Si Kucing Kecil Di Pelukanku (2)
Si Kucing Kecil Di Pelukanku (2)
"Aku tidak menyangka, dia sama sekali tidak benci padaku. Dia malah mengajar dan menerangkan banyak hal dengan sabar kepadaku. Ketika orang lain bertanya sesuatu padanya tentang jurus musik, dia pasti akan menerangkan kepada mereka dengan sangat serius juga."
"Pernah dia berkata padaku kalau aku cukup pandai belajarnya. Dia juga memberi ku hadiah berupa alat musik ocarina. Aku juga sudah pernah menceritakan hal ini padamu. Ocarina dengan simpul tali yang selalu aku mainkan di depanmu itu. Itu adalah ocarina yang diberikan oleh guru Li... Hiks hiks hiks...."
Begitu bicara sampai sini, tidak tahu kenapa Liuli Guoguo tiba-tiba menangis.
Begitu mendengar si kucing kecilnya yang sedang makan semangka di dalam pelukannya menangis. Membuat Xuanyuan Pofan sangat terkejut, kemudian dia segera meletakkan dokumen resmi di tangannya. "Liuli Guoguo, kenapa menangis?" tanyanya.
Liuli Guoguo juga tidak tahu kenapa dirinya tiba-tiba menangis seperti ini. Dia lalu buru-buru menyeka air mata dan menghisap ingus di hidungnya. "Kakak Po, kabupaten Qiaomin dilanda banjir besar. Menurutmu, apakah ada hal buruk yang terjadi kepada guru Li dan Li Jinyang?" tanyanya setelah itu.
"Tidak ada hal buruk yang akan terjadi, mereka akan baik-baik saja," jawab Xuanyuan Pofan sambil mengelus kepala istri kecilnya itu, berusaha untuk menenangkannya. Setelah berpikir sejenak, kemudian dia memanggil pengawalnya yang berjaga di luar, dan menyuruhnya masuk ke dalam.
"Tuan, ada perintah apa?" tanya pengawal kedua belas begitu masuk ke dalam.
"Di mana pengawal kedelapan?" tanya Xuanyuan Pofan.
"Pengawal kedelapan baru saja kembali dari lembah iblis. Mungkin sekarang dia sedang menaruh tasnya di kamar."
"Em, sekarang ada beberapa hal yang perlu kamu dan pengawal kedelapan tangani. Kabupaten Qiaomin di bagian barat kota dilanda banjir bandang. Banyak korban yang terluka dan korban meninggal dunia. Pengawal kedelapan berasal dari kabupaten Qiaomin, dia sangat paham dan mengerti mengenai daerah itu."
"Kamu sekarang juga bawa seratus kotak kristal Zhilan, panggil pengawal kedelapan, lalu pergi ke kota dekat kabupaten Qiaomin untuk membeli dua ton beras dan mengirimkannya ke kabupaten Qiaomin."
"Setelah itu perintahkan kepada Wang Fuguo, kepala kabupaten Qiaomin untuk segera, dan secepat mungkin memperbaiki kanal dan menemukan saluran yang paling cocok untuk mengalihkan airnya. Jika dananya tidak cukup, aku yang akan membiayainya."
Memerintahkan hal sebesar ini kepada hamba? Apalagi dengan… Dengan seratus kotak kristal Zhilan. Ini apakah tidak terlalu kebanyakan? batin pengawal kedua belas.
Xuanyuan Pofan mengerutkan kening saat melihat pengawalnya malah melamun, jad dia langsung berdeham dengan begitu dingin "Em?"
"Eh, eh! Iya laksanakan! Tuan tenang saja dan serahkan ini pada hamba! Hamba sekarang juga akan menemui kakak pengawal kedelapan, dan melaksanakan tugas ini sebaik-baiknya!" kata pengawal kedua belas dengan serius. Dia lalu pergi dengan membawa perasaan bangga dengan perintah yang belum pernah dia rasakan sebelumnya.
Xuanyuan Pofan mengiyakan dengan tegas, "Em."
Setelah pengawal kedua belas pergi, si kucing kecil di pelukannya tiba-tiba berkata dengan sangat manis, "Kakak Po, tundukan kepalamu, aku mau memberimu ciuman!"
Xuanyuan Pofan melengkungkan bibirnya dan menundukkan kepalanya. Pipi putih dan lembutnya setelah itu langsung mendapatkan ciuman yang begitu manis dan lembut dari istri kecilnya.
Setelah gadis berbaju merah muda yang ada di dalam pelukannya itu berbalik dan menciumnya. Kemudian dia kembali masuk ke dalam pelukan Xuanyuan Pofan, lalu bertanya, "Kakak Po, terima kasih. Li Jinyang dan guru Li pasti akan baik-baik saja, kan?"
"Em, tenang saja," kata Xuanyuan Pofan sambil meletakkan telapak tangan besarnya ke belakang kepala Liuli Guoguo, lalu mengelusnya dengan lembut.
"Kakak Po, kamu kerjakan tugasmu dulu saja. Kamu punya banyak sekali tugas dan pekerjaan yang menumpuk. Karena di kereta kuda terlalu lama, aku merasa tubuhku bau sekali. Aku pergi mandi dulu, baru nanti minta digendong dan dipeluk lagi oleh kakak Po ya."
"Lalu kita pergi ke kamar kakak Po dan membuka hadiah dari kakak Xuanyuan Poxi kurus. Oke kakak Po. Aku pergi dulu, kakak Po silakan kerjakan tugasmu baik-baik ya, muach." Setelah bicara, Liuli Guoguo langsung mencium lagi pipi putih dan lembut Xuanyuan Pofan.
Hati Xuanyuan Pofan terasa begitu manis semanis madu. Dia lalu mencubit lembut pipi Liuli Guoguo, kemudian baru melepasnya pergi.