Istri Kecilku Sudah Dewasa

Apa Aku Tampan?



Apa Aku Tampan?

3Kamar nomor delapan area tamu kamar VIP di menara Ming Ying,     

Setelah Xuanyuan Poxi kembali dari kamar si persik madu, dia hanya melepas baju lapisan terluarnya dan melemparkannya. Lalu dia menjatuhkan dirinya di atas ranjang yang empuk.      

Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu. Begitu teringat sesuatu, Xuanyuan Poxi kemudian langsung melompat dari tempat tidur dengan cepat, berdiri dan langsung membuka pintu.     

Setelah pintu terbuka, dan benar sekali, ternyata itu adalah pengawal kedua belas yang terus Xuanyuan Poxi pikirkan dan nantikan. Tidak, tidak, seharusnya yang benar adalah itu pengawal kedua belas yang informasi darinya sangat dia pikirkan dan nantikan dari tadi.      

"Pangeran, aku sudah dapat informasi," kata pengawal kedua belas begitu melihat Xuanyuan Poxi membukakan pintu kamar.     

"Em, cepat katakan!" jawab Xuanyuan Poxi.     

"Pangeran, tabib Dewi tinggal di kamar nomor sembilan di area kamar level tinggi..."      

Belum selesai pengawal kedua belas bicara, namun pemuda di depan pintu sudah dengan cepat kembali masuk ke dalam kamar. Lalu, dengan cepat pula dia mengenakan baju lapisan terluarnya, yang telah dilemparnya di ranjang tadi.      

Namun, setelah mengenakannya, Xuanyuan Poxi merasa kalau ini tidak cocok. Jadi, dia segera melepaskan bajunya lagi, membuka gelang ruang sihirnya, dan mengobrak-abrik barang di dalamnya. Dan akhirnya dia mengeluarkan sebuah baju terluar, yang menurutnya lebih bagus daripada baju tadi. Padahal, dua baju ini sama-sama berwarna putih.     

Xuanyuan Poxi kembali lagi ke depan pintu dengan cepat. Satu tangannya memegang gagang pintu, dan satu tangannya yang lain merapikan rambutnya sendiri. Lalu dia melengkungkan bibirnya, dan bertanya kepada pengawal kedua belas yang berdiri di depan pintu, "Apa aku tampan? Em? Em?" Tampak sekali dari ekspresi pemuda itu kalau dia menginginkan pujian.     

Pengawal kedua belas sangat tercengang saat melihat sikap Xuanyuan Poxi. Kemudian dia menelan ludahnya dan tanpa ragu berkata, "Tampan."     

"Seleramu bagus sekali," sahut Xuanyuan Poxi. Lalu dia menepuk lagi pundak pengawal kedua belas. Setelah itu, dengan cepat dia pergi menuju awan tangga.      

Pengawal kedua belas hanya melihat punggung pemuda yang berlari menuju awan tangga tersebut. Setelah tercengang sebentar, kemudian dia berbalik dan pergi ke kamarnya sendiri.     

***     

Kamar nomor sembilan di area kamar level tinggi menara Ming Ying,     

"Cheng Xiang, cepat ganti lagi selimut dan juga kelambu tidur di ranjang. Nona sudah menidurinya untuk tidur siang tadi."     

"Em! Baik kakak Hong Yun. Aku akan segera menggantinya!"     

"Huang Yi, Lu Shang, apa kalian sudah mengelap mejanya delapan kali? Nona akan segera kembali."     

"Sudah, sudah!" jawab Huang Yi dan Lu Shang sambil menganggukkan kepala.     

"Qing Hua, pergilah dan belilah beberapa pasang sumpit lagi. Nona tidak suka menggunakan sumpit menara Ming Ying ini. Sumpit yang kita bawa sudah mau habis. Itu tidak akan cukup."     

"Siap, kakak Hong Yun!"     

Qing Hua yang mengenakan baju berwarna hijau cerah menanggapinya. Lalu dia segera membuka pintu untuk bersiap keluar dan membeli beberapa pasang sumpit. Namun, begitu membuka pintu, dia melihat punggung seorang pemuda berbaju putih yang berdiri di sana.     

Mulut pemuda itu sepertinya masih menggumamkan sesuatu, "Halo, Tabib Dewi, aku... Tidak, tidak, ini terlalu aneh. Ganti yang lain deh. Halo, Tabib Dewi, apa masih ingat aku? Oh, aneh juga deh seperti ini. Tabib Dewi, sudah lama tidak melihatmu, kamu tahu seberapa merind... …Sialan, kenapa aku semakin bicara, malah jadi semakin manja sih..."     

Xuanyuan Poxi masih berlatih, bagaimana berbicara dengan kakak Dewi ketika dia menunggu pintu dibuka. Namun, tiba-tiba terdengar suara tawa di telinganya. Dia lalu menoleh, dan melihat kalau ternyata pintu kamar kakak Dewi sudah terbuka, dan ada seorang kakak berbaju hijau cerah yang berdiri di depan pintu.      

Aduh, sialan! Gerakan dan tindakanku barusan, apa dia tadi melihat semuanya? batin Xuanyuan Poxi dengan wajah yang memerah karena malu dalam sekejap.     

"Pangeran Xuanyuan Poxi? Apa kau sedang mencari Nona kami? Maaf sekali, dia pergi ke... Em, pokoknya dia sedang tidak ada di kamar," ucap Qing Hua.      

Wajah Xuanyuan Poxi sangat tampan. Dulu, dia membawa puluhan kotak berisi kristal besar waktu pergi ke paviliun Lan Sang untuk menemui Nonanya. Ketika melihat kalau pemuda itu telah memberinya begitu banyak kristal. Sehingga, Nona dengan bermurah hati mau melakukan hal yang belum pernah dilakukan.      

Nona juga langsung memasakan sendiri makanan untuk pangeran ini. Karena semua itulah, Qing Hua jadi mengenali pemuda berbaju putih di depannya. Sehingga, dia juga langsung dan bisa berkata seperti itu.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.