Istri Kecilku Sudah Dewasa

Pemuda Tampan Pecinta Makanan Pedas (1)



Pemuda Tampan Pecinta Makanan Pedas (1)

2Di restoran mie lezat Chuan Xian,      

Setelah Liuli Guoguo memilih tempat duduk yang dekat jendela, dia langsung menaruh Cai Gua yang ada di pundaknya ke atas meja. Lalu, Cai Gua pun mulai memakan sepiring kecil kacang yang disediakan di atas meja.     

Seorang pelayan kemudian menghampiri Liuli Guoguo dan bertanya, "Nona, mau pesan apa?" Ketika bertanya, kedua mata pelayan itu tanpa sadar memandangi Liuli Guoguo dari atas sampai kebawah, dan dia cukup terkejut sekali. Sebab, ini benar-benar pertama kalinya dia melihat gadis secantik ini.     

Sebenarnya Liuli Guoguo tidak bernafsu makan, dia hanya merasa lapar saja. Sehingga, dia tidak berselera untuk melihat-lihat menunya, dan hanya berkata, "Bawakan semangkuk mie paling populer di restoran kalian ini saja. Sekalian tolong campur dengan sepiring kecil gula pasir."     

"Gula pasir?" tanya pelayan restoran itu karena terkejut.     

"Kenapa? Apa tidak boleh?" tanya Liuli Guoguo heran.     

"Oh, tidak, tidak apa-apa. Tunggu sebentar ya, Nona," jawab pelayan itu dengan segera. Cara makan apa itu, mie yang sangat pedas ditambah dengan gula pasir? Benar-benar aneh sekali, batinnya.     

Liuli Guoguo memandangi Cai Gua si kecil tukang makan yang gemuk, dan saat ini sudah hampir menghabiskan sepiring kacang. Jadi, dia pun kemudian berkata lagi kepada pelayan, "Pelayan, tolong tambah dua piring kacang."     

"Siap Nona!" jawab pelayan itu.     

"Nyonya kecil, aku cinta kamu deh!" kata Cai Gua sambil menggoyangkan panyat kecilnya ke arah Liuli Guoguo. Seolah tengah menunjukkan rasa cinta dan sayangnya yang dalam kepada Liuli Guoguo.     

***     

"Nona, menu terpopuler di restoran kami mie mangkuk besar merah pedas dengan tambahan paprika dan lada sudah datang!"     

Kecepatan penyajian dan pelayanan restoran mie ini cukup cepat sekali. Setelah Liuli Guoguo menopang dagunya dengan tangannya sebentar. Mie terpopuler di restoran yang dipesan olehnya sudah disajikan di atas meja oleh pelayan.      

Hanya saja, mata besar dan jernih Liuli Guoguo yang bagai anggur itu langsung membelalak ketika memandangi mie terpopuler di atas meja itu. Hal tersebut membuatnya langsung terdiam. Tiba-tiba, tenggorokannya seolah keluar asap. Mie mangkuk besar merah pedas dengan paprika dan lada? Apa itu? batinnya.     

Liuli Guoguo mengedipkan matanya lagi dan lagi, ketika memandangi kuah berminyak dan sangat merah dengan cabai merah, serta cabai kecil yang berputar-putar di kuah itu. Mie terpopuler itu kelihatannya benar-benar bisa membakar tenggorokan.     

"Kenapa Nona?" tanya pelayan itu kepada Liuli Guoguo ketika melihat reaksinya yang tidak benar.     

"Kenapa sepedas ini?" tanya Liuli Guoguo sambil mengerutkan keningnya.     

Pelayan itu pun menjawab, "Tidak pedas kok. Nona, kami masih punya mie yang lebih pedas lagi."     

Liuli Guoguo tercengang, dan hanya bisa menelan ludahnya. Kemudian dia mendorong mie itu menjauh dari hadapannya sambil berkata, "Berikan aku mie yang tidak pedas saja. Yang tidak ada ca..."     

Saat itu juga datang seorang pemuda tampan yang mengenakan baju oranye, dan dia langsung duduk di depan kursi kosong di depan Liuli Guoguo. Lalu berkata dengan kerasnya, "Pelayan! Aku pesan semangkuk mie daging cabai merah yang pedas ya!"     

Kata terakhir 'cabai' yang mau diucapkan Liuli Guoguo tidak jadi keluar dari mulut kecilnya. Tidak lama kemudian, datanglah seorang pelayan lain dari restoran ini, yang datang dan melayani pemuda itu.     

"Nona, nama restoran kami ini restoran mie lezat Chuan Xian. Jadi mie-nya pasti mie khas daerah Chuan Xian. Sedangkan Chuan Xian terkenal dengan rasa lada dan pedasnya. Tapi anda malah memesan mie yang tak ada cabainya, ini..." kata pelayan itu sambil menggaruk kepalanya. Karena dia tampak bingung dan tidak tahu harus berbuat apa.     

Liuli Guoguo menggembungkan pipinya yang lembut. Tadi, dia tidak terlalu memperhatikan nama restoran ini, oleh karena itu, sekarang dia sendiri yang terjebak dalam masalah ini.      

Liuli Guoguo tahu kalau kota Chuan Xian memang terkenal dengan makanan pedas dan penuh lada. Tidak ada satupun makanan khas dari sana yang tidak pedas. Tapi, dia malas sekali jika harus ganti restoran lain. Jadi dia terpaksa dan hanya bisa berkata, "Kalau begitu, tolong berikan mie kalian yang paling tidak pedas sa..."     

"Pelayan, tolong berikan aku mie yang ditambah paprika dan lada ya!"     

Kata terakhir 'saja' belum sempat terucap oleh mulut kecil Liuli Guoguo, tapi dia sudah lebih dulu mendengar pemuda berbaju oranye yang duduk di depannya bicara lagi. Membuatnya langsung tercengang sekali. Pemuda ini… Hebat sekali makan makanan pedasnya! Hebat sekali dia! batinnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.