Sekolah Lushan (Bagian 3)
Sekolah Lushan (Bagian 3)
"Wah! Pao Baobao pingsan! Pao Baobao pingsan? Cepat panggil guru! Cepat!"
Satu persatu gadis di sana langsung berteriak karena terkejut saat melihat ada yang pingsan. Sedangkan, seorang gadis muda berkulit putih dan berbadan tinggi yang sedang mengenakan baju biru malah melihat dengan jengkel gadis yang pingsan itu. Dasar memalukan saja, bisa-bisanya benar-benar pingsan begitu! Aku saja tidak pingsan, lalu apa hakmu untuk pingsan begitu?! batinnya.
Guru pun segera datang setelah dipanggil. Dia langsung marah ketika melihat para gadis itu bergerombol dan membuat keributan. "Kalian ini melihat apa, hah?! Cepat sana, kembali ke kelasnya masing-masing!" tegurnya. Selesai memarahi mereka, guru itu pun segera berjongkok, lalu mencubit dan menepuk-nepuk pipi Pao Baobao yang sedang pingsan. Akhirnya, Pao Baobao pun siuman.
"Tolong dua orang datang ke sini dan bantu memapah Pao Baobao kembali ke kelas!" kata guru itu dengan marah dan emosinya. Tapi anehnya, tidak ada satu orang pun yang maju. Mereka semua malah melihat Pao Baobao dengan ekspresi jijik.
Bukan karena menganggap Pao Baobao bodoh karena bisa pingsan hanya karena melihat pria tampan, tapi karena status dan identitas dari Pao Baobao. Dari semua gadis yang ada di tempat itu, hanyalah Pao Baobao yang identitasnya adalah seorang pelayan yang menemani majikannya ikut belajar di sekolah.
Sedangkan gadis-gadis lainnya adalah Nona dari keluarga berada dan sangat terpandang. Para gadis kaya itu mana mungkin mau memapah Pao Baobao yang hanyalah seorang pelayan. Mereka merasa tangannya akan kotor jika harus memapahnya.
Melihat kondisi ini, guru itu menjadi sangat marah sekali. Tapi, dia juga tahu penyakit dari Nona-nona kaya raya seperti mereka ini. Akhirnya, dia melihat ke wanita berbaju biru yang berkulit putih dan badannya tinggi, yang bernama Pao Meiqing. "Pao Meiqing, kamu yang bantu memapahnya. Kamu adalah majikannya yang ditemani sekolah di sini, kan? Apa salahnya memapahnya sebentar?" tanyanya.
"Tapi..." gumam Pao Meiqing yang tentu saja tidak mau dan sangat tidak ikhlas.
Namun, guru itu langsung memotong ucapan Pao Meiqing. "Sudah, jangan banyak omong kosong. Kalau aku suruh memapahnya, segera sini bantu untuk memapahnya! Yang lain jangan di sini dan membuat keributan lagi. Kalian semua segera kembali ke kelas masing-masing!" teriaknya dengan kesal.
Setelah diteriaki, semua gadis itu pun segera pergi dan kembali ke kelasnya masing-masing. Yang tersisa di sana hanyalah Pao Meiqing yang sedang memandangi pelayannya yang bodoh itu. Mana mungkin aku mau memapahnya?! Mana mungkin?! batinnya.
Setelah itu, Pao Meiqing pun berjalan ke depan pelayannya yang pingsan itu, berjongkok, lalu menampar pipi pelayan itu beberapa kali dengan keras. Dia pun kemudian berhasil membuat pelayan bodohnya, Pao Baobao kembali siuman.
"Nona, kenapa kamu menamparku?" tanya Pao Baobao yang sudah siuman dan sepenuhnya sadar sambil memegang pipinya yang baru saja ditampar.
Selain perbedaan status antara murid dan guru, di sekolah Lushan ini tidak ada yang boleh memperlihatkan perbedaan status ataupun identitas lainnya. Maka dari itulah, Pao Baobao bisa menggunakan kata 'aku' di depan Pao Meiqing, yang mana adalah majikannya untuk menggantikan kata 'hamba'.
"Cih, tidak berguna!" maki Pao Meiqing. Setelah menyadari sosok Raja Huayou dan istri kecilnya sudah tidak ada di aula besar depan pintu. Dia pun langsung berjalan kembali ke kelas dengan emosi.
"Aduh, Nona, tunggu aku dong!" kata Pao Baobao sambil menjulurkan lidah mengejek ke Pao Meiqing dari belakang dan berjalan mengikutinya.
Guru yang ada di belakang mereka hanya bisa geleng-geleng kepala tak berdaya. Sebenarnya, Pao Baobao hanya salah satu murid yang pingsan, karena masih ada murid lain yang pingsan setelah itu.
Kepala sekolah berjenggot hitam kemudian membawa Xuanyuan Pofan dan Liuli Guoguo berkeliling untuk mengenalkan lingkungan sekolah. Setelah itu, barulah dia membawa mereka masuk ke dalam ruang kelas.
Karena Liuli Guoguo di kediaman Raja Huayou sudah mengikuti sekolah privat selama beberapa waktu, jadi dia tidak perlu lagi masuk ke kelas paling bawah. Dia langsung bisa masuk ke kelas medium, dan masuk ke kelas terbaik di tingkat medium yang bernama kelas Jianjia.
Sepanjang jalan, hampir kebanyakan gadis di sana pingsan begitu melihat ketampanan Raja Huayou. Mereka semua seolah tidak percaya, apa yang mereka lihat sekarang. Salah satu pria muda di sana, bahkan juga ikut terkejut ketika melihat ini. Wow! Raja Huayou ini benar-benar tampan. Begitu tampan sampai rasanya tidak adil untuk para pria yang lainnya! Huwaahh! batinnya.
Hari yang biasanya sangat layu dan sepi, sekarang jadi begitu cerah dan mekar karena kedatangan Raja Huayou dan istri kecilnya. Liuli Guoguo kemudian terlihat menoleh ke Kakak Po-nya, lalu bertanya, "Kakak Po, kenapa mereka semua melihat kita? Aku jadi merasa aneh."