Cicada Tertawa, Jangkrik Ribut (1)
Cicada Tertawa, Jangkrik Ribut (1)
Dari waktu ke waktu terdengar tawa manis dari gadis kecil di kamar mandi terluas di rumah tua kediaman Raja Huayou, yang sama besarnya dengan kediaman Penglaizhou. "Ding Xiang, aku tidak ingin memakai penutup dada yang ini. Aku ingin memakai yang warna biru."
Liuli Guoguo kecil yang baru saja keluar dari bak mandi seperti pohon dedalu yang sedang tumbuh, tampak begitu lemah dan lembut. Setiap bagian tubuhnya begitu lembut, seolah-olah akan hancur begitu ditiup oleh angin.
Beberapa pelayan yang melayaninya sangat berhati-hati dalam membantunya mengenakan pakaian padanya. "Baiklah baiklah, Nyonya kecil tidak suka yang ini. Hamba akan mengambilkan yang Nyonya kecil suka," kata Ding Xiang dengan sabar sambil tersenyum kepada Liuli Guoguo.
"Em em!" jawab Liuli Guoguo.
Mungkin karena pindah ke kediaman baru, jadi Liuli Guoguo masih sangat bersemangat dan antusias sekali sekarang. Dia lalu mengikuti para pelayannya keluar dari kamar mandi, sambil masih menyenandungkan lagu dengan riangnya.
"Cicada tertawa, jangkrik ribut, air hijau di tengah rerumputan penuh katak, angin bertiup, cicada tertawa, jangkrik ribut, sapi..."
Ketika Liuli Guoguo asik bernyanyi dengan riang, tiba-tiba jalannya dihalangi oleh seorang ibu-ibu paruh baya yang badannya cukup gemuk. Dia mengenal ibu-ibu paruh baya itu, karena ibu-ibu itu adalah orang yang siang hari ini bilang kalau dirinya tidak punya aturan.
"Hamba memberi hormat pada Nyonya kecil," ucap Xie Shuizhi sambil membungkukkan tubuhnya ke depan untuk memberi hormat pada Liuli Guoguo. Ketika dia berdiri dan mengangkat matanya, dia lalu memandangi Liuli Guoguo yang ada di depannya. Seketika dia tercengang, dan matanya tiba-tiba juga bersinar begitu saja.
Gadis berbaju merah muda di depannya mengedipkan mata besar bagai anggur yang sangat jernih itu, dan menatapnya dengan polos dan begitu lugu. Sepertinya karena baru saja keluar dari kamar mandi, jadi wajah kecilnya yang begitu cantik masih terlihat merah dan lembut.
Dagu lancipnya, serta lehernya yang panjang dan ramping itu begitu puth dan sangat lembut. Rambut hitam yang sedikit basah itu kemudian tertiup oleh hembusan angin, hingga berkibar dengan indahnya. Benar-benar… Cantik… Sekali, batin Xie Shuizhi.
Xie Shuizhi menelan seteguk air liur di tenggorokannya. Mau tidak mau dia harus mengakui, walaupun dia adalah seorang wanita, dan bahkan wanita yang sudah tua. Tapi masih bisa-bisanya kagum dan tercengang, bahkan tergoda dengan kecantikan Nyonya kecilnya ini.
Penampilan Nyonya kecil yang begitu indah, bersih dan cantik ini. Pasti akan menimbulkan banyak bencana dan masalah jika dilihat oleh para pria lain di luar sana.
Liuli Guoguo tertegun melihat wakil kepala Xie Shuizhi di depannya, yang baru saja memberi hormat padanya. Jadi kemudian dia langsung bertanya padanya, "Wakil kepala Xie Shuizhi, ada apa?"
Xie Shuizhi kembali tersadar dari lamunannya, dan buru-buru berkata, "Oh... Oh, iya iya, ada sesuatu yang mau hamba sampaikan. Nyonya kecil, maaf, tolong bisakah Nyonya kecil ikut hamba ke suatu tempat."
"Em?" gumam Liuli Guoguo dengan bingung. Karena dia masih harus menemui kakak Po-nya. Nanti kalau terlalu malam ke sana, lalu kakak Po sudah tidur, bagaimana dong? batinnya.
Xie Shuizhi menundukkan kepalanya sedikit, lalu melanjutkan, "Nyonya kecil, begini, karena Nyonya kecil sekarang pindah ke kediaman yang baru ini. Hamba ingin menyampaikan beberapa hal kepada Nyonya kecil. Jadi tolong Nyonya kecil hargai hamba, dengan ikut hamba ke suatu tempat untuk membicarakan ini."
Liuli Guoguo merapatkan bibirnya sedikit, lalu berpikir bahwa dirinya memang baru saja pindah ke sini. Sedangkan wakil kepala Xie Shuizhi ini adalah orang yang cukup lama sekali di sini. Jika jam segini dia datang untuk menemuinya, berarti pasti ada hal yang sangat penting yang mau dibicarakannya.
Kalau tidak, mana mungkin sampai harus sekarang bicaranya dan tidak menunggu besok saja untuk menemuinya. Karena Liuli Guoguo tidak ingin ribut dan menjadi tidak senang dengan pelayan tua ini. Jadi bibir kecil cerinya kemudian melengkung, dan mengiyakan permintaan Xie Shuizhi.
***
Di dalam bangunan Hanyun,
Xuanyuan Pofan meninjau dan memeriksa semua dokumen resmi yang terkumpul, dan sudah tertumpuk dalam beberapa hari terakhir. Walaupun jam pasir di tungku perunggu itu baru lewat sepertiga, tapi ketika melihat keluar, langit tampak sudah cukup gelap. Kenapa Liuli Guoguo belum datang juga? Apa mungkin pergi ke kamarku, ya? batinnya.
Setelah berpikir seperti ini, Xuanyuan Pofan kemudian memijat keningnya sendiri, lalu berdiri dan pergi menuju kamarnya. Dia berpikir kalau mungkin gadis kecilnya yang imut itu sudah sangat tidak sabar sekarang.
Karena istri kecilnya itu ingin sekali melihat hadiah dari adik kedelapannya, Xuanyuan Poxi. Namun, begitu Xuanyuan Pofan membuka pintu kamarnya, dia masih tidak melihat istri kecilnya. Jangan bilang kalau Liuli Guoguo begitu selesai berendam di bak mandi, lalu langsung tidur di kamarnya sendiri, batinnya.
Ketika seorang pria sedang berpikir tentang kemampuan tidur si kucing susu kecilnya yang hebat, dan berpikir kalau hal seperti itu sangat mungkin terjadi. Tiba-tiba seorang pelayan berlari dan menghadap ke dirinya. Dia mengenali orang itu, karena itu adalah Xiao Denglong, pelayan favorit gadis kecilnya.