Istri Kecilku Sudah Dewasa

Bacang, Kedepannya Hati-hati Kalau Jalan (Bagian 2)



Bacang, Kedepannya Hati-hati Kalau Jalan (Bagian 2)

2Xuanyuan Poyu tidak menyangka sama sekali, bisa-bisanya jalan saja sampai bisa ditabrak orang. Tapi, seseorang yang menabraknya ini benar-benar sangat kenyal dan lembut bagaikan tak bertulang, dan juga tercium aroma permen yang kuat sekali.     

"Nyonya kecil, apa anda baik-baik saja?!" tanya Cui Le sambil bergegas memapah Liuli Guoguo.     

"Baik-baik saja kok, hanya kepala saja yang sedikit sakit." kata Liuli Guoguo yang tampak menggelengkan kepala dan mengelus kepalanya yang sakit.      

Liuli Guoguo lalu mengangkat kepala dan melirik ke sesuatu yang keras di depannya. Tapi, kepalanya tidak cukup tinggi untuk terangkat, sehingga dia hanya bisa melihat dada orang di depannya saja. Kemudian, dia pun mengangkat lebih tinggi lagi kepalanya dan akhirnya melihat wajahnya. Kakak yang tinggi besar dan wajahnya terlihat tampan sekali. Tapi, sayangnya keningnya tampak berkerut, sehingga terlihat begitu galak.     

Wow matanya besar sekali! batin Xuanyuan Poyu. Melihat mata besar bagai anggur di atas cadar itu, hatinya pun menjadi bergetar. Dia bersumpah, sejak lahir sampai sekarang, dia tidak pernah melihat gadis yang memiliki mata sebesar dan seimut itu, serta tampak begitu hidup seperti mata gadis di depannya sekarang.     

Xuanyuan Poyu kemudian tersadar dari lamunannya, dia lalu memicingkan mata ke Liuli Guoguo dan berkata, "Heh bacang, ke depannya hati-hati kalau jalan." Selesai bicara, dia pun dengan langkah besarnya pergi buru-buru meninggalkan tempat tersebut. Dia memang datang diam-diam ke sini, dan tidak ingin kakaknya, Xuanyuan Mingxin tahu kalau dia datang.     

"Hei… Kamu! Siapa yang kamu maksud dengan bacang, hah?! Kamu itu yang bacang!" teriak Liuli Guoguo dengan marah sambil mengejar sebentar pemuda itu. Dia sudah dikatai gemuk dan berat oleh ibu dan Kakak Po-nya, sekarang bisa-bisanya dikatai bacang oleh orang yang galak. Liuli Guoguo sangat kesal sekali. Wajah yang bagai bunga mekar tadi pun kini telah berubah menjadi api kemarahan.     

"Cui Le, dia bilang aku bacang. Tidak, tidak, tidak, aku harus makan permen untuk mengurangi emosiku sekarang," kata Liuli Guoguo kepada Cui Le begitu dia berbalik. Lalu, dia pun tampak memanyunkan bibirnya kesal. Setelah itu, dia mengambil permen dari lengan bajunya, membukanya, kemudian memasukkannya ke dalam mulut.     

"Mana mungkin begitu? Dia bicara omong kosong saja itu. Nyonya kecil kamu jangan marah ya, hamba antar Nyonya kecil pergi menemui Tuantuan," kata Cui Le yang segera menghibur dan menenangkan Liuli Guoguo.     

Raja Huayou sangat melindungi dan menjaga Liuli Guoguo dengan baik. Sampai-sampai, tubuh dan kulitnya menjadi lebih lembut dan kenyal daripada orang lain. Raja Huayou takut kalau Liuli Guoguo kedinginan, jadi dia menyuruh para pelayan menyiapkan banyak sekali baju musim dingin untuk dikenakan dengan setebal-tebalnya oleh Liuli Guoguo agar menghangatkan tubuhnya.     

"Oh oh, benar juga, kita kan masih harus mencari Tuantuan, ayo ayo pergi!" kata Liuli Guoguo. Rasa kesal dan emosinya, datang dan pergi begitu cepat. Begitu teringat mau bertemu dengan kelinci cantik dan imutnya, suasana hatinya pun langsung membaik.     

Liuli Guoguo dan Cui Le kemudian mempercepat langkahnya sampai ke bangunan Ya. Tapi, mereka tidak melihat si kelinci, malah melihat Ding Xiang dan Xiao Denglong yang seolah sedang mencari-cari sesuatu di sudut meja sambil berteriak memanggil nama Tuantuan.     

Apa Tuantuan hilang? batin Liuli Guoguo. Dia pun bingung dan akhirnya langsung menghampiri kedua pelayannya itu, "Ding Xiang, Xiao Denglong! Kalian sedang mencari Tuantuan?" tanyanya.     

Begitu melihat Nyonya kecil datang, hidung Ding Xiang langsung terasa masam dan matanya basah. Dia pun kemudian berlari menghampiri Liuli Guoguo sambil menghirup ingusnya dan berkata, "Nyonya kecil, ini salah hamba. Xiao Denglong pergi mengambilkan makan untuk si kelinci, jadi dia memintaku untuk menjaga si kelinci. Tapi, aku tanpa sadar melamun, kemudian kelinci itu sudah pergi tidak tahu kemana."      

Bicara sampai sini, air mata di mata Ding Xiang pun menetes dan sudah tidak bisa ditahan lagi, "Hiks hiks hiks, Nyonya kecil maafkan hamba. Jika si kelinci tidak ketemu, itu semua salah hamba. Anda hukum saja hamba… Hiks hiks hiks.."     

Liuli Guoguo kemudian mengulurkan tangan seputih saljunya, lalu menepuk punggung Ding Xiang dan tersenyum tak berdaya. Uh, Ding Xiang suka sekali menangis ya, batinnya.     

"Ya ampun, Ding Xiang, kenapa kamu menangis tersedu-sedu begitu! Ini kan kita masih mencarinya!" kata Xiao Denglong saat menghampiri mereka. Dia lalu merangkul pundak Ding Xiang, menoleh kepada Liuli Guoguo dan berkata, "Menurut hamba, mungkin Tuantuan sedang bersembunyi mau mengajak bermain. Coba kami cari lagi, pasti bisa menemukannya!"     

"Iya iya, Ding Xiang, aku tidak akan menyalahkanmu kok. Aku akan mencarinya bersama kalian. Tuantuan mungkin mau bermain petak umpet dengan kita! Ayo cepat cari dia. Kalau ketemu nanti, aku akan memukul pantat kecilnya, hehe!" kata Liuli Guoguo yang bergegas melanjutkan ucapan Xiao Denglong untuk berusaha menghibur Ding Xiang.      

Saat ini pun, Liuli Guoguo jadi lebih bersemangat mencari si kelinci, Pasti menyenangkan sekali bisa bermain petak umpet dengan si kelinci yang cantik dan imut, wah senangnya! batinnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.