Istri Kecilku Sudah Dewasa

Si Pelamun, Buka Bajumu (1)



Si Pelamun, Buka Bajumu (1)

2"Kakak Yan Wu, pasienmu ini masih kamu kunci di luar kamar!"     

"Zi Rong," ucap Yan Wu yang seperti tidak merasa ada apa-apa. Dia hanya menatap pelayannya dan menganggukkan dagunya. Tatapannya mengisyaratkan pelayannya untuk membuka pintunya.      

Zi Rong pun mengiyakan dengan lembut, lalu mengangkat kaki dan berjalan membukakan pintunya.     

Pao Baobao yang masih terkunci di luar, langsung ditarik masuk ke dalam. Setelah Pao Baobao masuk ke dalam, dia tercengang dan melamun sendiri begitu melihat wajah Yan Wu untuk pertama kalinya.      

Kakak wanita cantik yang mengenakan piyama warna putih di depannya ini sangat cantik sekali. Meski matanya tidak sebesar dan bulat seperti Liuli Guoguo, namun matanya seindah phoenix dengan sudut melengkung, lalu sangat cerah dan jernih. Begitu melihatnya lebih dekat, seperti ada warna lain di pupilnya yang mengkilap.      

Bagaimanapun, matanya begitu cerah dan khas. Hidung dan bibir di wajah mungilnya itu juga sangat sempurna. Semua bagian di wajahnya ini membuat Pao Baobao sulit berpaling darinya.     

"Si pelamun, cepat katakan sakit yang selama ini kamu rasakan. Aku sebentar lagi masih ada hal besar dan penting untuk dilakukan," kata Yan Wu.      

Begitu Yan Wu membuka mulutnya, dia berhasil mematahkan keindahan yang bisa membanjiri semua orang, yang baru dirasakan Pao Baobao. Dia melihat Yan Wu mengeluarkan sebatang dupa, lalu memotong dupa itu menjadi dua bagian.      

Yan Wu meletakkan setengah bagian dupa yang lebih pendek di atas pembakar dupa, lalu bibir lembab dan lembutnya itu berkata, "Si pelamun, kamu hanya ada waktu setengah dupa, cepat katakan."     

Si pelamun? batin Pao Baobao yang langsung tersadar dari lamunannya. Apa Dewi tabib ini sedang bicara padaku? tanyanya dalam hati.     

"Kakak Yan Wu, kamu keterlaluan. Aku ini memberimu satu mutiara Fu Tang. Bagaimana bisa dihargai dengan setengah dupamu ini, apalagi dupamu ini … Sepertinya tidak ada setengah deh," keluh Liuli Guoguo.     

"Waktumu tinggal sembilan puluh persen," kata Yan Wu sambil melirik ke arah dupa yang terbakar perlahan di pembakar dupa, sebelum Liuli Guoguo selesai berbicara. Kemudian dia meneguk teh untuk kecantikan sambil mengingatkan mereka agar cepat bicara.     

Liuli Guoguo buru-buru menutup mulut kecilnya dan menarik Pao Baobao maju ke depan, "Xiao Bao, cepat dan cepat katakan," ucapnya. Karena mulut kecilnya ditutupi sendiri oleh tangan putih kecilnya, kata-katanya jadi terdengar tidak terlalu jelas.     

Pao Baobao menelan ludahnya. Entah kenapa, ketika melihat wajah cantik tabib dewi berbaju putih itu, dia sangat gugup dan telapak tangannya berkeringat. Setelah berpikir sejenak bagaimana mengungkapkannya, dia lalu berkata, "Uh ... Tabib Dewi, aku, aku, aku sering sekali ketika terlalu bersemangat ... Langsung dengan mudah pingsan."     

"Selain sakit ini, apa kamu juga gagap?" tanya Yan Wu sambil tidak bisa menahan tawanya sebelum Pao Baobao bisa menyelesaikan ucapannya.      

Pao Baobao mengatupkan mulutnya dan menjawab, "Aku, aku tidak gagap kok." Aku hanya merasa gugup karena melihatmu, batinnya.     

"Ulurkan tanganmu," pinta Yan Wu sambil menaruh cangkir teh kecil di tangannya. Kemudian dia mengeluarkan kotak obat kayunya dari ruangan, lalu mengeluarkan kain kasa putih buatannya sendiri yang anti racun, debu, kotoran, dan anti bau dari dalam kotak obat.     

"Oh oh," gumam Pao Baobao dengan patuh sambil mengangkat tangannya dan mengulurkannya ke Yan Wu.     

Yan Wu lalu meletakkan tangannya dan merasakan denyut nadi di pergelangan tangan Pao Baobao dengan dilapisi kain kasa putih. Setelah menyentuhnya sebentar dan merasakannya. Kemudian dia menutup matanya dan merasakannya lagi sebentar, lalu membuka bibirnya dan berkata, "Anjing?"     

"Em?" gumam Pao Baobao dan Liuli Guoguo yang sama-sama tercengang. Kata anjing yang dikatakan oleh tabib Dewi ini, apa artinya? batin mereka.     

"Saat kamu masih bayi, kamu ketakutan dan terkejut karena seekor anjing. Masalah sakitmu ini disebabkan oleh itu," jelas Yan Wu seraya melepaskan pergelangan tangan Pao Baobao dan menyingkirkan kain kasa putih itu.     

Saat bayi? batin Pao Baobao dengan sangat terkejut. Dia tidak terkejut saat mengetahui kalau dirinya ketakutan karena seekor anjing saat dia masih kecil. Sebab, dia sudah tahu hal ini sejak kecil.      

Karena setiap kali Nyonya Pao memberinya pelajaran. Salah satu kata yang paling sering diucapkan olehnya adalah, "Kamu dasar gadis kurang ajar, beruntung kamu aku ambil dari mulut anjing!"     

Jadi, entah bagaimana mungkin Pao Baobao tidak tahu bahwa dia pernah ditakuti dan terkejut karena seekor anjing.      

Tapi, yang sangat tidak disangka olehnya adalah karena sakitnya ternyata disebabkan oleh ini. Hal itu benar-benar sangat tidak masuk akal. Namun, yang paling membuatnya terkejut adalah tabib Dewi itu sangat luar biasa juga, bahkan dia bisa tahu masa kecilnya hanya dengan menyentuh denyut nadi.     

Pao Baobao merasa hal ini sulit sekali dipercaya. Apakah tabib Dewi juga bisa mendiagnosis dan tahu kalau ada darah hijau yang mengalir di tubuhku ini? batinnya.     

"Si pelamun, buka bajumu!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.