Rubah Betina!
Rubah Betina!
Setelah Du Heng keluar, pengawal ketujuh langsung menghela napas lega dan hanya bisa memejamkan matanya saja. Karena tubuhnya begitu berat dan tak bertenaga, bahkan benar-benar tidak bisa digerakkan.
Dua pelayan yang dipanggil oleh Du Heng untuk menjaga pengawal ketujuh adalah Niu Xing dan Niu Ju. Mereka berdua kemudian naik ke kereta kuda. Niu Ju lalu melirik ke pengawal ketujuh yang berbaring lemas. Setelah itu dia langsung saja membuka mulut dan memakinya, "Cih, dia lagi! Dasar rubah betina penggoda pria!"
Niu Xing langsung menarik Niu Ju dan berkata, "Pelankan suaramu saat bicara. Jika Tuan mendengarnya, mati kita!" Niu Ju pun langsung memanyunkan bibir dan merendahkan suaranya.
"Cih, memang pada dasarnya dia itu penggoda seperti rubah betina, kok! Dia ini yang membuat Tuan kita sudah cukup berumur, tapi belum menikah. Dasar rubah betina sialan! Setiap hari cuma tahu menonjolkan payudara dan pantat semok saja untuk memikat pria!" lanjut Niu Ju dengan begitu kejamnya. Seolah, jika Du Heng tidak terpikat oleh pengawal ketujuh, harusnya Du Heng jadi miliknya saja.
Niu Xing yang mendengarkan ucapan Niu Ju ini, juga langsung menatap ke arah pengawal ketujuh. "Tapi, benar juga yang kamu katakan. Wanita ini memang luar biasa sih paras wajah dan bentuk tubuhnya. Jika aku adalah pria, mungkin, aku juga sudah terpikat dan tergila-gila kepadanya," katanya.
Niu Ju membelalakkan mata dan segera melotot ke Niu Xing, dan langsung membalas, "Cih, Dasar tidak berguna!"
Pengawal ketujuh yang memejamkan mata tapi tidak tidur itu mengerutkan keningnya. Dia merasakan rasa sakit yang teramat sangat di dalam hatinya. Aku ini korban, kenapa jadi aku yang disalahkan? Sial! Memang orang-orang ini selalu seperti ini, jika ada wanita yang cantik pasti akan diejek dengan sebutan rubah betina penggoda. Mereka selalu saja menyalahkan wanita cantik jika ada pria yang terpikat oleh wanita cantik. Padahal, jelas-jelas prianya sendiri yang tidak bisa mengendalikan diri! batinnya.
***
Semua orang menganga terkejut sambil memandangi wajah Raja Huayou yang begitu tampan tak tertandingi, tapi sangat dingin itu. Dia pun perlahan menarik istri kecilnya itu dan berhasil menyelamatkan ibu Ratu yang sangat dihormati. Lalu, dia menurunkan istri kecilnya yang begitu emosi dan marah, kemudian memasukkan istri kecilnya itu ke dalam jubah bulu musang warna ungunya, sambil mencubit pipinya yang sangat imut itu.
Semua orang yang melihat ini, mengira kalau Raja Huayou akan memarahi istri kecilnya untuk membela ibunya. Tapi, siapa yang menyangka kalau dia yang sedang mencubit pipi istri kecilnya itu malah berkata, "Dasar kamu ya, di luar sini sangat dingin. Kamu kok bisa keluar hanya menggunakan baju sedikit seperti ini, sih? Kalau kena flu lagi bagaimana?"
Tidak ada tatapan mata untuk menyalahkan Liuli Guoguo sama sekali di wajah Raja Huayou yang begitu tampan tidak tertandingi itu. Dia sama sekali tidak melirik ibunya yang terkejut dan terlihat bodoh, yang saat ini sedang berbaring di tanah bersalju.
Ratu melihat anak kesayangannya yang begitu dingin dengan gaya 'Memanjakan istri, tapi melupakan ibu' itu merasa sangat sedih dan kecewa. Rasanya, hatinya menjadi lebih dingin dibandingkan dengan dinginnya musim dingin.
Xuanyuan Poxi menelan ludahnya dan tidak bisa berkata apa-apa melihat adegan ini. Dia pun langsung menghampiri ibunya dan membantu ibunya berdiri dari tanah bersalju sambil berteriak kepada para pelayan yang masih dalam keterkejutan mereka. "Kalian ini tidak berguna, ya?! Apa kalian tidak bisa segera membantu Ratu untuk berdiri, hah? Pengawal kesini! Cepat pukul para pelayan ini dengan papan sebanyak dua puluh kali! Mereka ini benar-benar tidak berguna!" perintahnya dengan kesal.
"Hah?! Ampun Pangeran kedelapan! Ampun!" kata para pelayan yang langsung tersadar dari keterkejutannya, dan segera minta ampun ke Xuanyuan Poxi atas kelalaian mereka.
Setelah Xuanyuan Poxi memberi hukuman kepada para pelayan, dia langsung menepuk-nepuk punggung Ratu dan berusaha menenangkannya. "Ratu..." panggilnya.
Ratu sedang memegang wajahnya yang memar karena dipukuli Liuli Guoguo. Dia terlihat sangat marah sekali, "Kurang ajar! Kurang ajar! Liuli Guoguo, kamu berani-beraninya memukul ibu mertuamu sendiri? Ini benar-benar tidak sopan dan sangat kurang ajar! Pengawal, cepat tangkap dan bawa pembawa bencana ini!" teriaknya dengan sangat marah.
Selama hidup berpuluh tahun dengan sangat dihormati, Ratu tidak pernah dipermalukan dan diperlakukan begitu buruk seperti ini. Dia benar-benar tidak bisa mentolerir ini semua. Tapi, seberapa lama pun dia berteriak menyuruh orang menangkap Liuli Guoguo, tidak ada satupun dari mereka yang berani maju untuk menangkap 'Pembawa bencana' yang dimaksudnya.