Istri Kecilku Sudah Dewasa

Sekolah Lushan (Bagian 5)



Sekolah Lushan (Bagian 5)

3Wajah Pao Baobao yang kesakitan seketika memerah bagai pantat babi. Tapi, walaupun sangat kesakitan, dia tidak berani berteriak dan hanya menahannya saja. Tampak air mata yang memenuhi mata phoenixnya. Dia tidak ingin air matanya menetes, jadi dia hanya memejamkan matanya.      

Dasar Nona busuk! Kamu adalah Nona terjahat! Raja Huayou adalah idola favorit yang sangat, sangat, sangat ku sukai. Bisa melihat istri kecilnya belajar di kelas yang sama denganku, bukannya tidak aneh kalau aku sangat bersemangat begini, batin Bao Paopao.     

Guru Li sudah kembali ke tempat duduknya. Dia kemudian melirik ke Raja Huayou yang duduk di kursi terhormat di depan ruang kelas. Dia lalu mengalihkan tatapannya untuk melihat ke Liuli Guoguo yang masih mengenakan cadarnya. Tampak sekali ketidaksenangan di matanya.      

"Istri kecil Raja Huayou. Walaupun semua orang mengenalmu, tapi yang namanya aturan tetap saja aturan. Jadi, tolong kamu memperkenalkan dirimu kepada semua orang di sini," perintah guru Li kemudian.     

Kepala sekolah yang ada di pintu masuk kelas itu lalu menyeka keringat dingin di keningnya. Dia terlihat panik sampai menarik-narik jenggotnya dengan keras. Astagaaaaa! Bawahanku ini bagaimana sih menangani ini semua?! Padahal aku sudah mengatakan sesuai perintah Raja Huayou. Memerintahkan mereka mengatur, supaya guru yang akan mengajari istri kecil Raja Huayou ini tidak boleh seorang pria. Otak mereka ini apa baru ditendang keledai apa?! Bisa-bisanya malah mengirim guru Li, guru dan master pemusnahan ini untuk mengajar dan menjadi wali kelas dari kelas Jianjia, batinnya.     

Guru pemusnahan ini sangat sombong, yang paling dibenci darinya adalah karena ia terlalu sok. Entah apa guru ini akan menyinggung dan membuat masalah dengan istri kecil Raja Huayou. Namun kepala sekolah tiba-tiba merasa kalau pinggang tua-nya jadi semakin sakit karena memikirkan ini semua.     

"Em, em, baiklah," jawab Liuli Guoguo sambil mengedipkan mata besarnya yang ada di atas cadar itu. Dia pun kemudian berjalan ke depan kelas, lalu tersenyum dengan ceria sambil berkata dengan kerasnya, "Halo semuanya. Namaku Liuli Guoguo. Beberapa kata ini diambil dari tulisan mandarin, Liunya dari kata Liuliuliu yang berarti hebat, Li-nya dari kata Diao Laohu Wangwang Li Shan yang di mana artinya di sini pergi. Lalu, Guo-nya dari Tian Guo yang artinya permen manis!"     

"Hahahahaha! Hahahahahaha! Hahahahaha!"      

Mendengar ini, semua murid lainnya langsung tertawa terbahak-bahak. Pao Baobao yang masih kesakitan juga ikut tertawa, lalu dalam hati dia berkata, Liuli Guoguo? Em! Lucu dan imut sekali namanya. Aku suka sekali!     

Perkenalan diri dari Liuli Guoguo ini berhasil membuat kelas yang tadinya sepi dan serius, jadi begitu ramai dan hidup. Semua murid pun mulai ramai sendiri tidak karuan. Kepala sekolah yang ada di depan pintu pun ikut merasa lega melihat ini. Untung saja istri raja Huayou tidak marah, untung saja, batinnya.      

Tiba-tiba, guru Li sekali lagi menggebrak meja dengan penggaris kayu sampai membuat kepala sekolah yang sudah tua itu terkejut dan gemetaran. "Diam semua! Kenapa begitu berisik hah?!" bentaknya. Kelas pun kembali hening, sampai rasanya bisa terdengar suara daun yang jatuh ke tanah. Ini memperlihatkan begitu serius dan disiplinnya guru Li.      

Guru Li yang nama panjangnya adalah Li Shishi, kemudian melotot ke semua muridnya yang akhirnya diam. Setelah itu, barulah dia menoleh ke Liuli Guoguo yang memakai cadar dan berkata, "Istri kecil Raja Huayou, kamu sekarang sudah bergabung dengan sekolah Lushan. Aku adalah gurumu dan kamu adalah muridku. Aku tidak akan memanggilmu dengan panggilan istri kecil Raja Huayou. Dan kedepannya, kamu juga harus memanggilku guru Li. Teman-teman sekolahmu yang lain akan memanggilmu Liuli Guoguo. Entah apa istri kecil Raja Huayou keberatan atau tidak?"     

Liuli Guoguo mengangguk dengan patuhnya dan menjawab, "Tentu saja tidak keberatan. Halo guru Li!" Selesai bicara, dia kemudian membungkuk untuk memberi salam kepada guru Li.     

Kepala sekolah yang ada di depan kelas menyeka keringat di keningnya lagi. Lalu, dia diam-diam melirik ke Raja Huayou yang sedari tadi memandangi istri kecilnya sambil minum teh. Begitu melihat raut muka Raja Huayou tidak marah, dia pun menjadi lega.     

"Duduklah, di bangku tengah di baris ketiga itu," perintah guru Li sambil menunjuk ke tengah kelas ke arah bangku yang kosong.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.