Istri Kecilku Sudah Dewasa

Kakak Po, Mau Ditiup-tiup (Bagian 1)



Kakak Po, Mau Ditiup-tiup (Bagian 1)

1Sial, gadis secantik dan semuda itu, tidak ku sangka sudah masuk ke dekapan pemuda yang berada di deretan undangan teratas dengan begitu cepat, batin Feng Yin. Hatinya cukup tidak bisa menerima ini, dan dia masih dalam lamunannya.     

"Hei, Feng Yin, ayo cepat sini. Kamu tidak takut mati kedinginan apa?!" kata burung bangau putih berekor sembilan itu sambil menendang Feng Yin dengan pelan.     

Feng Yin pun seketika bangun dari lamunannya. Dia kemudian berpegangan dengan ekor seputih salju bangau itu dengan satu telapak tangannya, lalu melompat dan naik ke punggung burung bangau putih itu sambil berkata, "Iya aku tahu, ikut campur saja sih kamu." Nanti kamu malah tidak laku, loh! batinnya setelah itu.     

Begitu burung bangau seputih salju itu mendengar hal ini, api emosi dalam dadanya menyala. Dia pun memukul Feng Yin dengan salah satu dari sembilan ekornya. "Siapa yang kamu maksud terlalu ikut campur, hah? Kalau tahu begitu, aku biarkan kamu mati kedinginan. Cih!" katanya. Kalau bukan karena melihatmu menggigil separah itu, malas sekali aku memedulikanmu! batinnya.     

Bangau seputih salju itu terlihat sangat marah dan terus memukulnya. Feng Yin yang tubuhnya terguncang tidak karuan, hampir saja jatuh ke tanah bersalju itu. Dia pun kemudian berkata, "Hei, dasar ya kamu ini. Tidak ada kesalahan dalam bicaraku kok." Setelah itu, dia menyeimbangkan tubuhnya lagi dan duduk dengan tenang.      

Kemudian burung bangau seputih salju itu langsung mengibaskan sembilan ekornya.     

***     

Malam tiba, bulan tampak begitu bulat dan sangat indah. Di bawah cahaya bintang malam, terlihat pria tampan itu mulai membuka buku Jue Bi Luo volume ketiga ribu.     

Ketika sedang berkonsentrasi, kemudian dia mencium bau manis, lalu melihat samar-samar kepala kecil yang lucu disandarkan di dekat palang gerbang aula bagian dalam, melalui tirai manik-manik. Xuanyuan Pofan mengerutkan kening, setelah itu berkata "Masuk." Di luar aula tidak sehangat di sini, jangan sampai istri kecilku kedinginan, batinnya.     

Setelah mendengar itu, Liuli Guoguo langsung menyelinap masuk ke dalam dan berjalan sampai ke meja teh yang ada di sampai Kakak Po-nya. Dia pun kemudian duduk dengan manisnya. Dia lalu melihat buku di tangan Xuanyuan Pofan, dan bertanya dengan suara lembutnya, "Kakak Po, apa kamu sedang membaca buku?"      

Xuanyuan Pofan masih melihat buku di tangannya dan hanya menjawab, "Em."     

Cuek sekali! batin Liuli Guoguo. Kemudian dia mengusap hidungnya, lalu melirik ke beberapa cangkir teh yang ada di atas meja. Dia menatap Kakak Po-nya, setelah itu berkata lagi dengan lembut, "Kakak Po, apa kamu mau minum teh? Kalau iya, aku akan menuangkannya untukmu."      

Namun, Liuli Guoguo tidak menyangka kalau Kakak Po-nya masih saja begitu cuek, dan hanya membaca bukunya sambil menggelengkan kepalanya, menolak tawarannya. Tiba-tiba dia merasa jika udara di sekelilingnya jadi semakin dingin. Dia pun akhirnya menarik penghangat kaki lebih dekat ke betisnya.      

Cih! Kakak Po, kamu beraninya mengabaikanku?! Aku pasti punya cara untuk membuatmu memedulikanku! batin Liuli Guoguo. Kemudian dia menggembungkan pipinya dan masih berpikir, bagaimana cara membuat Kakak Po-nya mempedulikannya. Tapi, dia tidak tahu kalau ternyata pria di sebelahnya itu dari tadi sedang menatapnya dari sudut matanya.     

Melihat tingkah imut dan konyol Liuli Guoguo itu, Xuanyuan Pofan hampir tidak bisa menahan diri untuk segera mengulurkan tangannya dan memukul pantat kecil istri kecilnya. Sejak gadis itu masuk ke aula, sebenarnya buku di tangannya masih tetap di halaman yang sama.     

Liuli Guoguo kemudian terpikirkan sesuatu, dia pun akhirnya memalingkan pandangannya ke buku yang ada di tangan Kakak Po-nya.      

Xuanyuan Pofan menyadari itu, dia pun langsung menarik pandangan matanya dan kembali berpura-pura melihat buku itu dengan serius.     

Liuli Guoguo memiringkan kepalanya, lalu melihat ke sampul buku yang ada di tangan Kakak Po-nya. Dia melihat tiga kata 'Jue Bi Luo', kemudian ada dua kata kecil di sana 'volume 3'. Namun, kata yang lainnya tertutup oleh tangan Xuanyuan Pofan yang memegang buku itu.      

Liuli Guoguo berpikir sejenak, dia merasa pasti ada kata-kata lanjutan di kalimat itu. Yang dia tahu, Kakak Po-nya tidak pernah membaca buku yang sama untuk kedua kalinya. Biasanya, Kakak Po sekali membaca pasti langsung ingat dan bisa menuliskan lagi semuanya.     

Liuli Guoguo terus berpikir lagi dan lagi. Kakak Po kan cepat sekali membacanya, jadi pasti bukan volume tiga saja deh. Terus, di belakang tiga itu ada angka apa, ya? batinnya. Dia pun kemudian bergumam sendiri, "Tiga puluh, atau tiga ratus ya?"     

Mana mungkin Kakak Po sudah membaca buku yang membosankan itu sampai ke volume tiga ratus?! Pasti itu volume tiga puluh deh, batin Liuli Guoguo. Setelah berpikir seperti ini, wajahnya kemudian didekatkan ke lengan Xuanyuan Pofa. Lalu, dia pun berkata dengan manisnya, "Wow wow wow! Kakak Po, kamu sudah membaca sampai ke volume tiga puluh! Hebat sekali! Hebat, hebat, hebat, hebat sekali!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.