Istri Kecilku Sudah Dewasa

Xiao Qiqi, Kamu Kejam Sekali (3)



Xiao Qiqi, Kamu Kejam Sekali (3)

2"Sialan!" teriak Du Heng dengan saraf yang semakin kencang.      

Setelah selesai mengikat tali dengan benar, Du Heng pun segera berdiri. Namun tetap saja dia terlambat menghindari gerakan pengawal ketujuh. Ujung jari kaki wanita itu perlahan sudah menendang tepat ke bagian bawah, yakni bagian tubuh paling penting pria itu.      

Pria itu kemudian langsung mengernyit dan menghela napas berat. Gila, bahaya sekali! batinnya.     

"Xiao Qiqi, adik kecilku ini butuh usaha yang cukup lama untuk membuatnya sedikit menjanjikan seperti ini. Tapi kamu bisa-bisanya begini, benar-benar kejam sekali! Apa kamu tahu, seberapa besar usaha yang dilakukannya hanya demi kamu?!" kata Du Heng kepada Xiao Qiqi dengan ekspresi kesal sambil mengelus adik kecilnya. Padahal, di dalam hatinya, dia senang sekali bisa menggoda pengawal ketujuh.     

Tendangan pengawal ketujuh tadi memang benar mengenai Du Heng. Namun, karena dia menghindar tepat waktu, jadi hanya ujung kaki pengawal ketujuh yang menyentuh adik kecil di bagian bawah tubuhnya itu.      

Sebenarnya, Du Heng akan langsung tidak berdaya begitu tendangan itu mengenainya. Namun, karena ujung kaki wanita itu saja yang menyentuh seolah sedang menggoda adik kecilnya. Jadi dia malah merasa begitu nikmat dan nyaman.     

Sebaliknya, pengawal ketujuh merasa terkejut dan jiwanya seolah melayang secara tiba-tiba. Dia sendiri juga telah merasakannya tepat di ujung jari kakinya. Sentuhan yang terasa di ujung jari kakinya itu bisa-bisanya bukan sesuatu yang lunak, namun keras. Ini berarti, artinya Du Heng benar-benar sudah sembuh.     

Dulu, pengawal ketujuh tidak pernah takut dan terus menggoda Du Heng secara gila-gilaan, serta berpura-pura begitu tenang dan santai, serta bersikap seksi untuk menarik perhatian Du Heng. Semua itu dilakukan, karena dia tahu, bagaimanapun dia merayu ataupun menggoda Du Heng, tapi Du Heng tetap saja tidak punya kemampuan untuk memasukkan adik kecilnya itu.      

Jadi, rayuan pengawal ketujuh hanya akan membuat Du Heng menderita saja. Namun sekarang berbeda, sebab pengawal ketujuh tiba-tiba menyadari kalau gerakan seksinya di ranjang tadi, malah sama seperti sedang menggali kuburannya sendiri.     

Setelah Du Heng mengelus adik kecilnya, kemudian dia mengangkat pandangan matanya dan melirik ke mata indah wanita di ranjang itu. Bahkan dia juga melihat keterkejutan di mata itu. Tapi bukan hanya itu, sebab dia juga melihat kepanikan, ketakutan, dan juga rasa pesimis. Benar-benar tidak menyangka, ternyata aku bisa melihat semua itu di matanya? batinnya.     

Mata indah bagai bunga persik Du Heng tampak bersinar dan memantulkan cahaya yang sangat terang, namun aneh. Hatinya saat ini tengah dipenuhi dengan kegembiraan yang tak bisa diutarakan. Hahahaha, Xiao Qiqi, akhirnya kamu tidak bisa bersikap tenang lagi. Ternyata kamu juga bisa merasakan takut dan panik seperti ini, serunya dalam hati.     

Du Heng hanya merasa tatapan mata Xiao Qiqi saat ini berubah jadi semakin menggoda dan menarik baginya. Panik yang tampak di mata indahnya itu malah membuat Du Heng semakin ingin segera naik di atas tubuhnya, menghancurkannya, dan menikmatinya.     

