Kakak Po, Apa Aku Boleh...
Kakak Po, Apa Aku Boleh...
Kereta kuda yang sudah melakukan perjalanan cukup jauh itu akhirnya sampai di gerbang ibu kota kekaisaran. Begitu masuk ke dalam gerbang kota, Liuli Guoguo mengangkat tirai kereta kuda untuk melihat keluar. Dan yang terpantul di mata besarnya yang seperti anggur itu adalah rumah-rumah setinggi seratus kaki, gedung-gedung dan hutan.
Kemudian tampak orang-orang berkumpul di kedua sisi jalan dengan antusiasme yang begitu besar. Orang-orang yang ada di jalan kedua sisi kereta kuda, semuanya tampak berteriak dengan penuh semangat, "Selamat datang kembali Raja Huayou ke ibu kota kekaisaran! Selamat datang istri Raja Huayou di ibu kota kekaisaran!"
Liuli Guoguo merasa malu saat mendengar teriakan-teriakan ini, wajah kecilnya memerah, dan dia buru-buru masuk lagi ke dalam kereta kuda. Lagi-lagi bertemu hal seperti ini. Kakak Po yang sangat terkenal ini ternyata pergi ke mana pun tetap saja selalu disambut dengan begitu ramai sekali seperti pertempuran saja, batinnya.
Xuanyuan Pofan melihat Liuli Guoguo yang menurunkan tirai kereta kudanya. Karena dia tahu kalau istri kecilnya ini tidak terlalu suka diperhatikan berlebihan, dan dikelilingi oleh orang-orang seperti ini. Jadi, dia segera menepuk belakang kepala istrinya dengan lembut sambil berkata, "Kamu harus terbiasa dengan ini."
Liuli Guoguo memanyunkan bibirnya, di hatinya seolah tertulis dua kata yang sangat besar 'Tidak mau'. Tapi, mulut kecilnya justru berbicara sebaliknya, bahkan dengan patuhnya. Namun, dia merasa kalau semakin lama, dirinya semakin tertekan dan punya beban.
Ketika Liuli Guoguo masih kecil, dia begitu konyol karena setiap harinya terus berteriak meminta permen pada kakak Po. Kalau tidak bersandar manja ke lengan kakak Po, dia juga meminta kakak Po untuk menggendongnya.
Namun, sekarang dia lebih dewasa, jadi lebih mengerti semuanya. Maka dari itu dia mulai memikirkan orang-orang yang memperhatikannya. Dia merasa jika dirinya tidak menjadi lebih baik dan lebih luar biasa lagi.
Maka orang lain akan berpendapat kalau Liuli Guoguo tidak berhak dan tidak layak untuk berdiri di samping kakak Po-nya. Bahkan tidak pantas untuk menikmati semua perhatian orang-orang bersama kakak Po-nya.
Sebenarnya, Liuli Guoguo tidak peduli dengan tatapan mata atau pendapat orang lain. Tapi, karena memang kakak Po-nya yang terlalu sangat bagus dan luar biasa. Kakak Po-ku seluar biasa ini, tapi bagaimana denganku? Punya apa aku? Hanya terlihat cantik, suara nyanyian yang bagus, cukup baik main musik saja. Tapi tulisanku jelek, bela diri tidak bagus, dan paling penting hanya sukanya makan dan tidur.
Apalagi, aku suka menendang selimut ketika tidur, takut dengan guntur, temperamen buruk dan manja sekali, lanjut Liuli Guoguo dalam hati.
Meskipun dalam ujian akhir sekolah Lushan, Liuli Guoguo dan Li Jinyang memiliki nilai seri dan sama-sama memperoleh peringkat pertama. Tapi, jika dibandingkan dengan kakak Po-nya, semua ini benar-benar tidak layak untuk dibandingkan.
Xuanyuan Pofan memperhatikan gadis kecilnya yang duduk terdiam di sana. Alisnya naik, keningnya berkerut, dan dia tidak bisa menahan diri ketika melihat mata gadis kecilnya sedikit sayu.
Istri kecilnya yang saat ini sedang memberi makan chinchilla kecil di atas meja itu tampak sedang murung. Jadi, Xuanyuan Pofan pun segera memanggil Liuli Guoguo, "Kemarilah, Liuli Guoguo."
Liuli Guoguo mengangguk, dengan patuh kemudian dia bersandar di samping Xuanyuan Pofan. Lalu merangkul lengan pria itu dan menjadikannya sebagai bantal.
Xuanyuan Pofan meletakkan gulungan buku di tangannya, lalu mencubit pipi lembut Liuli Guoguo. Mencubit dan terus mencubitnya, karena dia ingin membuat lesung pipi Liuli Guoguo muncul. "Liuli Guoguo, kenapa? Apa jangan-jangan kamu masih tidak rela meninggalkan rumah di Penglaizhou, em?" tanyanya.
Liuli Guoguo membiarkan pria itu terus mencubit pipinya. Kemudian dia menggembungkan pipinya dan menjawab, "Bukan kok. Sebenarnya, aku tidak masalah tinggal di mana saja, asalkan ada kakak Po. Hanya saja...."
"Hanya saja apa?" tanya Xuanyuan Pofan dengan sedikit bingung. Dia yang sudah tidak mencubit pipi Liuli Guoguo, kemudian menarik lengan yang dibuat sandaran oleh istri kecilnya. Dia lalu memeluknya ke dalam dekapannya sambil mengelus rambut istri kecilnya.
Liuli Guoguo merapatkan bibirnya, lalu berkata, "Kakak Po, apa boleh… Apa boleh aku belajar di perguruan tinggi Xing Yun dengan tidak menggunakan identitas sebagai Liuli Guoguo?"
"Em?" Telapak tangan dari pria tersebut, yang saat itu sedang memainkan telinga gadis kecil di dekapannya langsung berhenti ketika mendengar ini.
"Aku… Aku hanya ingin menggunakan identitas orang biasa ketika belajar di perguruan tinggi Xing Yun. Bukan… Bukan dengan menggunakan identitas sebagai istri Raja Huayou. Aku… Aku… Aku, apa boleh tidak membiarkan orang lain tahu kalau aku adalah istri..."
"Tidak boleh," jawab Xuanyuan Pofan yang langsung menolak permintaan ini tanpa menunggu Liuli Guoguo menyelesaikan ucapannya. Alis tebalnya yang indah pun kemudian langsung berkerut.
Hati Liuli Guoguo tertegun sejenak. Habis sudah, pasti kakak Po akan marah lagi, batinnya.