Penyihir Kecil Jahat
Penyihir Kecil Jahat
"Kamu, kamu, kamu, kamu, jangan mendekat! Jika kamu mendekat, aku akan membakarmu dengan obor ini!" kata seorang anak kecil laki-laki berumur enam tahun. Dia memegang obor sambil menggoyangkannya ke arah roh jiwa menakutkan yang tidak jauh darinya. Dia juga menggeram, berusaha menakuti roh jiwa itu dengan gigi putihnya.
Ayah anak laki-laki yang ada di sebelah kirinya melemparkan batu ukiran yang dibuatnya, satu persatu ke arah roh jiwa yang semakin mendekati mereka. Dia pun berteriak dengan gemetaran karena ketakutan, "Dasar bajingan! Menjauh sana dariku! Jika mendekat lagi, akan kubunuh kamu!" Wajahnya saja yang kelihatannya begitu galak dan terus berusaha mengancam serta menakuti roh jiwa, padahal kakinya sudah gemetaran tidak karuan.
Di sebelah kanan anak laki-laki itu adalah ibunya. Dia memegang pisau dapur di tangannya dan mengacungkannya tinggi-tinggi. Setelah ayah anak itu meneriaki roh jiwa tersebut, dia pun ingin mengikuti suaminya mengancam dengan agresif.
Tapi, karena terlalu takut dan gugup, dia gemetaran cukup lama dan hanya melontarkan kata, "Kamu, kamu, kamu." Baru setelah itu dia berkata lagi, "Kalau kamu mendekat lagi, aku akan memotong kepalamu, dan merebus kepalamu itu! Hehhhhhhhh!"
Begitu selesai menakutinya, dia melemparkan pisau dapur di tangannya. Tapi, ketika melemparnya ke atas sebentar, pisau itu malah terjatuh dari tangannya. Sebab, dia gemetaran karena gugup, dan akhirnya pisau itu jatuh ke tanah.
"Wkshzyks," kata roh jiwa itu dengan bahasanya sendiri yang berarti 'Dasar bodoh!' Setelah roh jiwa itu mengumpat dasar bodoh, dia pun melaju ke arah tiga orang yang akan menjadi makanan lezat untuknya itu.
Roh Jiwa berjalan dengan cepat ke arah mereka, lalu melemparkan tendangannya hingga ayah dari anak kecil itu terlempar dan terbang cukup jauh. Kemudian dia menendang sekali lagi dan membuat obor di tangan anak kecil itu terbang dari tangannya.
Setelah itu, roh jiwa tersebut menangkap anak laki-laki itu dengan cakarnya dan berkata, "Hjgcgsuajskadicu," yang artinya 'makan daging muda dulu, baru nanti makan daging tua'.
Setelah roh jiwa itu berkata dengan senangnya, dia lalu menyemburkan darah dari mulut besarnya yang dibuka, dan bersiap mau menggigit kepala anak kecil laki-laki itu. Tapi, begitu gigi tajamnya mau menyentuh kepala anak tersebut, tiba-tiba kaki besarnya terasa sakit.
Roh jiwa pun menundukkan kepala untuk melihatnya. Ternyata ada seorang wanita yang sedang berusaha memotong kakinya dengan pisau dapur. Dia mengerutkan keningnya, lalu hendak mengangkat kakinya untuk menginjak wanita itu.
Tapi sayangnya, ketika roh jiwa mau mengangkat kaki besarnya yang penuh dengan cakar tersebut, tiba-tiba suara senar Gu Zheng terdengar. Kedua pupil hijaunya kemudian langsung membelalak ke depan, membuat seluruh tubuhnya bergetar dan mulai kehilangan kekuatannya.
Hal tersebut membuat kekuatan tangan roh jiwa tersebut perlahan menghilang. Hingga anak kecil yang ada di tangannya tergelincir dan jatuh ke bawah.
Ketika ritme musik Gu Zheng ini menjadi semakin cepat, roh jiwa itu hanya merasakan matanya yang semakin menggelap. Setelah itu keempat cakarnya juga mulai gemetaran tidak karuan. Kemudian dia berteriak, "Skhjkhsuusj," yang artinya 'ritme lagu Wu Licui?!'.
Roh Jiwa tersebut bergegas menutupi telinganya dengan rambut hitam dan belalai panjangnya. Lalu, ada suara dua benda yang dengan cepat dan sangat keras, tiba-tiba menghantam dan menghancurkan kedua cakarnya hingga menjadi aliran darah hitam.
Roh jiwa itu mengumpat, lalu melihat ke bawah, ke benda tajam dan keras yang menghantamnya. Pupil matanya langsung membulat, dan dia bergumam dengan bahasanya, "Sialan! Kenapa benda ini seperti permen yang dimakan manusia?!"
Dua cakarnya di depan sudah hancur dan jadi aliran darah hitam, tapi dia masih punya cakar di belakang. Jadi, roh jiwa itu segera merangkak di tanah, lalu mengangkat punggungnya dengan dua cakar untuk menutupi telinganya.
Tapi, roh jiwa tersebut baru menyadari kalau kedua cakar belakangnya tidak dapat diulurkan karena terlalu gemuk. Dia pun langsung mengumpat lagi, "Tahu begini, dari awal akan aku kurangi makanku!"
Roh jiwa itu bergegas memiringkan tubuhnya yang gemuk, dan hanya memaksa diri untuk menutupi satu telinganya dengan satu cakarnya saja. Tapi tak disangka, detik berikutnya, ada beberapa suara keras terdengar.
Senjata tajam yang berwujud seperti permen yang dimakan manusia itu, ditembakkan satu persatu seperti anak panah yang tajam ke setiap kulit dan daging yang ada di tubuh roh jiwa.
Tepat ketika roh jiwa akan jatuh dan tak sadarkan diri karena semua serangan itu, samar-samar dia melihat sosok gadis berjubah merah dengan tudung merah yang melangkah mendekat dari kejauhan. Ada senyuman di wajah gadis itu, Tapi senyuman itu sangat menakutkan. Membuat roh jiwa merasa kalau gadis itu seperti penyihir kecil yang jahat dari Asyura.