Istri Kecilku Sudah Dewasa

Perayaan Imlek (Bagian 3) - Selamat Tahun Baru



Perayaan Imlek (Bagian 3) - Selamat Tahun Baru

1Lentera merah menggantung tinggi dan terdengar suara duar duar petasan berbunyi.      

Selesai menyantap makan malam tahun baru yang lezat. Xuanyuan Pofan telah menyiapkan banyak sekali petasan yang bisa menyala indah. Demi membuat Liuli Guoguo senang, dia sampai menyiapkan dua gudang penuh petasan dan kembang api.      

Si Bacang merah kini sedang bergelantungan di depan Raja Huayou, mendongakkan kepalanya untuk memandangi petasan dan kembang api yang berterbangan menyala indah di langit, "Wow... Wow...Wow....Wow…" gumamnya.     

Xuanyuan Pofan sekarang sedang mengelus rambut di kepala mungil Liuli Guoguo, sedangkan mulutnya tidak hentinya menuturkan, Wow wow wow. Mulutnya terlihat membentuk bulatan yang lebih cemerlang dan cantik dibandingkan bunga. Dia tampak berucap dengan sangat bahagia, sangat sangat bahagia, benar-benar bahagia.     

***     

Bulan benderang menggantung di atas langit, memandangi keramaian di Penglaizhou dan tampak tersenyum memandangi hawa kebahagiaan dari percikan api merah yang indah.     

Di saat ini di kediaman Raja Huayou, pemandangan kembang api dan petasan telah selesai. Di panggung tinggi berkarpet merah, rombongan seniman teater nomor satu di Penglaizhou saat ini sedang menampilkan pertunjukan drama musikalnya.     

Adegan akhir raja harimau dan domba saling berpelukan, berhasil membuat istri kecil Raja Huayou si bacang ini tersenyum bahagia bagaikan bunga. Adegan akhir serigala besar dan kelinci putih kecil saling berpelukan juga berhasil lagi membuat wajah istri kecil Raja Huayou tersenyum sangat bahagia bagaikan anak bodoh. Istri kecil yang imut terlihat tertawa terbahak-bahak dengan bahagianya.     

Padahal semuanya tidak tahu, para seniman yang sedang berakting itu wajahnya sedang penuh dengan keputusasaan. Mereka ini adalah rombongan seniman teater nomor satu di Penglaizhou. Dulu tidak pernah mereka membayangkan kalau Raja Huayou bisa menyuruh mereka untuk menampilkan pertunjukan dongeng anak-anak. Apalagi pertunjukan drama ini tidak sesuai dengan cerita aslinya.      

Hiks hiks hiks... Apa boleh kita tidak menampilkan ini? Kalau ini didengar oleh orang lain, ini benar-benar sangat memalukan, batin para seniman.     

Liuli Guoguo tampak mendongakkan kepalanya ketika memandangi kembang api dan petasan yang begitu indah. Setelah itu, dia menyaksikan drama musikal rombongan seniman, dia pun terlihat tertawa dengan bahagianya.      

Raja Huayou yang tersenyum di samping Liuli Guoguo hanya merasa ini bagaikan kembali hidup. Dia tidak berani percaya bahwa wanita yang sangat dia rindukan selama ini, saat ini sedang tertawa di sampingnya. Senyuman yang lebih cemerlang dibandingkan bintang langit sembilan, hanya dia yang bisa melihatnya.      

Raja Huayou saat ini sudah sangat puas, sangat bahagia. Walaupun dia yang sekarang, masih menjadi seorang gadis kecil yang polos.     

***     

Asap tebal memenuhi langit di perayaan imlek ini walaupun malam sudah larut.      

Liuli Guoguo dibawa ke bak kayu oleh Cui Le dan Ding Xiang untuk dimandikan dan berendam air mawar yang hangat sampai tubuh Liuli Guoguo tercium sangat wangi. Baru saja selesai diusap sampai kering dan mengenakan baju tidur berwarna merah muda, dia sudah langsung jatuh ke dekapan mesra Xuanyuan Pofan.     

Xuanyuan Pofan menggigit wajah mungil Liuli Guoguo, lalu memasukkannya ke dalam selimut yang hangat.      

Cakar mungil Liuli Guoguo mencengkram selimut, mata besar dan jernihnya berkedip-kedip dan menatap tajam ke kakak Po-nya. Ekspresi wajahnya seolah berkata 'Aku menunggumu menceritakan dongeng sebelum tidur, malam tahun baru juga harus menceritakan dongeng sebelum tidur, kan?'.     

Xuanyuan Pofan tentu saja mengerti apa maksud ekspresi itu, kemudian tampak senyuman di wajah tampannya. Dia pun masuk ke dalam selimut, lalu merangkul Liuli Guoguo ke dalam dekapannya, dan mulai bercerita tentang cerita kelinci putih kecil memanen wortel. Cerita ini dia pelajari dari Cui Le.      

Xuanyuan Pofan adalah sosok yang tidak takut dengan apapun, tapi bagi dia justru sangat sulit menceritakan sebuah dongeng untuk Liuli Guoguo. Dulu, ketika dia baru bereinkarnasi, ketika dia masih bayi, pengasuh istana menggendongnya dan menyanyikan lagu keranjang biru dan juga menceritakan dongeng sebelum tidur untuknya.      

Tapi dalam proses itu, Xuanyuan Pofan malah berekspresi sangat dingin, matanya seolah bisa melahap pengasuh istana itu. Pengasuh istana itu lalu ketakutan dan tidak berani lagi bernyanyi atau pun menceritakan dongeng. Jadi baginya, menceritakan dongeng untuk Liuli Guoguo sangatlah sulit. Sangat sulit dan benar-benar sulit.     

Untungnya, Liuli Guoguo tidak pilih-pilih dalam mendengar cerita, dia tidak akan menuntut untuk mendengarkan dongeng baru. Dia bahkan tidak masalah dan tidak akan bosan mendengarkan dongeng 'kelinci putih kecil memanen wortel' ini ratusan kali.      

Malam ini Xuanyuan Pofan menceritakan dongeng 'Kelinci putih kecil memanen wortel' seperti biasanya. Dia merangkul Liuli Guoguo dan menepuk-nepuk lembut punggungnya. Irama menceritakan dongengnya tidak lambat dan tidak juga cepat, lalu Liuli Guoguo yang ada di dekapannya tiba-tiba bertanya.     

"Kakak Po, apakah malam tahun baru kelinci masih saja memanen wortel?"     

Xuanyuan Pofan berpikir bagaimana menjawab pertanyaan ini, belum selesai berpikir tiba-tiba Liuli Guoguo yang ada di dekapannya bertanya lagi, "Kakak Po, kenapa perayaan imlek ada di musim dingin?"     

Xuanyuan Pofan pun menjawab, "Em...karena..."     

"Kakak Po, kenapa perayaan imlek harus menyalakan kembang api dan petasan? Petasan dan kembang api bagus sekali ya!"     

"Kakak Po, kelinci di perayaan imlek apa juga menyalakan kembang api dan petasan?"     

"...."     

"Mungkin." jawab Xuanyuan Pofan.     

"Kakak Po, apa si kelinci putih kecil makan malam tahun baru bersama ibu dan ayahnya?"     

"Em...mungkin."     

"Kakak Po, apakah makan malam tahun baru si kelinci putih kecil ada banyak sekali wortel?"     

"...."     

"...."     

"Kakak Po, kenapa..."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.