Bacang, Kedepannya Hati-hati Kalau Jalan (Bagian 1)
Bacang, Kedepannya Hati-hati Kalau Jalan (Bagian 1)
Mendengar ini, Xuanyuan Pofan yang awalnya merengut, akhirnya dia bisa kembali santai.
Oalah ternyata itu yang kamu maksud, menakut-nakuti aku saja! batin Xuanyuan Poxi. "Xi San," katanya kemudian ketika memanggil anak laki-laki yang ada di belakangnya, lalu menunjuk ke Liuli Guoguo.
Anak laki-laki itu pun langsung tahu maksud Tuannya. Dia pun mengeluarkan sebuah kantong dari balik lengan bajunya, lalu maju dan membungkuk kepada Liuli Guoguo, "Nyonya kecil Raja Huayou, ini adalah bermacam-macam permen dengan berbagai rasa dari lembah Bai Hua. Ada banyak rasa dari berbagai buah langka, semoga Nyonya kecil menyukainya." katanya.
"Em em, terima kasih!" jawab Liuli Guoguo yang langsung mengangguk dengan bahagianya. Dia lalu mengangkat kepalanya menghadap ke Xuanyuan Poxi, yang sekarang sudah tumbuh cukup tinggi dan berkata, "Terima kasih Kakak Xuanyuan Poxi kurus!"
Jika bukan karena Kakak Po yang melarangnya mencium orang lain, Liuli Guoguo pasti sudah mencium Xuanyuan Poxi sebagai tanda terima kasih. Yeah ada permen baru lagi! Senang sekali! batinnya.
"Liuli Guoguo," panggil Xuanyuan Pofan, "Kemarilah!" lanjutnya dengan suara yang terdengar sangat dingin.
Setelah itu...
Wushhh!
Bagaikan ada angin yang lewat. Xuanyuan Pofan langsung mengangkat tangannya dan mengelus pipinya sendiri yang baru saja dicium oleh Liuli Guoguo, dia masih belum sadar dari keterkejutannya. Sebab, ketika dia memanggil Liuli Guoguo tadi, Liuli Guoguo langsung berlari menghampirinya dan memberi ciuman di pipinya. Ini benar-benar sangat tidak disangka olehnya.
Aku terlalu senang sekali karena dapat permen baru. Jadi tetap harus mencium seseorang untuk mengekspresikan senang ku ini! Karena aku tidak boleh mencium orang lain, kalau begitu aku mencium Kakak Po saja! Hehehehe! Pokoknya aku senang sekali mendapatkan permen baru lagi! batin Liuli Guoguo.
Xuanyuan Poxi dan pengawal di belakangnya, yaitu Xi San, juga sangat terkejut. Liuli Guoguo si persik! Apa kamu harus begitu, hah?! Aku kan yang memberimu permen! Tapi kamu malah mencium kakak keenamku? Apa kamu tidak memikirkan perasaanku, apa?! Huwaahh! batinnya.
Liuli Guoguo yang menerima permen lezat tersebut sudah tidak ada rasa tidak enak ataupun peduli dengan pandangan orang lain padanya. Yang ada di benaknya saat ini hanyalah perasaan senang dan sangat senang. Sehingga, dia tidak bisa menahan diri untuk memberi Kakak Po ciumannya. Sambil membawa permen itu, dia kemudian berkata, "Kakak Po, aku mau pergi bermain dengan Tuantuan!"
Xuanyuan Pofan tampak melengkungkan bibirnya dengan senangnya, lalu dia pun mengizinkan, "Em, sana pergilah!"
Setelah mendapat izin dari Kakak Po-nya, Liuli Guoguo pun berkata kepada Cui Le yang ada di belakangnya, "Cui Le, ayo pergi. Ayo kita main dengan Tuantuan!"
"Em em, laksanakan. Ding Xiang dan Xiao Denglong sepertinya juga sudah selesai memberi si kelinci makan," kata Cui Le sambil mengangguk dengan senangnya, lalu mengikuti Liuli Guoguo dari belakang. Melihat Nyonya kecilnya senang, dia pun juga ikut merasa senang.
Adegan Liuli Guoguo dan Xuanyuan Pofan tadi, kebetulan sekali sepenuhnya disaksikan oleh Ratu. Mata persiknya pun jadi menggelap seketika.
Setelah melihat punggung Liuli Guoguo yang semakin lama menjauh sampai tidak terlihat, Xuanyuan Pofan menoleh lalu mengangkat alisnya dan memanggil adik ke delapannya, "Adik ke delapan, sini, duduk lah!"
Xuanyuan Poxi saat ini baru bisa terlepas dari suasana sedihnya barusan, lalu dia pun duduk di samping Xuanyuan Pofan. Dia kemudian merangkul pundak kakaknya dan memegangi dadanya sendiri, "Kakak keenam, kamu harus membayar denda atas mentalku yang tersakiti," protesnya.
***
Liuli Guoguo yang sedang memegang permen tampak berlari dengan sangat senangnya ke bangunan Ya. Dia tampak seperti bunga mekar yang sedang disambut oleh angin yang berhembus.
Bruaaaaakkk!
Ketika berbelok, Liuli Guoguo tidak bisa berhenti mendadak tepat waktu. Sehingga, akhirnya dia bertabrakan dengan seorang pemuda dari sisi lainnya, "Aduhhh! Sakitnya!" keluhnya.