Istri Kecilku Sudah Dewasa

Duduklah Di Pangkuanku, Aku Akan Mengajarimu (2)



Duduklah Di Pangkuanku, Aku Akan Mengajarimu (2)

3"Aduh! Kakak kedua, kamu lagi-lagi mem-bully aku. Sudah, aku tidak mau bermain lagi!" kata Murong Mingyue setelah bermain tiga ronde permainan dengan kakaknya.      

Sebab, Murong Sheng dengan sangat mudah memecahkan labirin itu dan memenangkannya. Jadi, Murong Mingyue kesal dan akhirnya berhenti bermain. Jika tetap bermain, dia khawatir kalau dirinya akan meragukan IQ-nya sendiri.     

Kepandaian dan kecerdikannya ini telah diakui secara umum oleh seluruh rakyat kerajaan Lan Hai. Namun, hatinya sangat sedih dan tidak percaya dengan kepandaiannya sendiri begitu berhadapan dengan kakak keduanya yang lebih pandai ini.     

"Hahahahhaha! Murong Mingyue, kamu sudah mengakui kekalahanmu?" tanya Murong Sheng dengan malas sambil menepuk pundak Luo Ruo. Lalu, telapak tangan besarnya yang berada di bawah meja bundar itu menyelinap masuk ke dalam baju brokat wanita yang ada di pangkuannya. Tangannya yang masuk kemudian mulai membelai kehalusan di dalam sana.     

Tubuh Lan Ruo menegang. Dia lalu menggigit bibirnya dan tidak berani bergerak, maupun melawan Murong Sheng karena ada putri Chao Yang, yang saat ini duduk di seberangnya. Dia pun hanya bisa membiarkan pria itu bertindak sembarangan dengan tubuhnya.     

"Raja, komandan prajurit Li Gang dari kediaman Raja Chao An, minta izin bertemu dengan anda," kata seorang kasim tua yang kali ini masuk ke ruang aula yang cukup megah ini.      

Tangan Raja yang sedang asyik membelai pun tiba-tiba berhenti ketika mendengar ini. Komandan prajurit adik ketiga? tanyanya dalam hati.     

Murong Sheng tersenyum perlahan, lalu dia mengeluarkan tangannya dari dalam baju selirnya itu. Kemudian melepaskan wanita cantik di pangkuannya, dan berkata kepada kasim tua itu, "Suruh dia masuk."     

***     

"Raja, maafkan atas kelancangan hamba ini. Hamba mohon anda segera selamatkan Tuan muda Murong Mingtao!" kata komandan perajurit dari kediaman Raja Chao An yang langsung memohon kepada Raja kerajaan Lan Hai begitu masuk ke dalam aula.     

Raja, Luo Ran, dan Murong Mingyue benar-benar heran dan bingung ketika melihat komandan tiba-tiba berkata seperti itu. Lalu, komandan itu menceritakan semua kejadian kepada Raja, dan langsung membuat ekspresi mereka berubah.      

Murong Mingyue malah tidak marah mau pun terkejut. Kemudian dia melengkungkan bibirnya dan membentuk senyum yang sangat bahagia. Ternyata semua ini tindakan Raja Huayou. Menarik juga, batinnya.      

Adik ketiganya ini selalu menyalahgunakan status sebagai anggota kerajaan untuk bersikap kurang ajar dan bersenang-senang. Hubungan Murong Sheng dengan adik ketiga juga tidak cukup baik. Jadi, dia bahkan tidak merasa kasihan kepada adik ketiganya itu.     

Murong Sheng tampak diam sejenak, lalu dia berjalan ke depan meja yang tidak jauh dari sana. Karena dia sering sekali datang ke bangunan Lan Hua. Terkadang, ketika sangat sibuk pun, dia juga sering menangani semua urusannya di bangunan Lan Hua ini.      

Di bangunan Lan Hua, tepatnya di aula utama Bangunan Lan Hua, terdapat banyak sekali gulungan kertas cadangan. Murong Sheng lalu mengambil satu gulungan, mengambil pena dan menulis beberapa baris kata di atasnya. Setelah itu, dia mengeluarkan cap segel giok Raja, dari cincin ruang sihir dan mengecap gulungan itu dengan segel giok tersebut.     

"Kasim Fang, pergi lah ke istana bagian timur dan temui Xue Pan. Minta dia untuk menyerahkan gulungan kertas ini kepada Raja Huayou dari kerajaan Dong Xuan," perintahnya setelah Raja selesai menulis. Kemudian dia menyerahkan gulungan itu kepada kasim tua.     

"Kakak kedua, aku saja yang pergi. Aku akan menggantikan Xue Pan pergi ke sana," ucap Murong Mingyue secara tiba-tiba.     

Tangan Murong Sheng yang telah menyerahkan gulungan itu pun langsung berhenti. Kemudian dia melirik ke Murong Mingyue, dan tiba-tiba teringat sesuatu. Setelah itu dia menaikkan alisnya, lalu merapatkan bibir dan berkata, "Baiklah, Murong Mingyue, pergi lah sana. Itu sempurna sekali."      

"Kasim Fang, serahkan gulungan kertas itu kepada putri Chao Yang."     

"Laksanakan!" jawab kasim Fang.     

Murong Sheng lalu melihat Murong Mingyue yang tidak bisa menyembunyikan kegembiraan di wajahnya. Setelah itu, Murong Mingyue mengambil gulungan kertas itu, lalu menarik sudut bibirnya dan tersenyum.      

Murong Sheng sudah lama mendengar mengenai nama legendaris dari Raja Huayou ini. Apalagi, kekuasaan dan kekuatan kerajaan Dong Xuan yang tidak bisa dianggap remeh sedikit pun.      

Dalam beberapa tahun terakhir, kerajaan Dong Xuan telah jadi begitu kuat, sehingga bisa dengan mudah menggantikan kerajaan Nan Yan menjadi Tuan besar dari daratan Liufeng. Bahkan, bantuan dari Raja Huayou-lah yang berperan cukup besar dalam hal ini.     

Kerajaan Dong Xuan mulai sangat mendominasi. Membuat ribuan kerajaan dan negeri lain sangat takut padanya. Semua orang mungkin takut dengan Xuanyuan Feng, namun sebenarnya mereka lebih takut dengan Raja Huayou, sosok yang belum dinobatkan menjadi kaisar dari kerajaan Dong Xuan.     

Lingkup pengaruh, serta kekuasaan Raja Huayou lebih dari kerajaan Dong Xuan. Jika adik ketujuh dapat menikah dengan Raja Huayou yang berkuasa itu, maka Murong Sheng akan mendapatkan dukungan yang sangat kuat sekali.      

Kalau begitu, kerajaan Lan Hai bisa mengungguli kerajaan Nan Yan di dalam daftar kerajaan dan menempati urutan kedua. Jadi, Murong Sheng sungguh sangat menantikan hari ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.