"Kenapa? Xiao Qiqi, penyakitku ini sudah sembuh, apa kamu takut sekarang?" tanya Du Heng sambil menghampiri wanita di atas ranjang itu dengan perlahan.      

Pengawal ketujuh hanya bisa menggigit bibir dan menggertakkan giginya, bahkan tanpa sadar dia langsung mundur. Seolah sudah mulai menyadari apa yang akan terjadi selanjutnya, hal itu membuat wajah licik dan cantiknya ini langsung memerah.      

Iya memang benar, aku memang takut, batin pengawal ketujuh. Bagaimanapun, pria ini adalah penyihir dan pengendali jiwa tingkat ungu. Lalu, saat ini Raja Huayou sedang pergi keluar bersama Liuli Guoguo. Jelas sekali tidak akan ada satupun orang yang bisa membantunya.     

Jika Du Heng si brengsek itu benar-benar memaksa. Pengawal ketujuh khawatir jika dirinya benar-benar akan kehilangan keperawanannya. Jika dulu, dia bisa dengan gila-gilaan menggoda Du Heng untuk membuatnya menderita karena tidak bisa melampiaskan rasa nafsunya. Namun sekarang berbeda.      

Tidak! Tidak boleh! Aku tidak mau diperkosa oleh calon Raja brengsek kerajaan Bei Yun ini! Pokoknya tidak boleh! batin pengawal ketujuh.     

Du Heng tidak pernah sekalipun melihat pengawal ketujuh yang setakut dan semalu ini sebelumnya. Dia selalu mengira kalau wanita ini hanyalah makhluk yang berdarah dingin. Jadi, ketika pertama kali melihatnya, dia seperti ingin segera menaklukkan wanita itu.      

Namun, ketika melihat pengawal ketujuh yang bisa setakut ini setelah tahu penyakitnya sembuh. Entah kenapa hati Du Heng malah jadi melembut. Sayangnya, keinginan kuat untuk memiliki dan masuk ke dalam tubuh wanita ini membuat pikirannya menjadi lebih mendominasi, dan itu membuatnya kembali menjadi jahat.     

"Xiao Qiqi jangan takut. Aku akan melakukannya dengan pelan. Percayalah, aku tidak akan memperlakukanmu dengan buruk. Posisi istriku hanya akan diberikan untukmu," kata Du Heng sambil melemparkan dirinya sendiri ke atas tubuh pengawal ketujuh yang masih bingung dan ketakutan di atas ranjang.     

Tangan pengawal ketujuh memang terikat, tapi kakinya masih bebas. Agar tidak jadi diapa-apakan oleh pria ini, dia lalu segera menggunakan kedua kakinya. Dia akan mencoba melakukan yang terbaik untuk melawan Du Heng, dan agar bisa melepaskan dirinya.      

Namun, seberapa besar ilmu bela diri, serta kemampuan yang pengawal ketujuh miliki. Tapi tetap saja, itu tidak akan sebanding untuk bisa melawan Du Heng yang adalah penyihir, dan pengendali jiwa tingkat ungu, yang saat ini sedang berada di depannya.     

Mungkin, tinju dan tendangan pengawal ketujuh hanya terasa geli bagi Du Heng. Sebab, dari awal Du Heng terus merespon sikap dan kata-kata pengawal ketujuh yang menurutnya tidak penting ini, hanya demi membangkitkan kobaran api semangat dalam dirinya.      

Semua ini juga otomatis untuk membuat pengawal ketujuh merasakan kalau kemampuan dalam dirinya. Sedikitpun saja tidak akan bisa digunakan untuk melawan Du Heng.     

Namun, ketika telah sampai pada titik puncaknya, Du Heng benar-benar sudah tidak tahan lagi begitu melihat buah dada montok seputih salju pengawal ketujuh yang sangat menggoda itu. Dia juga sudah tidak bisa lagi menahan diri untuk segera memiliki seluruh tubuh pengawal ketujuh.      

Karena Du Heng sudah kehabisan kesabaran, jadi dia pun langsung mengurung seluruh tubuh pengawal ketujuh dengan erat. Setelah itu dia juga langsung saja menyobek baju merah pengawal ketujuh.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.