Istri Kecilku Sudah Dewasa

Tidak Mau Takhta Raja



Tidak Mau Takhta Raja

0Namun, tanpa diduga seorang pelayan tiba-tiba datang dan memecahkan suasana hangat keempat orang itu, yang tampak sedang sangat baik.     

"Raja!" panggil pelayan itu yang langsung berlari ke Raja.     

"Berani sekali! Sikap kurang ajar macam apa ini?! Bagaimana bisa tidak mengerti aturan seperti ini, dan begitu saja mengganggu kesenangan Raja!" tegur pelayan Wan yang ada di belakang Raja. Dia mengenali kalau pelayan itu adalah pelayan di bangunan Sunmei, jadi dia berani berteriak dengan keras seperti itu.     

Mendengar suara pelayan kecil itu, Ratu langsung mengerutkan kening dan alis indahnya sampai membentuk bukit kecil. Dia hanya menoleh sedikit dan melirik ke pelayan Wan yang menghentikan pelayan itu. Alisnya kemudian jadi kembali rileks, dan dia melengkungkan bibirnya sedikit.     

Raja menoleh dan melihat ke pelayan Wan yang menghentikan pelayan itu. Dia mengerutkan keningnya, lalu melihat ke sampingnya, yakni ke putra kesayangannya yang berdiri di sana. Kemudian dia langsung menekan rasa penasaran dan khawatir di dalam lubuk hatinya.      

Setelah itu Raja melengkungkan bibirnya dan tersenyum, lalu berkata kepada Xuanyuan Pofan, "Xuanyuan Pofan, kali ini pindah ke ibu kota kekaisaran, pasti kamu pindah selamanya dan tidak akan pindah ke tempat lain lagi, kan?"     

"Tetap pindah," jawab Xuanyuan Pofan tanpa berpikir panjang.     

Raja menyeka keringat di keningnya, dia merasa kalau dirinya ini benar-benar tidak bisa mengobrol tenang dengan putra kesayangannya ini. Dia sudah berkata cukup panjang, bahkan selalu dia sendiri yang berinisiatif untuk memulai pembicaraan.      

Kalau sudah seperti ini, Raja jadi malas untuk menegur Xuanyuan Pofan karena sangat paham karakter dingin putranya ini. Tapi, dia sampai berpikir apa bisa putranya ini setiap kali menjawab tidak dengan kata yang begitu singkat seperti itu.     

Bagaimanapun, dia ini adalah Raja kerajaan Dong Xuan, Tuan besar di daratan Liufeng ini. Raja-raja lain di kerajaan lain saja begitu sopan dan hormat kepadanya ketika bicara dan bersikap di depannya. Tapi, Raja tidak menyangka sama sekali kalau putra kesayangannya malah bisa-bisanya bicara dengan begitu singkat seperti ini dengannya.      

Sudahlah, aku juga sudah terbiasa bertahun-tahun seperti ini menghadapi putraku ini, batin Raja.     

"Tetap pindah? Apa kamu masih akan kembali ke Penglaizhou? Xuanyuan Pofan, tolong dong, walaupun jalan menuju kultivasi yang mendalam adalah jalan yang cerah dan bagus. Tapi rakyat dan negeri ini juga sangat membutuhkanmu. Jika..."     

"Ada adik kedelapan." Tanpa menunggu Raja selesai bicara, Xuanyuan Pofan sudah mengerti apa yang akan Raja katakan, dan langsung memotong ucapannya.     

Rasanya Raja seperti sedang makan jahe pahit, dan dia tidak tahu sudah berapa kali putra kesayangannya ini selalu saja menolak ajakan dan permintaan baiknya seperti ini. Ternyata, putranya Xuanyuan Pofan itu benar-benar pindah ke ibu kota kekaisaran ini, hanya karena istri kecilnya yang sangat dicintai itu.      

Aku yang terlalu berharap lebih. Huh sayang, sayang sekali, batin Raja. Dia mulai menyayangkan sikap dan pilihan putra kesayangannya ini, yang tidak mau takhta Raja.     

Raja selalu merasa kalau seluruh negeri Dong Xuan yang begitu makmur ini harusnya dipimpin dan diserahkan kepada Xuanyuan Pofan. Dengan begitu, baru dia bisa tenang. Namun, putranya ini masih muda, mau belajar sihir dan kultivasi saja juga sudah hal yang bagus.      

Namun putra kedelapannya itu juga masih muda sekali, dan Raja punya kemungkinan yang tak terbatas kedepannya. Dia juga merupakan calon pewaris yang masih bisa terus dikembangkan. Tapi, putranya yang itu sedikit punya temperamen yang meledak-ledak. Dan sifatnya yang ini memang sangat mirip dengannya dan juga Ratu.     

Pelayan kecil itu terus saja memohon kepada pelayan Wan, namun pelayan Wan sama sekali tidak ingin menuruti permohonan dan permintaannya. Bahkan dia tidak menghindar sama sekali.      

Lalu, pelayan itu langsung melirik tajam dan menggunakan cara terbaik, yaitu dengan langsung berlutut di lantai. Kemudian dia berteriak kepada Raja yang cukup jauh darinya itu, "Raja! Aku mohon Raja, selamatkan selir Sun Mei'er!"     

Ratu memijat jemarinya yang indah sampai berbunyi, dan dia mulai panik. Selir Sun Mei'er, dasar jalang ini! batinnya. Di saat seperti ini, jika Raja tidak bisa menahan diri untuk pergi ke bangunan Sunmei. Maka harga diri Ratu dan Xuanyuan Pofan benar-benar seperti diinjak oleh Raja begitu saja.     

Mendengar teriakan cemas itu, alis putih Raja pun bergetar, dan hatinya tercekat. Bahkan, hatinya seolah tengah diliputi oleh kecemasan yang mendalam. "Ping Ru, mengapa kamu begitu panik seperti ini? Ada apa dengan selir Sun Mei'er?" tanyanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.