Pindah ke Ibu Kota Kekaisaran (1)
Pindah ke Ibu Kota Kekaisaran (1)
Liuli Guoguo tertegun dan langsung menggembungkan pipinya, "Kakak Po, aku digigit nyamuk, jadi aku sangat sedih. Tapi kenapa kamu malah tersenyum?" tanyanya. Biasanya, bukankah kamu yang lebih cemas dan panik daripada aku, ya? batinnya kemudian.
Xuanyuan Pofan menepuk keningnya sendiri, dia benar-benar tidak tahu sebaiknya harus berkata apa. Meskipun orang yang begitu terhormat seperti dia ini malah dianggap sebagai nyamuk oleh si kucing kecilnya yang bodoh ini. Tapi tetap saja dia tidak akan mengakui kalau nyamuk yang menggigitnya itu, sebenarnya adalah dia.
"Apa itu sakit?" tanya Xuanyuan Pofan kepada Liuli Guoguo sambil menarik senyumnya dan merangkulnya. Sebab, dia harus pura-pura khawatir saat ini.
Liuli Guoguo lalu menggelengkan kepalanya dan menjawab, "Tidak sakit ataupun gatal kok, cuma..." Dia diam sejenak dan tidak mengatakan apa-apa lagi. Karena dia sangat malu jika mengatakan bagian itu. Jadi, akhirnya dia langsung berhenti bicara.
"Cuma? Cuma apa? Em?" tanya Xuanyuan Pofan kepada istri kecilnya sambil menyentuh kening Liuli Guoguo.
Ketika Xuanyuan Pofan bertanya seperti ini, entah kenapa tiba-tiba dia teringat pemandangan kemarin malam. Lalu, semua pemandangan indah itu melintas dan terus bermunculan di pikiran dan benaknya lagi. Bahkan dia tidak bisa mengusir semua pemandangan itu dari pikirannya.
Karena di bagian Liuli Guoguo yang itu, tepatnya di bagian tengah payudara tersebut menurutnya sungguh enak dan lembut sekali. Begitu memikirkan ini, wajah tampan dari pria itu pun langsung memerah.
Wajah Liuli Guoguo juga memerah karena malu ketika ingin mengatakan si putih. Hampir saja aku tadi mau mengatakannya, aduh bahaya sekali, batinnya. Dia pun buru-buru mendorong Xuanyuan Pofan, lalu mengalihkan topik pembicaraan yang lain.
"Aduh kakak Po, sebenarnya juga tidak masalah sih. Ding Xiang sudah mengoleskan obat kok. Sekarang aku ingin memainkan musik erhu untuk kakak Po," kata Liuli Guoguo sambil menaruh Nan Gua yang ada di pundaknya, lalu pindah ke dalam pelukannya.
Kemudian Liuli Guoguo berkata kepada Xiao Denglong yang ada di tengah aula, "Xiao Denglong, tolong bawa erhu-ku ke sini."
***
Tujuh hari kemudian,
Masih tersisa satu bulan lagi, saat Liuli Guoguo akan masuk dan belajar di perguruan tinggi Xing Yun.
Sedangkan di kediaman Raja Huayou, mulai ada pemindahan dan penggantian besar-besaran. Yang Mulia Raja Huayou memutuskan untuk pindah ke ibu kota kekaisaran, demi kenyamanan istri kecilnya itu untuk pergi ke kampusnya yang baru.
Segala urusan kediaman Raja Huayou, serta urusan di Penglaizhou diserahkan kepada Xiao Wei, yaitu kepala pelayan di istana kediaman Raja Huayou.
Adapun mengenai yurisdiksi seluruh Penglaizhou, Xuanyuan Pofan juga membiarkan para pejabat kelas satu yang cukup dihormatinya, untuk mengambil alih. Sedangkan dirinya sendiri hanya akan bertanya tentang hal-hal yang dianggapnya sangat penting.
Setelah Xuanyuan Pofan mengatur semua ini, dia pun melaporkan situasi dan keadaan ini kepada Raja, yaitu ayahnya sendiri. Sebagai salah satu prosedur normal yang ada, dengan mengirimkan surat bercap pemerintahan Penglaizhou.
Ketika Raja tahu mengenai hal ini, dia sangat terharu sekali, dan rasanya seperti ingin menangis. Bahkan Raja sama sekali tidak marah ketika putra keenamnya ini tiba-tiba saja mengubah pemerintahan secara dadakan. Dia benar-benar sangat tidak masalah.
Lalu, ada satu kalimat yang membuat Raja sangat terharu dan merasa itu sangat berharga sekali. Yaitu kata-kata Xuanyuan Pofan yang mengatakan, 'Aku akan pindah ke ibu kota kekaisaran'. Hal tersebut membuat wajah tua Raja yang sudah berkerut langsung senang. Dia bahkan sampai menepuk pahanya dengan keras saking senangnya.
Biasanya, setelah selesai meninjau dan membaca surat pemerintahan, Raja akan selalu pergi ke pemandian wanita cantik untuk memanjakan diri. Kali ini, karena dia punya kabar sangat berharga. Jadi dia hanya memegang surat di tangannya, dan langsung pergi ke bangunan Kun Ning untuk menunjukkan surat tersebut kepada Ratu.
Begitu Ratu melihat isi isi surat tersebut, reaksinya lebih hebat daripada Raja tua itu. Dia memegang dadanya, dan langsung jatuh ke ranjang mawar dengan begitu senang dan bersemangatnya. Sampai-sampai membuat Raja bingung dan cemas. "Ratu, apa kamu baik-baik saja?" tanya Raja sambil memeluk Ratu yang terjatuh ke ranjang mawar dengan gugupnya.
"Aku baik-baik saja!" jawab Ratu sambil terus memegangi dadanya dengan erat. Air mata tampak mengalir dari matanya, kemudian dia berkata, "Xuanyuan Pofan, anak itu, akhirnya dia tahu cara merindukan ibu dan ayahnya. Hiks hiks hiks..." Ratu terlihat terisak dan memeluk Raja di sampingnya dengan erat.
Dengan begini, karena Ratu tahu kalau putra kesayangannya itu akan pindah dan tinggal di ibu kota kekaisaran. Jadi, Raja serta Ratu terhormat dari kerajaan Dong Xuan yang memiliki puluhan ribu juta rakyat ini langsung berpelukan dan menangis seperti orang bodoh.