Si Kucing Kecil yang Malas
Si Kucing Kecil yang Malas
"Tidak boleh Nyonya kecil. Tuan tidak membolehkan Nyonya kecil minum terlalu banyak!" kata Cui Le kepada Liuli Guoguo sesuai dengan maksud dari Xuanyuan Pofan yang memintanya untuk menjaga Liuli Guoguo dengan ketat.
Menyebalkan deh, lagi-lagi membawa nama kakak Po untuk menakut-nakuti aku, batin Liuli Guoguo. Setelah berpikir seperti itu, dia lalu menggembungkan pipinya yang saat ini memerah karena hangatnya air. Sebab, hal tersebut membuat hatinya sangat kesal karena semua ini.
Tapi, tangan kecilnya yang seputih salju itu dengan patuhnya mengembalikan cangkir tersebut dan menyerahkannya ke Cui Le. Cih, selalu saja mengancamku dengan mengatasnamakan kakak Po. Tapi… Em… Aku juga memang takutnya dengan cara ini sih, keluhnya dalam hati.
***
Setelah keluar dari kamar mandi, Liuli Guoguo merasa sudah mengantuk sekali. Dia dengan malasnya memainkan pipinya dengan tongkat giok sambil menunggu pelayannya selesai membantunya mengenakan piyamanya.
Setelah pelayan selesai mengeringkan dan menyisir rambut hitam dan halus Liuli Guoguo yang sepanjang pinggang itu. Dia kemudian mengucek matanya dengan asal-asalan, lalu pergi keluar dari kamar mandi dan mengikuti para pelayannya menuju kamar tidurnya.
Begitu berjalan sampai koridor, mata Liuli Guoguo terus-terusan hampir terpejam. Biasanya, setelah keluar dari kamar mandi, dia akan tampak sangat mengantuk sekali, seperti seekor kucing kecil yang mau tidur.
Di belakangnya akan ada Cui Le dan Ding Xiang, serta Xiao Denglong yang memimpin jalan. Sambil membawa lampu lentera, meninggalkan kamar mandi yang tidak terlalu jauh itu menuju ke dalam kamar dengan cepat.
Lalu, Liuli Guoguo akan berbaring, dan perlahan akan memejamkan matanya di atas ranjang. Kemudian dia memiringkan kepalanya dan langsung tidur, tidur dengan sangat nyenyak.
Hanya saja, hari ini agak berbeda. Sebab, belum sempat dia sampai ke kamarnya dan masih berada di tengah jalan. Namun Liuli Guoguo sudah digendong oleh seseorang.
"Raja Huayou, hamba memberi hormat," sapa para pelayan yang langsung terkejut ketika melihat pria berjubah hitam itu datang. Jadi, mereka buru-buru membungkuk dan memberi hormat padanya.
Sedangkan Liuli Guoguo sudah sangat mengantuk. Bagaimanapun, itu adalah kakak Po-nya, dan bukan orang lain. Dia akhirnya hanya bersandar dengan nyaman dan malasnya di lengan pria itu, sambil melingkarkan tangannya ke leher pria tersebut.
Xuanyuan Pofan melihat Liuli Guoguo yang begitu lemas karena mengantuk, bahkan tidak ada kewaspadaan sedikitpun darinya. Liuli Guoguo bahkan malah menyamankan diri di pelukannya dengan penuh percaya diri.
Dasar si kucing kecil yang malas, batin Xuanyuan Pofan. Dia pun tersenyum dengan tak berdaya saat melihat tingkah laku istri kecilnya. Setelah itu segera berkata kepada para pelayan di sekelilingnya, "Kalian pergi saja, aku yang akan mengantarnya kembali ke kamar."
"Laksanakan," jawab para pelayan.
Karena mereka sama sekali tidak mengira kalau Tuannya akan datang selarut ini ke halaman Liuli Guoguo. Jadi mereka tampak sedikit kebingungan dan linglung. Lalu, akhirnya mereka bergegas pergi dari tempat itu.
***
Mungkin karena pelukan pria itu begitu akrab dan hangat, jadi Liuli Guoguo dengan santai dan mulusnya. Dia langsung berhasil tidur di dalam pelukan pria tersebut sebelum sampai di kamarnya.
Malam ini Xuanyuan Pofan tidak bisa tidur. Awalnya dia pergi ke halaman Liuli Guoguo ini ingin menemui istri kecilnya untuk diajak mengobrol bersama. Namun. dia tidak menyangka kalau ternyata si kucing kecil malasnya itu sudah tidur dengan cepat seperti ini. Sebenarnya ada sedikit penyesalan dan kekecewaan di dalam hatinya, disertai dengan rasa gatal di dalam hati.
Liuli Guoguo yang baru saja mandi, rona merah lembab di wajahnya yang putih dan lembut belum hilang. Lalu, rambut hitam tebal dan halus seperti sutra, dengan kulit yang lembut dan putih itu. Semuanya terlihat jelas dan sangat menggoda Xuanyuan Pofan.
Seluruh bagian tubuh Liuli Guoguo sangat harum sekali. Aroma harum itu sampai tercium di ujung bagian bawah hidung pria tersebut. Setiap kali dia menarik napas, adik kecil di bawah tubuhnya tiba-tiba langsung menegang sendiri.
***
Hari berikutnya,
Liuli Guoguo baru saja membuka selimutnya, dan hendak turun dari ranjang. Tapi, dia merasa puting kecil di tengah si putihnya terasa sedikit sakit. Jadi, dia mau membuka penutup dadanya untuk menggaruknya. Namun, dia malah menyadari kalau tali penutup dadanya sudah longgar duluan. Bahkan tampak seperti tidak terikat dengan kencang.
"Em?" gumam Liuli Guoguo dengan bingung sambil terus memandangi tali penutup dadanya yang sedikit longgar itu. Padahal, yang dia ingat, Cui Le dan Ding Xiang tidak begitu ceroboh sampai tidak mengikat kencang tali penutup dada ini.
Setelah mengerutkan kening cukup lama, Liuli Guoguo pun tidak mau memikirkan ini lagi. Kemudian dia menundukkan kepala, dan hendak menggaruk puting merah kecil di tengah si putihnya itu.