Pembawa Bencana
Pembawa Bencana
Ge Li kemudian berkata, "Tapi, Nona pengawal ketujuh..."
Pengawal ketiga lalu menyeka keningnya dan menjawab, "Tenang saja. Di tempat Raja An Yin adalah tempat teraman untuknya." Lalu dia membatin, Sambil menunggu racunnya menghilang, pasti kakak pengawal ketujuh sedang memikirkan cara untuk melarikan diri. Hal semacam ini sudah terjadi tidak sekali dua kali. Aku sendiri saja juga sudah terbiasa.
"Tapi, kalau seandainya Raja An Yin melakukan itu kepada Nona pengawal ketujuh?" tanya Ge Li lagi.
Pengawal ketiga lalu menepuk pundak Ge Li sambil berkata, "Malah tidak perlu mengkhawatirkan hal ini. Raja An Yin dia..." Bicara sampai sini, dia hanya tersenyum dan menyipitkan matanya ke Ge Li.
Ge Li tampak bingung dengan jawaban ini, Apa jangan-jangan, maksudnya... Mana mungkin?! batinnya.
***
"Hormat hamba bertemu Ratu," kata Liuli Guoguo yang keluar dengan buru-buru untuk menemui Ratu. Dia lalu melihat Ratu yang menampar kedua pengawal dengan kejamnya sambil menggertakkan gigi dengan galaknya di luar. Dada kecilnya tampak semakin tegang karena marah.
Tapi, Liuli Guoguo langsung menahan emosinya, lalu membungkuk dulu untuk memberi hormat dengan sopannya kepada Ratu yang galak itu. Dia kemudian berkata dengan sangat sopan, "Hormat hamba bertemu Ratu."
Begitu mengangkat kepalanya, Liuli Guoguo langsung melihat pipi dua pengawal itu, yang sudah merah tidak karuan dengan bekas telapak tangan yang masih segar di sana. Api kemarahan di dalam hatinya pun seketika membara lagi.
Ratu menaikkan alisnya begitu melihat gadis kecil yang tiba-tiba berlari keluar, matanya bersinar, dan dia tidak lagi menampar dua pengawal itu. Kemudian dia mengambil sapu tangan yang diberikan pelayan, lalu mengelap tangannya. Begitu melihat Liuli Guoguo, sudut bibirnya melengkung dan dia terlihat memicingkan matanya.
Gadis kecil ini tidak hanya sudah siuman, tapi juga sudah bisa bergerak bebas dan melompat sembarangan. Hebat juga, ya! Aku kira dia tidak akan pernah siuman! Gadis kecil ini tidak hanya membuat Bu Dong yang selama ini melayaniku mati begitu saja, tapi juga membuat keributan di dalam kerajaan. Bencana! Dia ini pembawa bencana! Pembawa bencana seperti ini, mana mungkin aku biarkan dia terus berada di samping anak kesayanganku! batin Ratu.
Ada beberapa orang yang memang begini, begitu melihat orang yang dibenci mengalami masalah dan kesulitan, mereka tidak punya nyali untuk menyumpahinya agar mati. Namun, begitu mereka melihat orang yang dibencinya kembali dari gerbang kematian dan kembali sehat, bahkan bisa bergerak bebas, rasanya kemarahan tiba-tiba muncul dan membuat hati mereka gatal.
Ratu juga seperti ini, karena Liuli Guoguo yang tidak sadarkan diri cukup lama menyebabkan serangkaian adegan berdarah terjadi di kerajaan. Walaupun cukup puas dan senang karena akhirnya bisa menyingkirkan dua selir Raja. Tapi, di waktu yang bersamaan, Liuli Guoguo yang awalnya adalah gadis kecil, kini telah berubah menjadi pembawa bencana di matanya.
"Yoh, Liuli Guoguo, kamu sudah siuman. Baguslah kalau sudah siuman. Karena kalau kamu tidak segera siuman, Xuanyuan Pofan bisa-bisa membalik kerajaan hanya karenamu. Kenapa sudah siuman tapi tidak mengabariku? Ping'er, cepat bawakan sup kuning rebus dan hidangkan untuk Istri kecil Raja Huayou agar mengurangi dingin dalam dirinya," perintah Ratu kemudian.
"Laksanakan!" jawab pelayan. Lalu dia segera membawakan mangkuk berisi sup dan berjalan dengan penuh hormat ke Liuli Guoguo.
Tapi, Liuli Guoguo tanpa menunggu pelayan menyajikan sup itu, tiba-tiba langsung berlari dan menumpahkan sup itu dengan sengaja. Sup yang ada di mangkuk giok putih itu seketika jatuh dan memberi kecupan ke tanah putih bersalju.
Xuanyuan Pofan dan dua kakak beradiknya keluar karena ingin menyaksikan keributan. Namun, mereka sangat terkejut ketika mereka malah kebetulan melihat adegan ini. Sebab, gadis kecil yang imut itu kini telah berubah menjadi singa yang sedang marah dan menakutkan.
"Ratu, aku tidak mau makan sup darimu. Kamu cepat segera minta maaf kepada pengawal kedua belas, pengawal kesatu dan pengawal kedua. Kalau tidak, aku akan memukulmu habis-habisan!" teriak Liuli Guoguo dengan marah karena melihat dua pengawalnya yang tadi ditampar habis-habisan oleh Ratu. Ratu galak ini kenapa begitu jahat, sih? Kenapa dia bisa seenaknya menampar orang lain? batinnya.
Liuli Guoguo mengangkat tinjunya sambil meraung karena marah-marah ini membuat Ratu begitu marah. Sehingga, dia tidak bisa peduli dan memerhatikan perilaku dan sikapnya sendiri. Setelah itu, dia pun langsung memaki dan memarahi Liuli Guoguo.