Memberi Kejutan Ke Kakak Po (Bagian 5)
Memberi Kejutan Ke Kakak Po (Bagian 5)
Suara jernih gadis itu terdengar di gendang telinga pemuda itu. Kemudian, dia tidak bisa menahan rasa penasarannya terhadap gadis itu. Dia pun melangkah maju dan mau menginjakkan kaki untuk masuk ke dalam kamar. Tapi, ketika baru menginjakkan kaki, tiba-tiba ada yang menepuk pundaknya.
"Pangeran kedua belas, kenapa kamu berdiri di sini?" tanya Liuli Tian dengan sopannya kepada Xuanyuan Poyu. Sayangnya, pangeran kedua belas masih marah sekali dengan kakak keempatnya, karena menikah dengan pria di depannya sekarang. Dia sudah cukup lama berdiri di sana, dan ragu-ragu masuk ke dalam. Tapi, karena rasa penasaran, dia pun memutuskan untuk masuk ke dalam.
Liuli Tian memandang pangeran kedua belas yang berwajah dingin, yang tak menjawab pertanyaannya dan hanya diam. Dia pun kemudian memberanikan diri untuk melanjutkan ucapannya, "Pangeran kedua belas, apa anda bersedia pindah tempat ke paviliun Shang Feng untuk bicara sebentar denganku?"
Xuanyuan Poyu masih saja diam.
Liuli Tian pun berkata lagi dengan sopan, "Anggaplah ini sebagai simbol anda menghargai kakak keempat anda dan saya." Dalam hatinya dia bertekad, bagaimanapun caranya dia harus menyakinkan bocah di depannya ini untuk menerimanya menjadi suami kakaknya.
Xuanyuan Poyu masih diam dan tak berkata apa-apa. Dan dia hanya mengangguk dengan sangat cepat.
Liuli Tian melirik ke sosok pemuda di belakangnya itu. Dia tahu kalau pangeran kedua belas mengiyakan pergi bersamanya ke paviliun Shang Feng ini, pasti ada yang mau dibicarakan juga.
***
Tiba-tiba, terdengar suara perut kelaparan dari Liuli Guoguo ketika Xuanyuan Mingxin telah selesai menata rambutnya, dan mulai meriasnya dengan berbagai perhiasan mutiara. Setelah itu dia bertanya sambil mengelus perut kecilnya, "Kakak Xuanyuan Mingxin, masih lama kah? Aku lapar sekali!" Hari ini, dia bangun sangat pagi dan langsung datang ke kamar Xuanyuan Mingxin, sehingga belum sempat sarapan pagi.
"Habis ini selesai, kok! Mau bagaimana lagi? Kamu kan mau terlihat sangat cantik di depan adik keenam. Jadi sabar dulu, ya!" jawab Xuanyuan Mingxin sambil memasukkan bunga warna kuning cerah yang ditancapkan di rambut model bunga prem Liuli Guoguo.
"Iya, baiklah!" gumam Liuli Guoguo. Setelah mendengar ini, dia langsung menyemangati dirinya sendiri lagi untuk memberanikan diri dan bersabar. Ini semua dilakukan demi memberi kejutan ke Kakak Po-nya, dengan memperlihatkan dirinya yang berdandan sangat cantik sekali. Jadi, selelah dan selapar apapun, itu tidak masalah.
***
Di paviliun Shang Feng di dalam bangunan Jing Ren, di sekitarnya tampak lantai yang berlapis perak. Pohon dan rumput hijau juga ikut menyaksikan pemandangan di paviliun itu. Seorang pemuda dan seorang pria dewasa yang tampak lemah sedang duduk dengan serius untuk membicarakan topik antara laki-laki.
"Jika ingin aku menerimamu, hanya ada satu cara," kata pemuda itu.
Calon kakak ipar Xuanyuan Poyu awalnya adalah Raja Yi Qianyuan yang sangat terkenal di kerajaan Nanyan. Dia tidak pernah menyangka kalau takdir Raja Yi Qianyuan hanya setengah jalan untuk mendapat kakaknya. Namun, kakak keempatnya malah lebih memilih Liuli Tian yang hanyalah pejabat kecil biasa.
Xuanyuan Mingxin, kakak keempat Xuanyuan Poyu itu menangis, ribut, membuat masalah, dan berteriak minta menikah dengan pejabat kecil itu. Ibu Xuanyuan Mingxin adalah seorang wanita yang tidak punya prinsip. Begitu kakak keempat ribut dan cari masalah, ibunya pun langsung menyetujui kemauan kakak keempatnya.
Sedangkan Raja, ada Ratu si wanita penyihir jahat itu yang selalu membujuknya. Bagi Ratu, jika kakak keempat menikahi seorang pejabat kecil, maka kekuasaan kakak keempat akan lebih kecil daripada menikahi seorang raja dari kerajaan lain. Jadi, tentu saja Ratu senang sekali karena membuat anak seorang selir punya kekuasaan yang tidak besar. Sehingga, dia sangat bersemangat untuk menyetujui kakak keempat segera menikah dengan pejabat kecil.
Sedangkan Xuanyuan Poyu, sampai sekarang dia tidak bisa menerima takdir besar pernikahan kakak keempatnya ini. Dia sama sekali tidak mengakui dan sangat memandang rendah Liuli Tian yang kemampuannya juga sangat biasa.
Mata Liuli Tian bersinar, "Apa caranya?" tanyanya. Pangeran kedua belas bisa memberinya kesempatan saja, itu adalah hal yang sangat baik baginya. Tapi, sayangnya dalam sekejap harapan itu jadi musnah setelah mendengar ucapan Xuanyuan Poyu. Matanya pun kembali menggelap dan seketika menjadi hancur lagi.