Memeriksa Sakit
Memeriksa Sakit
Pao Baobao langsung gemetar begitu disentuh. Lalu, dengan cepat dia menutup matanya untuk menenangkan dirinya sendiri. Semuanya ini wanita, semuanya wanita. Kesucianku masih ada, masih ada. Em! batinnya.
Ketika Pao Baobao sedang takut sekali, tiba-tiba sentuhan yang baru saja memegang dadanya sudah menghilang dengan begitu cepat. Hah cepat sekali? tanyanya dalam hati.
Ujung jari Yan Wu yang berada di atas kain kasa putih dan sedang meraba sebentar dada Pao Baobao. Lalu, hanya dengan sedikit sentuhan, dia sudah langsung tahu apa yang salah dengan tubuh Pao Baobao.
Kemudian Yan Wu mengambil kain kasa putih tersebut dan menaruhnya lagi ke dalam kotak obat. Setelah itu dia berkata, "Lihat tampang konyolmu ini. Sudah, kenakan pakaianmu sana. Aku sekarang juga akan meracikan obat untukmu."
"Oh, oh..." Rona merah di pipi Pao Baobao sedikit memudar, dan dia dengan cepat mengambil kembali pakaiannya dari tangan Liuli Guoguo, lalu mengenakannya lagi dengan cepat sekali.
Yan Wu perlahan berdiri dari bangkunya dan berjalan ke samping meja lain yang lebih besar. "Zi Rong, kemarilah, ambilkan obatnya!" perintahnya setelah itu.
"Laksanakan!" jawab pelayan berbaju ungu yang dengan patuh mengikuti dan menurutinya.
Yan Wu duduk di samping meja. Ketika pelayannya datang, dia menyerahkan cincin ruang sihirnya dan berkata, "Bahan obat pertama, herbal Miao."
Zi Rong mendengarkan perintah tersebut dan segera mengeluarkan herbal Miao dari cincin ruang sihir.
"Bahan obat kedua, batu alkana, bahan obat ketiga..."
Beberapa saat kemudian, pelayan berbaju ungu mengikuti petunjuk dari tabib Dewi berbaju putih dan menyiapkan empat bahan obat di atas meja yang baru diambil dari dalam ruang sihir. Keempat bahan obat itu adalah herbal Miao, batu alkana, alkohol Jian Zi, bunga Tan Wei.
Setelah obat itu diletakkan di atas meja oleh pelayannya, Yan Wu lalu berdiri dan hendak mulai meracik obat. Tapi, begitu melirik dupa di pembakar dupa telah habis terbakar, kemudian dia berkata, "Waktu setengah dupa telah habis, tidak ada waktu untuk meracik obat. Silakan kalian pulang."
Pao Baobao dan Liuli Guoguo tercengang. Kemudian Liuli Guoguo mengeluarkan mutiara merah tua seukuran buah kenari dari lengan baju kecilnya, dan menjatuhkannya di atas meja sambil berkata kepada Yan Wu, "Cih, Kakak Yan Wu, aku punya mutiara Fu Tang lagi, cepat racik obatnya sekarang!"
Untungnya, Liuli Guoguo cerdas dan sangat memahami, serta mengerti sifat dan kebiasaan kakak Yan Wu yang merupakan penggila harta dan uang. Jadi, dari awal dia sudah meminta Kakak Po untuk memberikannya dua mutiara Fu Tang, bukan hanya meminta satu mutiara.
"Oh, hebat juga. Si kecil bodoh, ternyata kamu ada waktunya pintar juga ya?!" kata Yan Wu begitu menerima mutiara Fu Tang. Suasana hatinya langsung jadi kembali senang dan segar lagi.
Liuli Guoguo tidak senang mendengar sebutan ini. Jadi, dia pun langsung bertolak pinggang dan memanyunkan bibirnya sambil berkata, "Kakak Yan Wu, aku akan katakan lagi, aku bukan si kecil bodoh, aku tidak bodoh sama sekali, aku sangat pintar!"
"Iya iya iya, kamu sangat pintar, bagaimana kalau aku menyebutmu dengan sebutan si kecil pintar?" tanya Yan Wu sambil mengambil mutiara Fu Tang dan memainkannya di tangan. Dia sedang dalam suasana hati yang baik, membuat nada bicaranya ke Liuli Guoguo pun tidak terlalu agresif lagi.
Liuli Guoguo hanya bisa menghela napas dan membatin, Apa itu si kecil pintar?
Sedangkan Pao Baobao terlihat menyentuh ujung hidungnya. Lalu setelah berpikir sejenak. kemudian dia berkata, "Tabib Dewi, aku, aku juga bukan si pelamun, jangan panggil aku si pelamun, namaku Pao Baobao."
"Pao Baobao? Bakpao kenyang?? Hahahahaha! Hahahahahaha!" Begitu mendengar nama Pao Baobao Yan Wu mengira kalau artinya bakpao kenyang, sehingga dia tidak bisa menahan tawanya.
Liuli Guoguo dan Pao Baobao tercengang. Lalu, tawa Yan Wu yang sangat dilebih-lebihkan dan tidak karuan itu, terus menerus terdengar dari kamar level tinggi nomor sembilan. Tawa itu terdengar cukup lama, dan sampai tidak ada akhirnya.
Suara yang keras diiringi dengan tawa yang terus terdengar lama sekali ini, telah mengejutkan barisan patroli serigala penjaga di luar kamar itu, sehingga mereka jadi ikut tertawa juga.