Kakak Po, Aku Digigit Nyamuk!
Kakak Po, Aku Digigit Nyamuk!
Xuanyuan Pofan menggosok hidungnya, lalu berkata, "Tidak usah." Tapi, saat baru saja berkata seperti itu, lagi-lagi dia bersin dengan keras.
Pengawal kedua belas yang melihat ini langsung yakin kalau Tuannya sedang masuk angin. Jadi dia terus memaksa sambil menggelengkan kepala dan berkata, "Tuan, hamba pergi saja sekarang untuk menyuruh orang. Jika nanti Nyonya kecil melihat Tuan seperti ini, Nyonya kecil pasti sedih dan tidak tega, apalagi..."
"Baiklah, pergilah!" Tanpa menunggu pengawal kedua belas menyelesaikan ucapannya, bibir tipis Xuanyuan Pofan langsung bergerak dan mengiyakan. Dia juga tidak tahu, kenapa dari tadi dia bersin terus.
Sebenarnya Xuanyuan Pofan sama sekali tidak masalah dengan ini. Dia hanya khawatir kalau dirinya masuk angin, nanti ketika istri kecilnya minta dipeluk dan digendong. Yang ada dia malah menularkan sakit ini kepada istri kecilnya. Karena itulah, dia menerima saran dari pengawalnya ini.
"Siap, baiklah!" jawab pengawal kedua belas. Kemudian dia segera merelakskan lagi pundaknya yang tegang. Ternyata dengan menyebut nama Nyonya kecil, ini sangat berguna jika menghadapi Tuan, batinnya.
***
Setelah diolesi obat, Liuli Guoguo yang telah dibantu oleh pelayannya itu langsung meraih alat musik Er Hu maple-nya. Dia lalu menaruh Cai Gua, chinchilla gemuk itu ke pundaknya. Kemudian pergi sambil berlari ke ruang kerja di bangunan Chiming.
Begitu kaki kecilnya melangkah sampai di ambang pintu ruang belajar, kalimat pertama yang diucapkan Liuli Guoguo kepada Xuanyuan Pofan adalah, "Kakak Po, aku digigit nyamuk!"
Liuli Guoguo memang dibesarkan dengan sangat lembut, hati-hati, serta penuh kasih sayang oleh Xuanyuan Pofan. Jadi, hal-hal kecil seperti digigit nyamuk, merupakan hal yang sangat besar di matanya, bahkan di mata para pelayannya.
Begitu mendengar apa yang dikatakan gadis kecilnya. Tangan pria itu yang tengah memegang kuas, seketika langsung terhenti. Lalu, entah kenapa dia tiba-tiba malah bersin lagi.
Mata besar Liuli Guoguo yang bagai anggur itu langsung membelalak. Ekspresinya juga berubah ketika dia masuk ke ruang belajar, dan melihat semangkuk sup jahe di atas meja kerja di depan kakak Po-nya.
Dengan segera, Liuli Guoguo memberikan alat musik Er Hu-nya ke Xiao Denglong, pelayan di belakangnya yang terus mengikutinya. Kemudian, dia langsung melompat ke dalam pelukan Xuanyuan Pofan. Lalu meletakkan tangan seputih saljunya yang kecil itu ke kening pria tersebut.
Pada saat ini, Liuli Guoguo sudah melupakan masalah di digigit nyamuk.
Xuanyuan Pofan memandangi si kucing kecilnya itu, yang sekarang sedang sangat cemas. Entah kenapa ada rasa tersentuh yang begitu hangat di hatinya, yang sulit dijelaskan. Dia tersenyum, lalu mengelus wajah kecil Liuli Guoguo dan berkata, "Jangan khawatir Liuli Guoguo. Aku baik-baik saja."
Liuli Guoguo masih cemberut karena sedikit cemas. Kemudian dia mengambil sup jahe yang ada di meja, lalu hendak menyuapi kakak Po dengan sup jahe tersebut. Tapi, dia baru menyadari kalau sup jahe itu sudah dingin.
Jadi, Liuli Guoguo pun langsung memanggil Ding Xiang, yang saat ini sedang membawa keranjang bunga berisikan banyak chinchilla kecil di sana, "Ding Xiang, pergilah ke dapur, dan tolong minta orang untuk menghangatkan sup jahe ini."
"Laksanakan," jawab Ding Xiang. Lalu dia bergegas ke samping meja, menaruh keranjang bunga yang dipegang tangannya ke atas meja di depan Liuli Guoguo dan Xuanyuan Pofan. Setelah itu dia mengambil sup jahe di tangan Liuli Guoguo dan menaruhnya di nampan mahoni. Kemudian membawa nampan mahoni itu keluar dengan sangat cepat.
Xuanyuan Pofan semakin melengkungkan sudut bibirnya. Setelah itu dia menaruh istri kecilnya yang begitu baik hati ke dalam dekapannya. Kemudian mengelus pipi kecilnya, dan membuka bibirnya untuk bertanya, "Ketika kamu masuk tadi, apa yang kamu katakan? Digigit nyamuk?"
Liuli Guoguo baru ingat ini hal ini lagi, jadi dia buru-buru mengiyakan hal itu. Dia lalu menarik bajunya sedikit ke bawah, dan memiringkan kepalanya untuk menunjukkan bekas merah itu kepada Xuanyuan Pofan.
Liuli Guoguo kemudian merapatkan bibir kecilnya dan berkata, "Kakak Po, nyamuk di halaman Liuli Guoguo terlalu jahat dan banyak sekali. Mereka menggigitku dan menyebabkan banyak bekas merah, bahkan..."
Tiba-tiba Liuli Guoguo merasa malu ketika mau mengucapkan kata terakhirnya. Jadi, dia pun langsung menelan kata 'si putih' itu, dan tidak mengatakannya. Karena dia benar-benar sangat malu saat hendak mengatakannya.
Setelah itu, Liuli Guoguo hanya menarik bajunya sedikit lebih jauh ke bawah, agar kakak Po bisa melihat dengan jelas.