Aku Ingin Penghangat Ini(Bagian 2)
Aku Ingin Penghangat Ini(Bagian 2)
Cui Le dan Ding Xiang menghela napas berat ketika melihat Nyonya kecilnya ini diam dan melamun seperti batu. Baru saja menghela napas, mereka sudah melihat Nyonya kecilnya tiba-tiba membuka selimutnya, lalu masuk dan menutupi dirinya dengan selimut.
Liuli Guoguo kemudian mengedipkan mata besarnya dan bertanya, "Itu… Em, Ding Xiang, bagaimana kondisi luka Xiao Denglong?"
Ding Xiang pun menjawab, "Nyonya kecil tenang saja. Tuan telah memanggil tabib hebat untuk memeriksanya. Tabib bilang cukup istirahat beberapa hari saja dan dia akan kembali sehat."
"Em em, kamu suruh dia ya agar istirahat baik-baik ya. Dan harus segera kembali pulih secepatnya!" kata Liuli Guoguo sambil menepuk sudut selimutnya.
"Em, pasti! Nyonya kecil tenang saja! Hamba akan memberitahunya!" jawab Ding Xiang mengangguk.
"Em, Oh iya, Ding Xiang, di lemari bermotif awanku itu ada obat yang bagus sekali untuk menyembuhkan. Apa kamu bisa memberikannya ke Xiao Denglong? Obat itu sangat bagus sekali, campuran tujuh bahan alami. Begitu Xiao Denglong meminumnya, mungkin besok dia akan langsung sembuh." kata Liuli Guoguo dengan mata besar anggurnya yang berkedip-kedip.
"Eh? Sekarang, kah? Xiao Denglong mungkin sudah tidur. Nyonya kecil, lebih baik besok saja aku akan antarkan ke Xiao Denglong." kata Cui Le sambil menepuk-nepuk selimut Liuli Guoguo.
"Tidak mungkin! Perut Xiao Denglong terluka, pundaknya juga terluka. Sekarang pasti dia sedang kesakitan. Ding Xiang, kamu cepat sana antarkan!" perintah Liuli Guoguo dengan wajah sangat serius.
Ding Xiang pun mengangguk dan menjawab, "Em em! Aku akan mendengarkan apa kata Nyonya kecil, hamba akan pergi sekarang juga!" Dia benar-benar sangat bersedia untuk pergi. Hari ini Xiao Denglong terluka karena membantunya, jadi jelas kalau Ding Xiang sangat bersedia jika disuruh mengantarkan obat untuk Xiao Denglong.
"Oh iya, di luar sangat gelap. Ding Xiang penakut. Cui Le, kamu temani Ding Xiang mengantarkan obatnya. Setelah mengantarnya dan kembali, nanti kamu beritahu aku, apa luka Xiao Denglong sudah membaik. Aku akan menunggu kalian baik-baik di dalam selimut!" kata Liuli Guoguo sambil memasukkan tangannya ke dalam selimut dengan sangat patuhnya.
Aduh, karena penakut jadi tidak enak dengan Nyonya kecil. Aduh malu sekali aku, batin Ding Xiang.
Cui Le sedikit ragu, namun dia pun mengangguk dengan bimbang. Ya ampun, Nyonya kecil, apa anda lupa kalau aku juga penakut. Sudahlah, tidak masalah kalau dua orang yang pergi, pikirnya.
Cui Le pun mengambil obat di lemari bermotif awan milik Liuli Guoguo. Setelah mengambil obat, mereka pun keluar dari kamar. Tapi, sebelum itu mereka menoleh dan pamit ke Liuli Guoguo, "Nyonya kecil, kami pergi dulu." kata mereka.
"Em em!" gumam Liuli Guoguo sambil mengangguk dengan sangat patuhnya. Barulah setelah itu Cui Le menutup pintunya.
***
Cui Le dan Ding Xiang sudah berjalan ke arah kamar Xiao Denglong. Namun, ketika belum lama berjalan, tiba-tiba Cui Le teringat sesuatu. Dia pun bertanya kepada Ding Xiang, "Ding Xiang, apa kamu tidak merasa kalau Nyonya kecil tadi terlalu menurut, ya?"
"Eh? Masa sih?" tanya Ding Xiang sambil menggaruk belakang kepalanya, "Sepertinya iya..." lanjutnya.
Cui Le kemudian menghentikan langkah kakinya, lalu menepuk pahanya dan berteriak, "Gawat!" Setelah itu, dia berbalik dan berlari dengan cepat untuk kembali ke kamar Liuli Guoguo.
Sedangkan Ding Xiang hanya diam dan berkata dalam hati, Apanya yang gawat?! Kakak Cui Le, hiks hiks hiks, kenapa kamu meninggalkanku sendiri? Aduh aku takut sekali ini, bagaimana ini, hiks hiks hiks… Mau terus jalan ke kamar Xiao Denglong atau harus kembali ke kamar? Aduh hiks hiks hiks. Apa yang harus aku lakukan ini?! Aku Ding Xiang saat ini sangat ketakutan ini, hiks hiks hiks.
Setelah bimbang cukup lama, Ding Xiang pun akhirnya memutuskan terus berlari ke kamar Xiao Denglong. Karena bagaimanapun, luka Xiao Denglong lebih penting dibandingkan keselamatannya sendiri.
Sedangkan Cui Le, dia berlari kembali ke kamar Liuli Guoguo. Lalu, setibanya di depan pintu, dia pun berhenti dengan napas terengah-engah. Kemudian, saat membuka pintunya, dan ternyata dia melihat ruangannya kosong.