Istri Kecilku Sudah Dewasa

Langsung Bawa Aku Ke Sana



Langsung Bawa Aku Ke Sana

3"Oh oh, baiklah" jawab Xiao Denglong sambil melihat arang kayu di pembakaran yang telah habis. Dia pun membatin, Tidak apa deh tempatnya kecil dan tidak ada penghangat. Tapi, kenapa bahkan tidak ada pelayan yang akan menambahkan arang kayunya di malam hari? Cih!      

Xiao Denglong lalu pergi ke samping ranjang Liuli Guoguo dan melihat arang di penghangat tangan juga sudah habis. Tidak heran kalau Nyonya kecilnya kedinginan, "Nyonya kecil tolong tahan sebentar ya. Hamba akan segera mengambilkan arang kayu lagi," katanya.     

Walaupun dua pengawal sedang tidur di ruang sebelah, Xiao Denglong merasa tidak perlu membangunkan dan merepotkan mereka hanya untuk mengambil arang kayu. Masalah sepele seperti ini, dia merasa kalau dirinya juga bisa melakukannya sendiri.     

Xiao Denglong pertama kalinya ikut Liuli Guoguo datang ke bangunan Meng Huo. Dia sangat asing dan sama sekali tidak mengenal daerah ini. Awalnya dia mau mencari seorang pelayan untuk menanyakan di mana tempat menyimpan arang kayu di bangunan Shan ini. Tapi, dia baru menyadari kalau di bangunan Shan ini sangat sepi dan hening. Tidak ada satu orang pun di bangunan ini.     

Karena Xiao Denglong sangat berani, dia pun langsung pergi dan masuk ke bangunan Meng Huo. Tidak lama kemudian, dia dihentikan dan dihalangi oleh seorang pelayan, "Siapa kamu? Apa kamu tidak tahu aturan?! Selir Meng sedang tidur. Kamu tidak boleh masuk seenaknya ke sini!" kata pelayan yang bertugas berjaga malam dengan kening berkerut, mencoba untuk menghalangi Xiao Denglong masuk ke bangunan Meng Huo.     

"Oke, aku tidak akan masuk. Kalau begitu aku tanya padamu, di mana kalian menyimpan arang kayu di bangunan Meng Huo ini? Arang kayu di bangunan Shan sudah habis," tanya Xiao Denglong dengan tidak sabar.     

"Bangunan Shan? Majikanmu tinggal di sana? Siapa memang? Walaupun arang kayu di bangunan Nyonya kami ini sangat banyak. Tapi juga tidak boleh disia-siakan begitu saja. Arang kayu perak itu sangat mahal sekali," kata pelayan itu. Tamu yang tinggal di bangunan Shan jelas bukanlah tamu yang penting, batinnya kemudian.     

"Istri kecil Raja Huayou! Sudah jangan omong kosong lagi kamu. Cepat katakan di mana?!" kata Xiao Denglong dengan panik. Dia sangat panik dan cemas sekali begitu teringat pemandangan Liuli Guoguo yang batuk-batuk parah tadi. Dia takut jika terlalu lama dan tidak segera ke sana, Nyonya kecilnya akan kedinginan dan jatuh sakit.     

Istri kecil Raja Huayou?! tanya pelayan itu dalam hati. Dia sangat terkejut saat mendengar ini. Dia pun kemudian berpikir sejenak dan merasa ada yang tidak benar, "Cih, kamu mau menipu siapa coba?! Raja Huayou yang mulia tinggal di Penglaizhou. Jadi, mana mungkin istri kecil Raja Huayou bisa tinggal dan tidur di bangunan Shan yang semacam itu?!" tanyanya. Bangunan Shan yang begitu, aku saja tidak mau kalau disuruh tinggal di tempat itu! batinnya.     

"Dasar wanita tua! Kamu banyak omong sekali, sih! Kamu mau mengatakannya atau tidak?! Kalau tidak mengatakannya, aku..." kata Xiao Denglong pun marah. Dia tidak mau menghabiskan waktunya dengan sia-sia untuk menjelaskan semua ini kepada pelayan itu. Dia pun langsung menarik kerah leher pelayan itu dan mengayunkan tinjunya ke pelayan tersebut.     

"Kamu, kamu berani sekali mengancamku. Awwwww!!!" kata pelayan tersebut. Melihat pelayan itu masih banyak bicara, Xiao Denglong pun langsung memukulnya. "Kamu benar-benar berani memukulku?!" teriaknya.     

"Kamu mau mengatakannya atau tidak?!" kata Xiao Denglong yang sudah tidak sabar sambil mengayunkan tinjunya lagi.     

"Baik, baik, baiklah. Aku akan mengatakannya!" jawab pelayan itu langsung menyerah. Dia terlihat menutupi sebagian wajahnya yang baru saja dipukul. Tenaga Xiao Denglong sangat besar dan dia bukanlah tandingan Xiao Denglong.     

"Sudah jangan banyak omong. Cepat bawa aku ke sana!" ajak Xiao Denglong sambil menarik kerah baju pelayan itu dan menendangnya ke depan.      

Bangunan Meng Huo kelihatannya sangat besar dan luas sekali. Xiao denglong takut kalau dirinya nanti tersesat dan tidak menemukan tempat penyimpanan itu. Jadi, dia merasa lebih baik menyuruh pelayan itu untuk mengantarkannya langsung ke sana.     

 ***     

Di Bangunan Shan,     

Batuk Liuli Guoguo cukup parah. dia merasa kalau tubuhnya sangat dingin bagaikan es batu, "Xiao Denglong, Xiao Denglong. Aku mau penghangat, uhuk, uhuk, uhuk," keluhnya.     

Liuli Guoguo mencoba bergerak dan membuka selimutnya. Namun begitu bergerak, dia merasakan kepalanya pusing sekali dan dadanya terasa sesak. Di dadanya seolah ada bongkahan batu besar yang menindihnya, sehingga dia sulit untuk bernapas.     

"Uhuk, uhuk, uhuk, aku mau penghangat," keluh Liuli Guoguo sekali lagi. Kaki kecilnya menginjak lantai, lalu dia pun turun dari ranjang. Dengan kesadaran yang tidak sepenuhnya, dia tidak bisa menemukan sepatu musim dinginnya.      

Di sini, tidak ada sandal musim dingin yang berbulu, sehingga kaki Liuli Guoguo sekarang hanya terbungkus kaus kaki kecil berwarna putih. Dia menapakkan kakinya ke lantai yang sangat dingin, lalu berjalan terseok-seok ke pintu kamar. Dia hanya mengenakan satu lembar baju saja, dan langsung merasakan hawa dingin yang sangat luar biasa.     

Otak Liuli Guoguo sangat kacau karena demam tinggi. Dia hanya merasa kalau semua yang ada di sini sangat dingin seperti es dan membuatnya kedinginan sampai gemetaran. Dia ingin segera pergi dari tempat ini dan mencari penghangat, "Xiao Denglong, kamu di mana? Uhuk, uhuk, uhuk, Aku mau penghangat. Dingin sekali di sini," keluhnya lagi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.