Pangeran, Maaf Ya (1)
Pangeran, Maaf Ya (1)
Pria paruh baya yang kurus, pendek dan sedikit bungkuk itu menaikkan sudut bibirnya, lalu meliriknya dengan sinis. Kemudian dia meneruskan kristal merah yang diberikan oleh Cai Yu, pelayan dari nona Wen Yimu.
Pria paruh baya itu lalu berusaha menyenangkan Wen Yimu dengan berkata, "Hei Nona, gadis tadi itu hanyalah gadis miskin, pasti cuma bicara omong kosong saja. Mana mungkin dia bisa membawa uang dua ratus koin emas untuk membeli gelang berharga milikku ini, kan? Hanya setan yang percaya itu! Ayo ayo ayo, aku lebih memilih menjual dengan harga seratus koin emas kepadamu, hehehehe..."
Hanya saja, ketika pria paruh baya yang kurus, pendek dan sedikit bungkuk itu belum selesai meringis. Tiba-tiba dia merasakan ada yang salah dengan ekspresi gadis muda berbaju biru di depannya ini. Saat ini, gadis itu tengah memandang lurus ke belakang pria paruh baya tersebut. Seperti sedang melihat sesuatu yang luar biasa.
"Hei nona, ada apa dengan anda? Anda melihat a..."
Pria paruh baya yang kurus, pendek dan sedikit bungkuk itu menoleh dan melihat ke arah yang dilihat oleh Wen Yimu. Kata 'Apa' yang menunjukkan kebingungannya itu bahkan belum selesai dilontarkannya. Namun, setelah itu dia malah melihat di belakangnya, ke gadis miskin berbaju merah muda tadi, yang menabrak seorang pria berjubah hitam. Hal ini membuatnya terkejut dan membisu.
Di dunia ini bagaimana bisa ada pria setampan ini! batin pria paruh baya tersebut.
"Pa, paman keenam?!"
Setelah Wen Yimu membisu cukup lama, akhirnya mulut kecilnya melontarkan beberapa kata dengan masih terkejut. Kenapa paman keenam bisa datang ke sini? Apa dia juga mau beli gelang? Ta, tapi... Bukannya ahli pengendali jiwa tidak perlu membeli gelang, ya? batinnya.
Xuanyuan Pofan mengangkat matanya dan melihat si gadis polos yang masuk ke dalam dekapan dadanya. Kemudian dia melengkungkan bibirnya dan bertanya, "Hei Nona, kenapa tidak hati-hati sekali jalannya? Em?"
Tepat saat menabrak tadi, Liuli Guoguo merasakan sentuhan dekapan yang begitu akrab. Serta aroma yang bahkan tidak bisa lebih akrab lagi, dan tercium di sekeliling tubuh pria ini. Hal itulah yang langsung membuatnya mengenali siapa orang yang telah ditabrak olehnya itu dalam sekejap.
Begitu mendengar suara berat dan rendah pria itu, hatinya jadi semakin bergetar, dan dia segera mundur sambil melepaskan dekapan pria itu. Namun, karena pria itu terlalu tinggi, jadi Liuli Guoguo sampai harus mengangkat kepalanya untuk melihat wajahnya. Dia lalu memanyunkan bibir dan menggembungkan pipinya, setelah itu menjawab Xuanyuan Pofan dengan marah, "Pangeran, maaf ya."
Si kucing kecil ini ternyata masih marah padaku, batin Xanyuan Pofan. Dengan mata elangnya yang tampak menyapu dengan penuh kasih sayang.
Saat melihat pipi Liuli Guoguo yang digembungkan padanya dengan ekspresi yang terlihat masih kesal. Xuanyuan Pofan langsung tertegun, dan rasanya benar-benar sulit untuk tidak terpesona pada keimutannya. Bahkan, dia juga merasa ingin sekali melahap mulut kecil itu, kemudian menikmatinya dengan liar.
Mata pria paruh baya yang kurus, pendek dan sedikit bungkuk itu bersinar. Dengan segera dia berjalan menuju Xuanyuan Pofan dengan ramahnya, lalu berkata, "Wow! Pangeran, apa anda datang ke sini untuk membeli gelang?"
Pria paruh baya itu melihat gadis miskin berbaju merah muda yang menghalangi jalannya ke depan pangeran berjubah hitam tersebut. Lalu dia mengerutkan keningnya, kemudian maju dan menarik Liuli Guoguo ke sisi lainnya. "Hei gadis miskin, minggir sana! Jangan menghalangi jalanku! Mau beli gelang apa coba kalau tidak punya uang! Benar-benar deh! cepat minggir!" ucapnya.
Xuanyuan Pofan seketika menggertakkan giginya. Mata elangnya dalam sekejap langsung muncul bola api kemarahan yang berkobar, dan dia merasa sangat marah. "Pengawal kedua belas, potong tangan kirinya!" perintahnya setelah itu.
Xuanyuan Pofan benar-benar marah sekali. Sebab, segala hal tentang Liuli Guoguo selalu bisa memengaruhi emosinya secara tidak normal. Barusan, saat pria paruh baya yang kurus, pendek dan sedikit bungkuk itu menghampirinya tadi. Kebetulan sekali pria itu menggunakan tangan kirinya untuk menyeret Liuli Guoguo ke sisi lain.
Liuli Guoguo, Wen Yimu, pengawal kedua belas, bahkan pria paruh baya yang kurus, pendek dan sedikit bungkuk itu langsung terkejut sekali.
Kemudian, wajah memerah dari pria tampan pria yang sedang marah itu tampak begitu dingin. Setelah meluapkan amarahnya dengan melontarkan kalimat itu, dia pun menarik gadis berbaju merah muda di sampingnya, untuk masuk ke dalam pelukannya.
Xuanyuan Pofan mengeluarkan sapu tangan berwarna hitamnya, lalu meraih lengan kecil Liuli Guoguo. Kemudian, dengan menggunakan sapu tangannya tersebut, dia menyeka bekas yang disentuh oleh tangan kotor dari pria paruh baya yang kurus, pendek dan sedikit bungkuk itu. Tepat di mana pria paruh baya itu menyentuh Liuli Guoguo.
Walaupun hanya sedikit sentuhan tangan saja, namun Xuanyuan Pofan masih merasa kalau itu kotor. Bahkan, walaupun di bagian ujung siku tersebut masih terlapisi oleh lengan baju. Sungguh sangat kotor sekali! batinnya.