Istri Kecilku Sudah Dewasa

Tidak Boleh Mencium Si Putih (Bagian 7)



Tidak Boleh Mencium Si Putih (Bagian 7)

0Udara terus berputar dan mengelilingi mereka cukup lama. Xuanyuan Pofan sama sekali tidak mau berhenti. Dia melonggarkan tali di bawah tubuhnya, lalu mulai menikmati dan menindih gadis kecil di bawahnya. Sambil meninggalkan bekas merah keunguan khasnya di atas tubuh Liuli Guoguo.     

Hingga akhirnya, Xuanyuan Pofan tidak bisa menahan diri untuk melepaskan baju di tubuh bagian atas gadis itu, dan bersiap untuk menyerang dua roti daging kecil yang empuk, putih dan memikat di dada gadis tersebut.      

Tangan kecil seputih salju gadis itu langsung menghalangi kepala Xuanyuan Pofan yang mau menunduk dan menenggelamkan ke dadanya. "Uh… Kakak Po, kamu kamu, kamu… Tidak boleh mencium si putihku."     

Wajah kecil Liuli Guoguo sudah sangat memerah bagai merah darah. Bibir ceri merah mudanya yang lembab merapat, memperlihatkan kalau dia gugup. Lalu dia menggigit bibir kecilnya dengan erat.      

Kakak Po ini terlalu jahat saat ini. Dia sudah sering sekali menyentuh dan meremas si putih, lalu sekarang malah mau mencium si putih. Aku tidak mau lah! batin Liuli Guoguo. Kali ini, dia bersumpah untuk bisa menjaga si putih-nya ini.     

Pria itu sebenarnya ingin sekali menyudahi ini dengan cepat. Karena bagaimanapun, adik kecil di bagian tubuh bawahnya itu sudah berusaha menahan dan bersabar. Dia hanya ingin sebentar saja mencicipi rasa payudara Liuli Guoguo. Karena dia sudah menahan ini semua cukup lama.      

"Hei Liuli Guoguo, menurutlah, dan singkirkan tangan kecilmu," pinta Xuanyuan Pofan.     

"Tidak mau. Kakak Po, aku, aku takut sakit, si putih ini sangat sensitif..." kata Liuli Guoguo sambil menggembungkan pipinya yang memerah di kedua sisi. Pipinya ini benar-benar seperti apel besar yang menggantung di wajahnya, dan membuat pria itu gemas sekali dengan gadis kecilnya.      

Penampilan Liuli Guoguo yang begitu imut dan menggemaskan ini, semakin menggoda hasrat dan nafsu jahatnya. Jadi, Xuanyuan Pofan pun semakin ingin menikmati si kucing kecilnya ini.     

"Ayo, sebentar saja."     

"Tidak mau."     

"Ayo menurutlah."     

"Tidak mau, tidak mau."     

"Liuli Guoguo, sebentar..."     

"Aduh, kakak Po, cepat bangun. Sosismu itu semakin keras dan menyodokku, aduh sakit sekali ini. Cepat berdirilah!" perintah Liuli Guoguo.     

Dasar gadis bodoh ini, batin Xuanyuan Pofan.      

Ucapan terakhir Liuli Guoguo yang lembut tapi tegas ini seperti sebuah api yang hampir saja membakar tali panas pria itu. Xuanyuan Pofan takut kalau dia tidak akan bisa mengendalikan dirinya jika terus bermain permainan besar ini. Jadi dia buru-buru berhenti, melompat dan berdiri. Lalu bergegas keluar dari kamar Liuli Guoguo.     

Liuli Guoguo segera mengambil bajunya yang dilepaskan oleh kakak Po, lalu mengenakannya. Setelah itu dia dengan cepat membenamkan diri ke dalam selimut lagi.      

Setelah berbaring, Liuli Guoguo mengeluarkan cermin berlian kecil di sebelah bantal tidur kelincinya. Lalu bercermin dan melihat dirinya, kemudian wajah kecilnya langsung memerah. Kakak Po benar-benar menyebalkan, malu sekali begitu banyak bekas merah kecil di tubuhku ini. Em malu sekali, batinnya.     

***     

Kicau serangga musim panas terus berbunyi. Di danau yang begitu jernih, daun-daun teratai saling bertautan dan terik matahari langsung bersinar ke bawahnya. Memberikan rasa panas dan membakar telur pantat bumi menjadi kemerahan.     

Hari-hari Raja Huayou dan istri kecilnya yang imut itu kembali ceria lagi seperti sebelumnya selama lebih dari sepuluh hari.      

Sampai akhirnya ada kunjungan monyet kecil dengan mata biru keemasan, bulu coklat tua dengan pola halus. Yang kemudian membawa warna berbeda dalam hidup mereka. Yang satu adalah warna kegembiraan, dan yang satunya adalah warna sedikit tidak bahagia.     

***     

Taman bunga teratai,      

Ada sebuah paviliun Huaxiao dengan model bangunan yang sederhana di tengah mata air danau. Kemudian dipenuhi dengan teratai berkelopak merah serta akar dan dedaunan teratainya yang berwarna hijau.     

Seorang berbaju merah muda dan seseorang yang berjubah hitam, serta segerombol chinchilla kecil dan juga seorang wanita yang cukup asing duduk di tengah situ. Tampak Xuanyuan Pofan menemani Liuli Guoguo belajar merangkai bunga di paviliun Huaxiao.     

Di depan mereka, tumpukan anak chinchilla yang begitu gemuk seperti bola-bola kecil menarik berbagai bunga di samping mereka. Mereka terlihat mengobrol di atas tumpukan kacang di depan sana.     

Karena melihat bunga-bunga yang terlihat sangat indah, Nan Gua yang jahil mengambil sepucuk bunga itu. Lalu memasukkannya ke dalam mulut kecilnya untuk dikunyah. Wajah kecil chinchillanya langsung menggelap setelah mengunyah bunga itu sebentar. "Weeekk pahit," keluhanya. Dia tidak menyangka kalau bunga itu sangat pahit sekali. Jadi dia langsung memuntahkannya, dan menghela napas berat.     

Cai Gua menutup mulut kecilnya, lalu menertawakan Nan Gua kakak keempatnya. Perutnya yang berlemak terus bergetar karena tertawa, lalu dia pun berkata, "Hahahaha! Kakak keempat, mangkanya jangan rakus makannya. Kena pahit kan?! Hahahahaha!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.