur itu dengan sangat imut sekali. Hal tersebut membuat hatinya tiba-tiba menjadi hangat. Kemudian dia melengkungkan bibirnya dan mengambil sup lotus yang diberikan Liuli Guoguo itu. Si lobak kecil ini sebenarnya… Benar-benar cukup baik, batinnya.     

Setelah sup lotus di tangannya diambil oleh Ratu, muncul lesung pipi yang begitu cerah di wajah Liuli Guoguo. Dia lalu menoleh dan melihat kakak Po-nya yang tampaknya sedikit tidak senang. Dan dia langsung mengerti apa yang terjadi.      

Jadi, Liuli Guoguo dengan segera meletakkan tangan kecilnya yang seputih salju itu, kembali ke dalam telapak tangan pria tersebut, dan membiarkannya memainkannya lagi. Lalu, mata besar dan jernih yang seperti anggur itu terus berkedip-kedip ke arah pria itu dengan polosnya, seperti memohon ke pria itu untuk memaafkannya.     

Xuanyuan Pofan menoleh, melihat si kucing kecilnya yang begitu imut dan manis. Kemudian, dalam sekejap, tanpa memedulikan orang-orang di sekelilingnya. Dia langsung menggendong Liuli Guoguo ke pangkuannya, lalu menciumnya dengan liar.      

Tapi, untungnya Xuanyuan Pofan masih bisa menahan diri. Nanti kalau sudah pulang, aku akan menikmatinya semauku, batinnya.     

***     

Benar saja, ketika Xuanyuan Poxi melihat keempat gadis itu keluar dari balik layar, dia tahu dan sudah menebak hal ini. Yang pertama adalah putri kedua pamannya yang seorang gubernur provinsi Teng yang terkenal bagus sekali panennya, dan juga merupakan adik kandung dari kakak sepupunya dari Jingbei Dashima, yaitu Du Linlang. Dia juga adalah keponakan dari ibu Ratu, yang merupakan adik sepupu Xuanyuan Poxi.      

Kemudian yang kedua adalah putri ketiga dari Ma Hua, menteri pengadilan dan putri dari bibi keduanya, dan namanya adalah Ma Jinjiao. Dia juga adalah keponakan ibu Ratu, dan juga adik sepupu Xuanyuan Poxi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.