Murong Sheng
Murong Sheng
Wanita cantik di depan cermin melepaskan sanggul rambut indahnya yang megah, lalu membiarkan rambut hitam dan panjangnya terurai ke belakang pundaknya seperti percikan tinta. Rambut hitam selembut sutra itu tampak seperti air terjun yang terurai sampai ke pinggangnya.
Si wanita cantik itu merawat rambut panjangnya yang terurai dan tak diikatnya, dia juga merapikan rambut-rambutnya yang kusut. Lalu, dia mengendurkan pakaian merah mudanya, sampai setengah dari kulitnya yang seputih salju itu terlihat dari luar.
Shao Er dan Fu Er sakit, aku harus segera membuat Murong Sheng membebaskan mereka. Apalagi, beberapa hari ini tabib Zhou Tai telah membantuku untuk memulihkan kesehatanku. Jadi aku bisa memuaskan Murong Sheng beberapa kali, batinnya.
***
Aula Bao He di bangunan istana Qi Yun,
Murong Sheng sedang mendengarkan laporan prajurit kuda hitam. Matanya yang begitu hitam jadi semakin menggelap, tapi mulutnya hanya berkata singkat kepada para prajurit kuda hitam di aula itu, "Terima kasih, kalian sudah bekerja keras, pergilah dan beristirahatlah."
"Baik!" jawab para prajurit kuda hitam dengan dingin. Mereka lalu berbalik dan melangkah mundur dengan langkah yang sangat rapi.
Murong Sheng menarik napas dalam-dalam, balok perintah di tangannya hancur berkeping-keping karena digenggam erat olehnya. Jika cahaya Qiji itu muncul di tempat lain, mutiara cakra yang ada di istana pasti tidak bisa merasakannya.
Tapi, jika cahaya Qiji itu muncul di menara Ming Ying, maka mutiara cakra akan merasakan kekuatan itu dengan sangat akurat. Hal yang begitu jelas, entah bagaimana mungkin hanya sebuah kesalahpahaman.
Cih, Raja Huayou yang terhormat. Aku tidak menyangka kamu bisa melampaui wilayah kekuasaanmu sampai ke tahap itu. Tapi, daratan Qiji sekarang hanyalah daratan mati. Raja daratan Qiji yang bisa bertahan setelah pemusnahan alam semesta terakhir kali itu, maka dia adalah harta berharga penduduk daratan.
Jika aku bisa membawanya, maka dia bisa selamanya melindungi daratan ini dari bencana alam semesta. Tapi, Raja Huayou malah melepaskannya begitu saja! Dia sudah gila ya?! batin Murong Sheng.
Saat kemarahan Murong Sheng hendak berkumpul menjadi bola api emosi. Tiba-tiba bayangan merah muda yang anggun, perlahan tampak berjalan ke aula. Membuat mata marah dari pria itu tiba-tiba sedikit terkejut saat melihat wanita tersebut.
Lan Ruo berjalan masuk ke aula, bersandar ke samping raja berpakaian kuning dan mewah di atas takhta. "Raja, aku telah membuatkan kue bulan untukmu," katanya.
Mata pria itu menatap wanita di aula tersebut dengan tajam. Di bawah rambut panjangnya yang agak sedikit berantakan, wajah kecil itu tampak cantik dan menggoda.
Membuat jantung Raja pun langsung melompat dan berdetak dengan kencang. Bahkan, walaupun dia tahu jika wanita ini datang kepadanya untuk tujuan lain, dia masih saja merasa sangat bahagia sekali.
Ketika mengalihkan pandangannya ke setengah payudara yang seputih salju dan terlihat dari luar itu. Wajah tampan Raja memerah, tenggorokannya terasa kering, dan dia langsung melontarkan satu kata, "Kemarilah."
"Laksanakan," jawab Lan Ruo. Dia lalu berbalik sebentar untuk mengambil piring mahoni dengan kue di tangannya, kemudian berjalan ke arah Murong Sheng.
Ketika wanita itu, serta aroma wangi yang tidak asing dari wanita tersebut semakin mendekat, membuat mata Murong Sheng jadi semakin melembut juga.
Lan Ruo sangat gugup, karena ini adalah pertama kali dirinya sendiri yang langsung merayu seorang pria. Sehingga, ketika dia membawa piring mahoni, tangannya terasa lemas dan membuat piring mahoni itu agak miring walaupun tidak sampai jatuh. Namun, sepotong kue di piring mahoni itu tetap ada yang jatuh ke atas karpet bulu halus tersebut.
"Maafkan aku Raja, aku..." Belum selesai Lan Ruo mengatakan permintaan maafnya. Namun dalam sekejap dia berhenti bicara karena melihat Raja terhormat di sampingnya mengambil sepotong kue bulan yang jatuh di karpet, lalu memasukkan ke dalam mulutnya.
Kasim tua di belakang Raja terkejut sekali. Membuat dia buru-buru melangkah maju dan berkata, "Raja, kue itu tidak boleh dimakan. Kue itu berdebu dan kotor, jadi tidak baik untuk tubuh Raja yang..."
Murong Sheng mengunyah kue di mulutnya dengan santai, lalu menoleh menatap kasim tua itu dengan tatapan peringatan dan berkata, "Diam".
Tubuh kasim tua itu langsung gemetaran. Dia tidak berani bicara apa-apa lagi. Dalam hati, dia benar-benar hanya bisa geleng-geleng kepala dengan tak berdaya. Huh, demi menyenangkan hati seorang wanita cantik, Raja bagaimana bisa merendahkan dirinya seperti ini? Kenapa bisa seperti ini? batinnya.