Karung yang Bisa Bergerak (2)
Karung yang Bisa Bergerak (2)
Belum selesai Murong Mingtao menyelesaikan ucapannya. Namun Su Muhuan sudah lebih dulu bicara dengan cepat, setelah kain yang menutup mulutnya dilepas.
Beberapa saat lalu, ketika Su Muhuan baru saja membeli beberapa buah Zong Zi di pasar. Lalu, kebetulan ketika akan belok ke sebuah gang di perjalanan pulang, tiba-tiba dua pria kekar menutup mulutnya. Dia ingin sekali melarikan diri dan berteriak. Namun, baru saja dia bicara sebentar, tapi mulutnya sudah dibungkam oleh mereka. Kemudian dia diculik dan dibawa ke sebuah tempat asing.
Su Muhuan tidak menyangka, jika seorang pangeran dari keluarga terpandang bisa-bisanya melakukan tindakan kriminal seperti ini. Bukankah hanya karena mereka tidak suka dengan ucapan dan sindiran yang dikatakan olehku tadi. Bisa-bisanya mereka ini menculikku di siang bolong seperti ini. Sebenarnya apa yang mereka inginkan? batinnya.
Murong Mingtao mengangkat gelas birnya, lalu memandangi Su Muhuan dari atas sampai ke bawah. Tatapan matanya penuh dengan hasrat yang seperti ingin melahap Su Muhuan. Setelah itu dia merapatkan bibir dan berkata, "Apa kamu tahu, siapa aku?"
"Aku tidak peduli siapa kamu! Kamu menculikku di siang bolong seperti ini, apa bedanya kamu dengan bandit bajingan yang bertindak kejahatan!" kata Su Muhuan dengan marah. Wajah cantiknya tampak ketakutan, sambil memandang rendah ketiga pria itu, serta karena kekesalan yang sangat besar.
Walaupun di luarnya kelihatan marah dan kesal, namun di dalam hati sebenarnya ada ketakutan yang besar. Hal tersebut membuat Su Muhuan tanpa sadar mundur ke belakang. Begitu mundur ke belakang, dia baru sadar kalau di belakangnya ada dua pria kekar yang tadi menculiknya. Lalu, dia bisa mundur dan melarikan diri dari mana coba.
Walaupun sekarang ikatan di tubuhnya sudah dilonggarkan. Namun, tetap saja Su Muhuan adalah tawanan yang tidak akan bisa kabur. Jadi, itu bukanlah hal yang mudah jika dia ingin melarikan dari mereka. Tapi, meskipun akan mati, dia tidak ingin menjadi seperti ikan yang pasrah di atas talenan, dan bahkan siap untuk dipotong dengan menjijikan.
Setelah meluapkan rasa amarahnya, tiba-tiba Su Muhuan teringat sesuatu. Seketika itu juga dia langsung panik. Tidak! Aku tidak boleh mati! Ayah masih sakit! Jika aku mati, lalu siapa yang akan menyelamatkan ayah, batinnya.
Ketika berpikir seperti ini, Su Muhuan langsung berusaha menyentuh sebuah kantong putih yang terikat di pinggangnya. Setelah menyentuhnya dan merabai kantongnya, dia pun jadi tenang. Untungnya, buah Zong Zi yang dibeli untuk ayahnya di pasar tadi masih ada dan tidak hilang. Sebab, buah Zong Zi itu memang sangat mahal baginya.
Gerakan pelan Su Muhuan yang menyentuh kantongnya ini kebetulan sekali masuk ke dalam pandangan mata Yiqian Yuan, yakni pemuda yang sedang duduk di tengah. Pemuda berbaju hitam itu tiba-tiba melengkungkan bibirnya dan tersenyum begitu melihat gerakan gadis di depannya, entah karena apa.
Murong Mingtao malah tertawa bahagia saat melihat Su Muhuan yang sedang marah-marah seperti itu. Seolah tidak mempertimbangkan lagi kesabaran dalam hatinya, kemudian dia langsung menaruh dengan keras cangkir birnya di meja, dan berkata, "Bagus sekali bicaranya. Namun, aku beritahu ya, jika kamu tidak patuh padaku hari ini, aku tidak akan membiarkanmu keluar dari pintu ruangan ini!"
Setelah Murong Mingtao bicara sampai sini. Kemudian pelayan wanita di sampingnya melihat gelas bir Murong Mingtao yang kosong. Jadi, dia segera maju dan menuangkan bir lagi ke dalam gelas kosong itu. Namun tiba-tiba dia malah ditendang dengan keras oleh Murong Mingtao.
Murong Mingtao tak melirik sedikitpun ke pelayan itu, dan dia masih bicara kepada anak kampungan yang berdiri tidak jauh darinya. Lebih tepatnya, yang saat ini sedang memandangnya dengan rendah. Kemudian, dia pun berkata lagi, "Identitasku sangat cukup untuk membuatmu hilang dari muka bumi ini, dan tidak akan meninggalkan jejak apapun. Jadi, sekarang juga cepat lepaskan bajumu!"
Tadi, bisa-bisanya anak kampungan ini memaki-maki Murong Mingtao di depan Yiqian Yuan dan Yiqian Chi ketika mereka di aula besar pertandingan Fengyun Sirius.
Sialan! Aku tidak pernah sekalipun menerima penghinaan seperti itu! Walaupun anak kampungan ini cantik dan imut, tapi tetap saja statusnya itu sangat rendah! Punya hak apa dia mengataiku seperti itu?!
Nasi yang selama ini dia makan seumur hidupnya, bahkan tidak sebanyak emas yang pernah aku lihat! Aku pasti malu sekali jika tidak berhasil menaklukkan anak kampungan ini di depan dua sahabat baikku, batin Murong Mingtao.