Istri Kecilku Sudah Dewasa

Karung yang Bisa Bergerak (3)



Karung yang Bisa Bergerak (3)

1Su Muhuan langsung gemetaran tidak karuan begitu mendengar ucapan Murong Mingtao ini. Dia buru-buru mundur, namun dua pria kekar di belakangnya malah langsung mendorongnya kembali dengan keras.      

Setelah Su Muhuan disentuh oleh dua pria kekar itu, tiba-tiba Murong Mingtao yang ada di depan meja menendang dua pria kekar itu. Dia lalu memaki mereka dengan keras, "Dasar anjing! Aku saja belum menyentuh gadis ini! Tapi kalian malah berani-beraninya menyentuh gadis ini dengan tangan kotor kalian!"     

Pemuda berbaju biru yang duduk di depan meja juga hanya bisa menyeka keringat di dahinya, dan tak bisa berkata apa-apa. Tatapan matanya hanya tertuju pada Su Muhuan yang gemetaran tidak karuan. Saat ini, Su Muhuan yang bagai domba kecil dan berada tidak jauh darinya ini. Membuatnya muncul tatapan kasihan di matanya.     

"Murong..." ketika pemuda berbaju baru saja bicara, tiba-tiba dia langsung dihentikan oleh tatapan mata kakak kelimanya yang sedang duduk di sampingnya. Tatapan mata itu mengisyaratkan kalau jangan terlalu ikut campur dengan masalah ini.     

Pemuda berbaju biru itu mengerutkan kening ketika teringat kalau ada hal besar dan masih butuh bantuan dari Murong Mingtao ini. Jadi, dia pun menggertakkan giginya dan memaksakan diri untuk mengabaikan tatapan mata kasihan dari domba kecil tak berdaya itu.     

Su Muhuan yang sangat sensitif dari kecil pun melihat, dan tahu kalau pemuda berbaju biru yang seumuran dengannya itu ingin membantunya. Namun, pria berbaju hitam di sampingnya yang tampak sangat dingin itu, sama sekali tidak kasihan kepadanya.      

Bahkan, pemuda berbaju hitam itu malah menghentikan keinginan pemuda berbaju biru yang mau membela dan membantunya ini. Sehingga, Su Muhuan benar-benar sudah putus asa sekarang. Sekali lagi dia melihat begitu mengerikan dan dinginnya hati orang di sekitarnya.     

"Cepat! Cepat lepaskan bajumu! Lalu, berbaring lah di ranjang itu! Cepat!" teriak Murong Mingtao setelah memberi pelajaran kepada dua bawahannya. Bahkan dia juga menendang Su Muhuan dengan marahnya.     

Su Muhuan hampir saja jatuh ke lantai karena tendangan pria berbaju hijau barusan. Namun, dia hanya terhuyung saja, lalu segera bisa menstabilkan tubuhnya lagi untuk berdiri tegak dan tak membiarkan dirinya jatuh.     

Wajah pemuda berbaju biru itu langsung memerah begitu mendengar dan melihat semua ini. Dan dia hanya bisa mengepalkan tangannya dengan erat. Kemudian, dia hanya mendengar kabar burung yang mengatakan kalau Raja Chao An Murong Mingtao dari kerajaan Lan Hai ini, sangat suka bermain-main dengan wanita.      

Bahkan, Raja Chao An Murong Mingtao dari kerajaan Lan Hai ini juga sangat bernafsu, dan punya kepribadian tidak terlalu baik. Lalu hari ini, pemuda berbaju biru tersebut benar-benar melihat dengan mata kepalanya sendiri.     

Pikiran dan hati Su Muhuan sudah runtuh ke tepi keputusasaan. Karena ketakutan, dia hampir menggigit mulut kecilnya sampai berdarah. Tangannya dengan erat memegang kantong berisi buah Zong Zi.      

Entah kenapa, bayangan ayahnya muncul di dalam benak dan pikirannya. Su Muhuan tidak takut mati, tapi dia tidak berani membayangkan ekspresi sedih ayah dan saudaranya setelah kejadian buruk ini terjadi.     

"Sahabat baikku Murong Mintao, kenapa lama sekali melakukan ini semua? Kenapa harus begitu tidak enak dan sopan dengannya?" tanya pemuda berbaju hitam yang memecahkan suasana mendebarkan tadi sambil menggigit bibirnya.      

Kemudian pemuda berbaju hitam itu mengangkat tangannya dengan lembut, dan sebilah pisau tiba-tiba tampak terbang dari tangannya.     

Mata Su Muhuan membelalak lebar. Tapi, pisaunya tidak menancap di daging tubuhnya, hanya melewati pinggangnya dan tidak melukai kulitnya sedikit pun. Namun, tali pinggang yang mengikat baju di pinggangnya seketika langsung putus.     

Su Muhuan ketakutan dan panik saat bajunya lepas. Dia lalu berjongkok dan menarik bajunya dengan erat untuk tidak membiarkannya terbuka lebar. Dia baru menyadari kalau kantong yang tergantung di pinggangnya telah jatuh, dan beberapa buah Zong Zi telah berjatuhan di lantai.      

Su Muhuan memegangi pakaiannya yang tanpa tali pinggang dengan satu tangan. Kemudian dia mengambil kantong dan buah Zong Zi yang jatuh di lantai dengan tangan yang lainnya.     

Ketika Yiqian Yuan melihat gadis berbaju putih itu, matanya yang seperti cheetah terlihat bersinar dengan alis yang terangkat. Meski Su Muhuan telah berusaha keras untuk melindungi pakaiannya, namun masih ada sebagian kecil dari pundaknya yang terekspos keluar karena tidak adanya ikat pinggang.     

Melihat hal tersebut, muncul hasrat dan keinginan di dalam hati Murong Mingtao yang tiba-tiba langsung naik dan melonjak pesat. Kemudian dia langsung mendekati anak kampungan yang begitu polos di lantai dengan tatapan kosong.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.