Istri Kecilku Sudah Dewasa

Batu Hitam Hadiahkan Ke Dia Dengan Ganti Pengawal Ketujuh



Batu Hitam Hadiahkan Ke Dia Dengan Ganti Pengawal Ketujuh

1Di Gunung Lingyun,     

"Tuan, kristal dari hantu Nirwana telah disempurnakan, itu adalah batu hitam," kata Yan Jiu melaporkan kepada Du Heng yang sedang membakar ikan untuk pengawal ketujuh.      

Du Heng kemudian menarik sudut bibirnya dan tersenyum, lalu berkata, "Ternyata benar tebakannya."     

"Tuan, batu hitam ini bagaimana kita akan membaginya dengan Raja Huayou? Empat bagi enam? Atau bagaimana?" tanya Yan Jiu.      

Du Heng pun kemudian menjawab, "Tidak! semuanya berikan ke dia."      

Yan Jiu terkejut mendengar ini, Tuan, ada apa lagi ini? Jangan-jangan, ini lagi-lagi karena… batinnya setelah itu.     

Du Heng tiba-tiba mengangkat matanya, lalu memandang sosok berbaju merah yang duduk di samping danau dari kejauhan. Sekali lagi dia tampak tersenyum, "Sana pergi! Berikan semua batu hitam ini kepada pengawal ketujuh, lalu suruh dia memberitahu sahabatku Xuanyuan Pofan. Aku hadiahkan semua batu hitam ini dengan ganti pengawal ketujuh diberikan kepadaku," perintahnya.     

"Tuan, ini tidak boleh!" sergah Yan Jiu, ternyata sangat benar tebakannya. Rasanya, dia ingin muntah darah saja karena jijik mendengar ini. Aduh Tuan! Bisa tidak sih kamu menjaga harga dirimu?! batinnya.      

Du Heng seketika langsung emosi, "Sudah, jangan banyak bicara, lakukan saja apa yang aku perintahkan!" bentaknya. Setelah itu, dia kembali fokus membakar ikannya.     

"Tapi Tuan, saya khawatir kalau pengawal ketujuh tidak akan begitu mudah menurut dan patuh untuk ikut bersama Tuan," kata Yan Jiu     

"Sudahlah, aku sudah mempertimbangkan semuanya, kok!" Jawab Du Heng. Sudut bibirnya tampak tertarik, dan dia tersenyum lagi ketika melihat ikan yang dia bakar sudah hampir matang.      

Yan Jiu masih saja merasa ini tidak benar, "Tapi Tuan..." katanya sekali lagi.     

"Sudah-sudah, jangan tapi-tapi. Tetap lakukan sesuai perintahku saja. Apa kamu mau aku mengatakan perintah yang sama untuk kedua kalinya?!" teriak Du Heng sambil membelalakkan matanya.      

Yan Jiu pun hanya bisa menghela napas dan merasa sungguh tak berdaya, "Baiklah, laksanakan!" jawabnya.     

***     

Telinga mungil Liuli Guoguo, tampak yang satu tertutupi oleh rambut hitamnya. Sedangkan satu telinga yang lain terlihat memerah karena terus dimainkan oleh Xuanyuan Pofan. Tapi, anehnya telinga merah ini membuatnya jadi semakin imut.     

Ketika melihat adiknya kembali ceria dan lincah seperti semula, Liuli Tian akhirnya bisa tenang dan tidak lagi mengerutkan keningnya. Saat tahu Liuli Guoguo keracunan, hatinya sangat marah dan emosi seperti Xuanyuan Pofan. Dia juga pernah berpikir kalau dirinya tidak akan diam saja. Dan dia pasti akan meluapkan emosinya di kerajaan ini jika ada hal buruk yang terjadi dengan adiknya.      

Hanya saja, karena ingat kalau ada adik ipar yang sangat peduli kepada adiknya, Liuli Tian pun merasa tidak perlu melakukan apapun. Karena dia dapat kabar kalau semua orang yang membuat adiknya hampir saja kehilangan nyawa, telah dihabisi dan lenyap dari muka bumi. Selain menghormati Xuanyuan Pofan, dia juga cukup kagum dengan adik iparnya itu.     

"Liuli Guoguo maafkan aku. Seharusnya aku saat itu menghalangi para pelayan itu membawamu pergi ke kerajaan ini. Dengan begitu, kamu tidak akan sampai keracu… Em, maksudku tidak sampai kena flu begini," kata Xuanyuan Mingxin sambil merapatkan bibirnya karena kesal sendiri dengan dirinya.     

Mendengar ini, Liuli Guoguo yang sedang minum supnya pun jadi bingung. Dia menundukkan kemudian kepala dan meminum habis supnya dulu. Lalu, dia baru mengangkat kepalanya dan memandang ke arah Xuanyuan Mingxin. "Kakak Xuanyuan Mingxin, apa sih yang kamu katakan? Aku yang kena flu, lalu apa hubungannya denganmu? Ratu begitu galak, kamu pasti tidak akan bisa menghalangi dan menghentikannya. Jadi mana mungkin menyalahkanmu? Kakak Xuanyuan Mingxin, aku sekarang sudah sembuh dan kembali sehat lagi, kok!" katanya kepada Xuanyuan Mingxin yang kini sedang mengelus pipi kecilnya.     

Baru dibicarakan, orangnya pun tiba-tiba datang. Setelah pengawal kedua belas mendengar pesan dari pangeran kedua belas, dia pun mengantar pangeran kedua belas ke depan, untuk pergi dari bangunan. Setelah itu, begitu dia menginjakkan kaki dan masuk ke bangunan lagi, wajahnya langsung pucat ketika melihat Ratu dan para pelayannya yang cepat-cepat dan sangat bersemangat masuk ke dalam bangunan Gan Qing.     

"Salam hamba kepada Ratu," kata pengawal kedua belas yang maju dan langsung memberi salam.      

Ratu melihat pengawal yang wajahnya pucat itu, kemudian dia pun mengabaikan pengawal itu dan mengangkat kakinya, melanjutkan jalan untuk masuk ke dalam bangunan Gan Qing. Tapi, pengawal kedua belas langsung bergegas menghalanginya.      

"Ratu, Raja Huayou telah memerintahkan kalau tidak ada orang lain yang boleh masuk ke bangunan ini tanpa seizinnya. Istri kecil Raja Huayou..." kata pengawal kedua belas.     

"Kurang ajar! Siapa kamu berani menghalangiku, hah?! Minggir sana!" bentak Ratu sambil mengerutkan keningnya dengan sangat emosi. Dia lalu mengangkat kakinya untuk menendang pengawal kedua belas. Tapi, sekuat apapun dia menendang pengawal di depannya, tetap tidak ada gunanya. Karena pengawal itu sangat kuat dan tidak berkutik sama sekali.      

Ratu kemudian memutarinya untuk menghindar, lalu dia pun bergegas masuk ke dalam bangunan. Para pelayan yang sedang membawa banyak barang di tangan mereka, masing-masing segera mengikuti Ratu masuk ke dalam.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.