Kakak Po, Kamu Menyebalkan Deh!
Kakak Po, Kamu Menyebalkan Deh!
Dengan penuh kasih sayang, Ratu kemudian mengelus kepada Liuli Guoguo, lalu melihat ke Cai Gua yang sedang makan alfafa dengan senangnya di depannya. Dia benar-benar sama seperti majikannya Liuli Guoguo yang suka makan itu. "Liuli Guoguo, chinchilla gemukmu ini suka sekali makan ya," katanya.
Liuli Guoguo menjatuhkan paha ayam yang digerogotinya, dan hanya tersisa tulangnya saja itu ke piring kotor. Dia lalu mengangguk seperti anak ayam ke arah Ratu. "Iya! Benar sekali. Oh iya, Ratu, aku beritahu ya, selain Cai Gua ini, seluruh keluarganya itu juga sangat suka sekali makan!" jawabnya.
"Seluruh keluarganya?" tanya Ratu.
"Em em, iya! Ratu, Cai Gua ini punya ayah yang sangat gemuk dan juga ibu yang sangat ramping. Dia juga punya enam saudara kandung yang sangat imut sekali. Ratu, kamu tahu tidak, mereka..."
Selama percakapan Liuli Guoguo dibuka, maka dia akan bisa dengan asik dan senangnya mengobrol apapun dengan siapapun. Sehingga, yang awalnya dia membenci Ratu, sekarang sudah tidak membencinya lagi.
Apalagi, Liuli Guoguo jadi sangat hormat dan menyayangi Ratu di hadapannya ini. Dia jadi seperti burung kecil yang mulut kecilnya tidak berhenti berbicara. Dia bahkan terus mengatakan banyak hal yang menarik kepada Ratu. .
Ratu terkekeh beberapa kali, dan tawanya itu semacam kegembiraan yang memang dari dalam lubuk hatinya. Xuanyuan Pofan memperhatikan si kucing kecilnya dan Ratu jadi sangat rukun dan begitu harmonis. Alisnya yang tebal bahkan sudah tidak terangkat, sudut bibirnya melengkung dan tersenyum samar, namun tidak terlalu terlihat.
Ratu melihat ekspresi bahagia putra kesayangannya yang langka ini. Membuat hatinya semakin bahagia sekali. Mau tidak mau dia merasa sedikit iri pada istri kecil putranya ini, yang masih terus berceloteh riang di sampingnya. Menantunya ini bisa membuat putra kesayangannya ini tertawa. Sedangkan dia yang sebagai ibu kandungnya, tidak bisa melakukan hal ini.
***
Setelah makan malam, Ratu ingin meminta Liuli Guoguo dan putra kesayangannya itu menginap di bangunan Kun Ning. Tapi, ketika dia berpikir kalau dirinya malah akan mempengaruhi rencana mereka untuk membuat cucu untuknya ini. Jadi, dia pun menghilangkan ide ini dari dalam pikirannya. Lalu, dia dengan tidak rela mengucapkan selamat tinggal kepada Xuanyuan Pofan dan Liuli Guoguo.
Setelah Liuli Guoguo digendong Xuanyuan Pofan naik ke dalam kereta kuda. Cai Gua di pundaknya ditarik ke samping oleh pria itu dengan jijik. Lalu, pria itu segera menangani Cai Gua tersebut dengan menggunakan alfafa. Kemudian, pria itu mengangkat gadis berbaju merah muda itu ke atas lututnya.
Entah apa karena sudah hampir setengah hari di bangunan Kun Ning. Pria itu merasa kalau sedari tadi tidak sempat bersenang-senang dan menikmati gadis kecilnya. Jadi, saat sudah naik kereta kuda, rasa di dalam hatinya seolah sudah tidak bisa ditahan. Jadi, ketika dia sudah menaruh gadisnya itu di atas kakinya, lalu dia mulai melahap bibir ceri gadis itu.
Cai Gua buru-buru memeluk alfafa di depannya, dan menyusut ke sudut kereta kuda. Awan merah kecil muncul di wajahnya yang gemuk itu, dan terus memerah sampai ke pantat kecilnya yang montok. "Huwah! Tuan besar mulai mencium mulut Nyonya kecil lagi! Ini tidak pantas untukku yang masih kecil ini! Tidak cocok untukku yang masih anak-anak ini!" gumamnya.
Wajah kecil Liuli Guoguo semakin memerah. Tangan kecilnya menyentuh dada pria itu dengan ketakutan. Lalu dia menarik kepalanya dan melepaskan bibir pria itu sambil berkata, "Kakak Po, sebentar saja menciumnya. Aku sedikit mengantuk. Aku mau tidur di pelukanmu."
Begitu bibir ceri itu terlepas dari bibirnya, Xuanyuan Pofan langsung mengerutkan alis tebalnya. Dia lalu melihat gadis kecilnya yang wajahnya sudah memerah. Tenggorokannya tercekat, kemudian dia menundukkan kepalanya dan mengambil tangan kecil lembut dan putih itu, lalu menariknya ke bibirnya dan mulai menciuminya.
Selanjutnya, suara yang berat dan rendah terdengar, "Kamu tidur saja, aku tetap akan menciummu."
"Kakak Po, kamu menyebalkan. Tidak boleh menciumku lagi!" kata Liuli Guoguo sambil memanyunkan bibirnya. Dia ingin menarik tangan kecilnya dari telapak besar pria itu. Tapi, dia menyadari kalau dirinya masih tidak bisa menariknya, walaupun sudah berusaha dengan sekuat tenaga.